Tania menyusul Salsa ke kamar setelah mengunci pintu. Dilihatnya Salsa bersembunyi di bawah selimut. Tanpa bertanya pun Tania tau jika Salsa saat ini tengah menangis. Tania bingung harus bersikap bagaimana? Dia memaklumi emosi Salsa yang tidak stabil karena tekanan masalah yang Salsa hadapi juga perasaan cemburu pada Naya yang selalu berada di dekat Jordan. Namun, putus, Tania merasa itu bukan keputusan yang tepat.
“Saa, are you oke?” duduk di tepi tempat tidur sorot matanya memandang selimut tebal yang digunakan Salsa untuk bersembunyi.
“Aku mutusin Jordan,” ucap Salsa jujur.
Tania tau, dia tidak sengaja menguping pembicaraan Salsa dan Jordan saat akan mengantar minuman. Akhirnya Tania membawa minuman itu kembali ke dapur.
“Kamu nggak papa?”
“Aku gak papa, Tan. Tinggalkan aku sendiri, aku ingin tidur, bisakah?” pinta Sasla. Lebih tepatnya Salsa ingin menangis tanpa ada yang mengganggunya. Self healing terbaik memang menangis dan tidur.
“Baiklah, panggil aku jika kamu membutuhkan sesuatu.”
“Iya..” Tania keluar dari kamar Salsa. Dia memberikan waktu untuk Salsa menyendiri.
Usai Tania keluar dari kamarnya, Salsa membuka selimutnya dan duduk bersandar punggung tempat tidur.
“Maaf, Jordan. Saat ini masalah hutang papa sudah cukup membuatku pusing, aku tidak ingin terbebani dengan masalah Naya lagi. Aku sungguh lelah.” Gumamnya pelan.
Sementara Jordan, dia pergi ke apartemen Naya untuk membuat perhitungan pada Naya.
Tok.. tok.. tok.. Jordan mengetuk dengan keras pintu apartemen Naya. Hingga beberapa saat kemudian pintu itu terbuka.
“Siapa sih yang bertamu nggak sopan?” Cetus Naya sembari membuka pintu. Dia membelalak saat tau siapa yang bertamu, “Jo-Jordan?”
Jordan menerobos masuk ke dalam apartemen Naya menyenggol tubuh Naya hingga perempuan itu hampir terjatuh karena kurang keseimbangan tubuh.
Naya tersenyum senang, tidak ada angin tidak ada hujan sang pujaan hati berkunjung ke apartemennya.
“Jo, aku senang kamu kesini. Kamu mau minum apa?” tanya Naya.
Jordan melirik tajam Naya. Dia sudah duduk dengan posisi tegap di sofa empuk ruang tamu .
“Aku kesini tidak untuk minum denganmu. Duduklah, aku perlu bicara dengan mu?” menunjuk kursi sofa single di hadapannya.
“Meskipun begitu aku tetap harus membuatkan minum untukmu,” senyum manis selalu Naya sematkan di wajah Ayu nya setiap bersama Jordan. Dia ingin Jordan melihat betapa cantik wajahnya saat tersenyum.
“Tunggu sebentar, aku akan membuatkan minum untukmu.” Mengelus pundak Jordan sekilas dan melangkah menuju dapur.
“Aku bilang duduk! Apa kau tuli?” Sentak Jordan hingga membuat Naya mematung.
Jordan menyentaknya, mengapa Jordan seperti itu? Dia selalu bersikap baik pada Jordan. Tapi, kenapa sekarang bersikap kasar?
Naya menoleh dan berbalik melangkah menuju sofa single, dengan hati-hati dia mendudukan dirinya disana.
“Ka-kau mau bicara apa?” tanya Naya setengah ketakutan.
Jordan memasang wajah dinginnya. Tidak ada keramahan sama sekali di wajah Jordan, hanya ada aura kekesalan di sana.
“Apa yang kau lakukan pada Salsa?” tanya Jordan tanpa basa-basi.
“A-aku tidak melakukan apapun.” Jawabnya terbata-bata.
