Chapter 4

Sebuah harapan dan masa depan yang ia susun kini lenyap begitu saja. Hantaman masalah yang mendekati Somali kini membuat wanita berhidung mancung tersebut lebih kuat dari sebelumnya. Seluruh tabir yang selama ini ditutup-tutupi oleh Alex, kini berangsur-angsur terkuak. Bukan hanya sebuah perselingkuhan yang ia dan Amara lakukan di belakang Somalia. Namun sebuah persekongkolan yang tersusun rapi keduanya lakukan untuk menghancurkan bisnis Somalia.

Keduanya ditengarai melakukan tindak penggelapan dana yang dilakukan oleh Amara. Bagaimana tak hancur hati Somi setelah ia mengetahui seluruh kebusukan dari kedua orang yang sangat ia percaya.

"Kamu sudah berkonsultasi Fan?" tanya wanita pemilik bibir merah tersebut. Wanita itu masih terlihat tegas namun tak ada seorangpun yang tahu isi hatinya. Ia mengintrogasi Fani ketika gadis itu masuk ke ruangannya guna memberikan laporan bulanan pada sang bos.

"Sudah Mbak, saya sudah meminta bantuan hukum pada salah satu kantor pengacara dan akan segera melaporkannya pada pihak berwajib," tutur Fani dengan berapi-api. Gadis itu ingin membantu Somi untuk melawan ketidakadilan yang telah dilakukan oleh Mantan calon suami dan karyawan bosnya.

"Aku ingin kasus ini diproses sesegera mungkin agar kedua bedebah itu tak mampu lagi menampakkan wajahnya!" Somi menggertakkan giginya dan mengepalkan kedua tangannya. Wanita itu benar-benar berambisi untuk menghancurkan kedua orang yang ia anggap baik tersebut.

"Tentu saja! Saya siap membantu Mbak!" Fani pun bisa tersenyum lega, pasalnya ia kini melihat sang atasan memiliki semangat lagi.

"Satu lagi, carikan aku pasangan untuk membalas perbuatan mereka! Tak penting penampilan ataupun rupanya karena aku hanya menjadikannya sebagian alat saja. Dan yang paling utama dia berkuasa!" Dengan seringai liciknya, Somi memerintahkan hal yang ia tugaskan untuk Fani. Meski ia tahu bahwa Fani akan kesulitan mencari sosok yang tepat untuknya. Bukan perkara mudah, kriteria yang Somi berikan cukup menyulitkan Fani.

Lalu mengapa tak Somi cari sendiri sosok lelaki tersebut? Atau Somi bisa mendaftar di biro jodoh untuk mencari high quality jomblo untuknya. Somi tak ada waktu untuk melakukan hal-hal yang ia anggap tak penting. Asal Fani dapat ia sudah bersyukur karena ia bukan mencari pasangan yang akan ia nikahi, namun hanya sekedar untuk membalas dendam saja.

"Baiklah saya akan mencarikan biro jodoh untuk Mbak ...."

*

Seorang lelaki yang tak kalah tampan dari sang bos barunya berjalan mendekati ruangan bos yang ia nilai tak kalah semena-mena dari mantan bosnya yang dulu. Dulu lelaki ini sudah kenyang makan amukan dan sindiran dari Prabasonta, namun kali ini tak jauh berbeda. Atasannya lebih tak manusiawi dari Prabasonta. Gandhi tak segan untuk menyuruh Gusti untuk bekerja lebih dari jam kerjanya

Tak ayal double G ini sering tak pulang ke rumah mereka bila banyak kasusnya mengharuskan keduanya bekerja lebih ekstra. Gusti termasuk salah satu karyawan yang sangat berdedikasi pada kantor hukum yang sudah dinaunginya selama lebih dari 5tahun.

Dari kantor hukum inilah ia bisa mendapatkan jodoh yakni mantan sekretaris bos Praba yang bernama Dewi.

"Pak ini file kasus baru kita, kami sudah menemukan beberapa bukti!" Kata Gusti sambil menyodorkan sebuah map berwarna merah pada Gandhi.

Melihat sang bos masih bergeming, Gusti menyadari bahwa Gandhi sedang berpikir keras. Mungkin beberapa kasus yang ia tangani membuatkannya terlihat lebih tua dari umurnya. Coba saja Gusti mengkonfirmasi apa yang ia pikirkan, bila tak mendapatkan makian pasti akan mendapatkan tendangan dari Gandhi.

