Plak.. tamparan keras mendarat di pipi Jordan. Daddy Raka sangat murka pada Jordan. Dia tidak menyangka putra yang sangat di percayai mampu menodai kepercayaannya.
“Sabar, mas.” Mommy Ayu memegangi lengan suaminya.
“Kenapa Daddy menamparku?” Jordan yang tidak tau apa yang terjadi pun terkejut saat dia baru saja pulang dari Jogja namun sudah mendapatkan hadiah bogem mentah dari Raka.
“Apa Daddy pernah mengajarimu bersikap kurang ajar pada perempuan? Ha?” Bentak Raka.
Jordan makin tidak mengerti dengan situasi. Selain mommy Ayu dan Daddy Raka, ada Jessica dan Naya di ruangan itu. Ruang keluarga di rumah utama.
“Maksud Daddy apa?” meminta penjelasan, “mom?” melirik mommy Ayu. Mommy Ayu menangis sesenggukan. “Jess?” beralih menatap pada adiknya. Jessica terlihat menahan amarahnya, dia menatap tajam Jordan dengan tatapan membunuh.
“Ada apa ini?” Jordan semakin bingung.
“Jessi kecewa sama kak, Jo. Apa lebihnya dia dari Salsa?” berteriak sembari menunjuk Naya yang berdiri dengan gemetaran tak jauh dari sana, “Salsa tulus banget sama kak Jo selama ini tapi balasan kakak apa? Kak Jo malah tidur dengan perempuan murahan itu! Kak Jo menj*jikan..” kelakar Jessi.
Daddy Raka yang melihat Jessi sedang emosi dalam keadaan hamil pun khawatir.
“Bawa Jessi kedalam!” titahnya pada mommy Ayu yang masih memegangi lengan Daddy Raka. Mommy Ayu ragu untuk bertindak, jika dia membawa Jessi meninggalkan tempat itu, bagaimana dengan Jordan? Bagaimana jika Raka menampar Jordan lagi? Sebagai seorang ibu dia tidak rela anaknya terluka apalagi karena suaminya.
“Kau tidak mendengarkan kata suamimu, Ayu?” tekan Raka karena Ayu tidak bergeming.
“Tapi, mas,”
“Jessi tidak mau pergi, Dad. Jessi mau disini mencabik-cabik wajah dia yang sudah menyakiti hati sahabat Jessi,” potong Jessi.
“Sayang, kamu ke kamar dulu. Daddy akan bicara dengan kakakmu.” Tutur Raka lembut.
“Tidak mau Daddy.” Tolak Jessica.
“Ayu…” memandang istrinya dengan tajam. Raka enggan mendengarkan Jessica. Dia hanya peduli dengan Jessica dan janinnya.
“Biarkan Jessica disini, mas.”
“Putri mu hamil Ayu, kau tidak khawatir padanya?” tanya Raka dingin.
“Ba-baiklah,” melepaskan tangannya dari lengan Raka dan melangkah menghampiri Jessi, “kita ke kamar ya sayang!” ajaknya pada Jessica.
“Tidak mau, mom. Jessi mau disini.”
“Sayang ini demi kebaikanmu,” tutur Raka, “menurut pada Daddy ya!” lembut namun terdengar tegas.
“Ayo sayang!” Ajak Ayu.
Jessica ragu dan memandang Jordan. Dia memang kesal pada Jordan namun tidak tega meninggalkan Jordan bersama Daddy Raka yang sedang marah. Jessi takut Daddy Raka memukul Jordan lagi.
“Pergilah.. Aku bisa mengatasi Daddy.” ujar Jordan seakan memahami arti tatapan Jessi. Jessi akhirnya menurut.
“Jangan pukul anakku lagi!” Tegas mommy Ayu sebelum pergi dari sana bersama Jessi.
“Memang dia hanya anakmu saja?” Gumam Raka kesal.
Setelah mommy Ayu membawa Jessica pergi, hanya tersisa Jordan, Daddy Raka dan Naya di tempat itu.
“Sekarang jelaskan pada, Jo. Apa yang terjadi kenapa Daddy menampar Jo?” menatap wajah Raka yang masih terlihat marah.
“Dan, kau! Kenapa kau disini?” memandang Naya sinis.
“Jaga ucapanmu, Jo! Jangan kasar pada perempuan.” Tegur Raka.
Jordan beralih memandang Raka dengan penuh pertanyaan. “Ada apa Daddy?jelaskan pada Jordan kenapa Daddy marah!”
“Kalian berdua duduklah!” ucap Raka agar Jordan dan Naya duduk di sofa. Pun, Raka juga duduk di sofa berbeda.
Jordan menuruti Raka dan duduk di sofa dengan jarak satu meter dengan Naya.
“Naya, katakan pada Jordan apa yang kamu inginkan darinya!” perintah Daddy Raka.
“Apa maksudnya?” Jordan mengurut dahi tidak mengerti.
“Ayo, nak. Katakan saja, tidak papa jangan takut.” Tutur Raka lembut pada Naya yang terlihat ketakutan mendapatkan tatapan tajam dari Jordan.