‘Salsa lagi, salsa lagi. Kenapa perempuan itu selalu mengganggu?’ batin Naya kesal.
“Aku mau jawaban yang jujur dari mu!” menatap tajam Naya. Sorot mata tajamnya seakan mengisyaratkan jangan berbohong padaku!
“Memang apa yang ku lakukan padanya? Apa dia mengadu padamu? Cih, tukang ngadu,” cibir Naya.
“Aku bertanya padamu, jangan mengalihkan pertanyaanku! Kau jawab saja apa yang ku tanyakan!” Tekan Jordan, “selagi aku bicara baik-baik, jawab pertanyaanku. Apa yang kau lakukan pada Salsa?”
“Aku tidak melakukan apapun,” dia tidak berani menatap kedua mata Jordan.
“Kau yakin tidak melakukan apapun?”
“Ya.”
“Baiklah, kau yang mulai. Aku tidak akan segan lagi. Selama ini aku bersikap baik kepadamu tapi kau malah menyalahartikan kebaikan ku. Mulai hari ini kau bukan lagi bagian perusahaanku!” Tegas Jordan sembari beranjak. Dia tidak ingin berlama-lama di tempat itu.
“Memang apa yang ku lakukan padanya, ha? Apa yang dikatakan perempuan itu hingga kau seperti ini padaku?” Teriak Naya. Dia tidak terima Jordan memutuskan hubungan kerja sama mereka.
“Tanpa ku beritahu pun, kau tau apa yang kau lakukan padanya. Kenapa kau seperti ini? Aku sudah memperingatkan mu untuk tidak mengusik Salsa tapi kau semakin berulah. Kau membuatku muak, Nay!” Balas Jordan.
“Aku cinta padamu Jordan. Apa kau tidak tau asalanku selama ini? Aku mencintaimu!” Naya mengungkapkan perasaan nya pada Jordan.
Jordan memejamkan matanya sejenak dan membuka matanya sembari menghela nafas. “Kau tau apa jawab ku, Nay. Aku sangat mencintai Salsa!” Ucap Jordan tegas.
“Tapi dia tidak layak untukmu. Hanya aku yang layak untukmu. Kau lupa apa yang kau katakan pada papa. Kau akan menjagaku karena rasa bersalah mu. Kau lupa?” Naya mengusik kejadian beberapa tahun silam.
Singkat cerita, Saat itu Naya terlibat masalah karena mengusik kehidupan Jessica, adik kandung Jordan. Jordan yang tidak terima Jessica di jahati akhirnya membalas dendam pada Naya. Jordan membuat keluarga Naya bangkrut. Papa Naya depresi karena kebangkrutan mereka. Semua keluarga Naya meninggalkannya. Hanya tersisa papa dan Naya di keluarga itu.
Hingga suatu ketika papa Naya mendatangi Jordan dan memohon ampun sembari berlutut pada Jordan untuk mengampuni kesalahan Naya. Jordan tidak bisa memaafkan kesalahan Naya. Hal itu membuat papa Naya semakin depresi, dan mencoba bunuh diri. Keadaan papa Naya semakin berantakan setiap harinya, pun Jordan menemui papa Naya dan mengatakan sudah memaafkan Naya.
Di detik-detik terakhir kehidupan papa Naya, beliau memohon kembali pada Jordan untuk memaafkan Naya dan memberinya pekerjaan yang layak karena Naya tinggal sendirian. Semua orang meninggalkan Naya, papanya tidak akan tenang pergi jika Naya tidak memiliki tumpuan. Jordan yang merasa iba pun berjanji akan menjaga Naya dan memberinya pekerjaan yang layak. Jordan merasa bersalah karena secara tidak langsung dia lah penyebab kemalangan yang terjadi di keluarga Naya. Namun, Naya malah menyalahartikan kebaikan Jordan dan memendam perasaan pada Jordan. Dia lupa apa yang pernah dia lakukan pada Jessica!