"Berapa persentase kita memenangkan kasus ini?" Tanya Gandhi masih tak membuka matanya. Ia duduk dengan menyandarkan kepalanya pada kursi kebesarannya. Meski pun ia terlihat santai namun siapa sangka dari sifat diamnya tersebut ia memiliki perasaan yang lebih kuat dalam menghadapi banyak kasus.

"50 persen Pak, bukti kita belum cukup kuat dan kita kesulitan bertemu calon penggugat,"

"Hanya sebuah kasus kecil Gus, gunakan otakmu. Sia-sia perusahaan membayarmu mahal!" umpat Gandhi dengan nada ketus. Untuk sejenak ia melemparkan tatapan tajam pada Gusti dan mulai mempelajari kasus yang Gusti berikan padanya.

"Baik Pak, saya akan berusaha!" Gusti tak mungkin lagi bisa melawan perintah atasannya. Pasalnya ia sungguh tahu bagaimana sifat Gandhi. Pria emosional itu memang tak pernah menyaring setiap kata yang terlontar dari mulutnya. Berbagai sumpah serapah serta makian sering ia dapatkan bila tak sesuai yang Gandhi harapkan. Namun tak sekali dua kali Gandhi juga sering memberinya bonus bila ia mampu mengerjakan tugas dari Gandhi.

"Segera buat janji dengan korban, setelah kau urus biar aku yang maju!" Plak .... Gandhi menutup berkas tersebut dengan kasar.

Melihat temperamen Gandhi yang sedang buruk hari ini, Gusti tak ingin menambah kekesalan dari sang atasan. Segera saja ia meninggalkan ruangan sang bos dengan segudang rencana yang akan ia susun untuk bertemu dengan korban kasus penggelapan dana tersebut.

Temui mama nanti sore di restoran Jepang langganan mama, kalau tidak mama akan menghapusmu dari kartu keluarga! ucapan dari mama Gandhi masih terngiang di telinganya setelah ia menutup sambungan telepon yang baru saja ia terima.

"Wanita tua itu pasti merencanakan sebuah kencan buta lagi untukku!" gerutu Gandhi dengan geram sambil memukul sudut meja kerjanya.

Sudah berkali-kali sang mama mencoba menjodohkan dirinya dengan anak dari teman sang mama. Dari seorang aktivis, dosen, serta pemain biola tak juga bisa menarik hati Gandhi. Hingga suatu hari sang adik menggodanya bahwa Gandhi lelaki yang tak doyan pada wanita. Hal itu membuatnya naik pitam. Dan hampir saja memutus kucuran dana yang selalu ia berikan pada sang adik perempuannya.

"Kelainan seksual? Apa dia sudah tak waras?" sumpah serapah ia lontarkan pada sang adik kala itu. Ia begitu tak terima sang adik mengatainya menyukai sesama jenis.

**

Aku masih mencoba, berkelana, juga mencari

Ini adalah metamorfosis hidupku nan hakiki

Mendalami tiap hentakan langkah kaki

Aku berpegang pada keyakinan diri

Dari beribu sangsi yang membelenggu mimpi dan ambisi

Tebal tipis kabut kemunafikan kuperangi

Tersandung di tengah jalanan terjal bergerigi

Sekalipun tak membuat diri ini berhenti

Kusandarkan lelahku pada satu mimpi

Kubawa tangisku pada satu ambisi

Gerbang akbar sepanjang zaman kokoh berdiri

Tampak tegak menjulang tinggi

Tak lagi andai namun pasti, kubuka gerbang mimpi dan ambisi

Di dalamnya bertaburan bintang-bintang sejati

Berkilauan cahya ketulusan hati para insan berdikari

Kudapatkan sambutan sepenuh hati atas segala yang kulalui

Seakan semesta turut bersaksi, antara aku bersama mimpi dan ambis

Wahyu Eka Nurisdiyanto

Terpopuler

Comments

Dania

Dania

Asa selalu datang 💕💕💕💕💕💕

2021-11-30

0

Arlin Anggita

Arlin Anggita

p
qqqqPpppppp

2021-06-08

0

Dhina ♑

Dhina ♑

ini 👍👍👍 ku

2021-04-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!