“A-aku mau Jordan menikahiku, om.” Ucap Naya terbata-bata.
“Apaaaa?!”
“Kau dengar Jordan apa yang diucapkan Naya?”
“Jordan dengar, tapi, kenapa Jordan harus menikahinya, Dad?” memandang Raka lalu beralih memandang Raka, “apa-apaan kau itu, apa kau gila?!” Sentaknya emosi.
“Kau harus menikahiku, Jo. Kau sudah,” tidak melanjutkan ucapannya dan menangis.
“Kau sudah apa? Lanjutkan ucapanmu, jangan setengah-setengah!” Jordan menjadi galak dan tidak sabaran.
“Jaga sikapmu, Jordan!”
“Dia gila, dad. Bisa-bisanya dia memintaku menikahinya,” Jordan geleng-geleng kepala.
“Tapi kau harus menikahiku, Jo. Kau mengambil keperawanan ku,” cetus Naya sontak membuat kedua mata Jordan membeliak.
Sementara Raka menahan amarah di dadanya dengan memejamkan matanya sejenak. Dia merasa gagal mendidik putra sulungnya. Bagaimana Jordan bisa mengambil keperawanan seorang gadis tanpa ikatan pernikahan?
“Apa katamu? Aku mengambil keperawanan mu? Kau menghayal, kapan aku tidur denganmu? Jangan ngarang,” Jordan tidak terima mendapat tuduhan tak berdasar dari Naya. Bahkan bisa dikatakan fitnah bagi Jordan.
Raka melirik Naya meminta penjelasan akan ucapan Jordan. Naya menciut mendapat tatapan tajam dari Jordan, dia buru-buru berucap, “aku punya buktinya.”
“Bukti? Bukti apa? Jelas-jelas kau mengarang, memang siapa yang sedang kau bodohi, Nay?” Jordan berdiri sambil berkacak pinggang di hadapan Naya.
“Jordan..” tekan Raka agar putranya menguasai situasi dengan tenang.
“Coba tunjukan buktinya pada om, Nay!” tutur Raka.
“Bukti apa Daddy? Dia hanya mengarang, aku tidak pernah tidur dengarnya. Sama sekali tidak pernah!” rahang Jordan mengeras. Dia tidak bisa bersabar dengan cerita bohong yang di bawa Naya.
“Aku punya buktinya, om,” mengeluarkan beberapa lembar foto yang menunjukan dia dan Jordan di atas ranjang yang sama dengan posisi Jordan memeluknya. Jordan tampak bertelanjang dada sementara Naya berbalut selimut, tidak kelihatan apakah berpakaian atau tidak.
Saat menerima foto yang di berikan oleh Naya, Raka langsung melotot pada Jordan.
“Aku tidak pernah tidur dengannya, dad,” elak Jordan setelah mengintip foto yang berada di tangan Raka.
“Kau jangan seperti itu, Jo. Aku bahkan sudah menyerahkan segalanya padamu tapi kenapa kau begini.” Air mata bercururan keluar dari pelupuk mata Naya. Dia menangis dengan menyedihkan, seakan dia paling menderita saat ini. Meminta orang lain untuk bersimpati padanya.
“Hentikan omong kosong mu! Kapan aku seperti itu padamu, ha? Kapan?” Jordan mendekati Naya tangannya melayang di udara hampir menampar Naya.
“Jordan!” Bentak Raka sigap bediri dan menahan Jordan. Naya pun menunduk ketakutan melihat Jordan kalap hampir menampar nya.
“Dia kehilangan akalnya, Dad. Dia berbohong, aku harus memberinya pelajaran untuk menyadarkannya.” Ujar Jordan masih dalam kendali Raka.
“Aku tidak berbohong, om.” isak tangisnya memenuhi ruangan itu. Sangat menyayat hati bagi siapapun yang mendengar nya.
“Bohong!” Seru Jordan.
“Tidak!” Teriak Naya. Teriakan keduanya menggema.
“Kau..” Jordan hendak maju untuk menerkam Naya namun di tahan oleh Raka.
“Tenang Jo!” berbicara sambil menahan kedua bahu Jordan.
“Dad, dia bohong, dad.” Jordan frustrasi menatap Raka memohon kepercayaan. Raka menangkup wajah Jordan dan menatapnya intens, “tenangkan dirimu, oke..”
“Hah..” teriak Jordan melepaskan diri sedikit menjauh dari Naya.
Raka pun menoleh pada Naya. “Kau pulang lah dulu, nak. Kita bicarakan masalahmu dan Jordan nanti setelah kalian sama-sama tenang. Om akan menyuruh sopir untuk mengantarmu.” tutur Raka.
“Baik, om,” Naya mengangguk lalu berdiri dan melangkah keluar dari ruangan itu.
Sementara Raka memberi instruksi pada pengawal yang tidak jauh dari sana untuk mengantar Naya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
⏤͟͟͞R◇Adist
wahh mintak dihajar ini naya
2021-09-17
0
Yovi Ramadani Safitri
jgn percaya daddy raka... daddy raka kn cerdik
2021-08-26
0
Yovi Ramadani Safitri
lanjut thor
2021-08-26
0