“Nay, sejak kematian papa mu aku selalu mendukungmu dalam segala hal termasuk karir dan pendidikanmu. Saat kau mulai sombong dan bersikap angkuh pada orang lain pun aku selalu membereskan kekacauan yang kau lakukan. Saat aku harus bersitegang dengan Jessica karenamu, kau lupa siapa yang ku bela? Dirimu! Tapi, bukan berarti aku mempunyai perasaan padamu. Itu semua ku lakukan atas bentuk tanggung jawab dan rasa bersalah ku karena menyebabkan kemalangan di keluargamu. Aku selalu mentolelir sikap manja mu, sikap kurang ajarmu, aku berharap kau berubah. Tapi, kau tidak berubah justru semakin menjadi-jadi. Kini kau berusaha mengusik hubunganku dengan Salsa, apa aku harus tetap diam dan berpura-pura tidak tau? Tidak!! Aku tau kau selalu mengganggu Salsa dan membuatnya cemburu padamu, aku diam karena memberimu kesempatan untuk berubah, tenyata kau tidak akan pernah berubah. Aku salah menilaimu. Mulai hari ini aku tidak akan peduli lagi padamu. Karir dan masalah mu kau urus sendiri.” Ucap Jordan panjang lebar. Dia ingin Naya tau mengapa dia bersikap baik pada Naya selama ini. Bukan karena memiliki perasaan pada Naya, namun semata-mata hanya karena rasa bersalahannya pada mendiang papa Naya.
Naya bergeming, “kau tidak bisa begini padaku, Jordan! Aku sangat mencintaimu, dia tidak layak untuk mu, Jo!” Raung Naya emosi.
“Aku yang memutuskan siapa yang layak bersama ku, Nay. Bukan dirimu.” Balas Jordan datar namun mengena di hati.
Naya geleng-geleng kepala, “apa yang kau lihat darinya? Kenapa kau tidak bisa melihatku sekali saja? Aku yang selalu berada di dekat mu, bukan dia? Kenapa, kenapa harus dia?” air mata mulai menganak sungai di sekitar an wajah Naya. Make up di wajah ayu nya semakin luntur karena buliran air mata.
“Karena aku mencintainya, bukan mencintaimu. Apa sekarang kau paham kenapa dia dan bukan dirimu?” sikap Jordan tenang namun dia selalu melontarkan kata-kata yang cukup pedas pada Naya.
Naya tersulut emosinya, dia menjerit histeris, “tidakkk! Kau bohong, aku tidak mau mendengar apapun dari mu, hiks hiks,” menutup kedua telinganya.
Jordan meraih tangan Naya dan menjauhkannya dari telinga Naya. “Dengar baik-baik, semua yang ku katakan padamu adalah kebenarannya. Tidak ada satu pun kebohongan yang keluar dari mulutku! Kau paham?” jelas Jordan sembari melepaskan tangan Naya.
Naya lemas dan merosot ke lantai dengan posisi bersimpuh.
“Hiks hiks, kau jahat Jo, kau jahat, hiks hiks.”
“Aku akan menganggap kau mengerti semua yang ku ucapkan. Tidak perlu mengantarku.” Jordan membalik tubuhnya dan meninggalkan Naya.
Naya memandang sendu punggung Jordan. Dia ingin menahan Jordan untuk tetap tinggal namun tubuhnya tidak berdaya dia merasakan lemas akan ucapan-ucapan pedas yang keluar dari mulut Jordan.
“Kau jahat, Jo. Aku akan membalas mu!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Yunni Hary
baru keluar jurus tegasny jordan tu kn kapooook naya😡😡, ayo thor up lg ku menunggu🤗🤗❤️💙❤️💙
2021-08-24
1
Heny Hennay🌻
hempaskan aj deh orag kayak naya itu...
bkin resek aj....
knp gk dri dlu kmu tegas gt ma naya...
tp gpp skrg hrus fkus sma salsa ...
salsa juga knp gk gk terbuka am jordan...
pdhal jordan syang bgt lo....jrang2 sa cwo kya jordan....nangis juga kan pdhal yg mnta ptus siapa...
2021-08-24
1
Bening Wahyuti
sudah deal putus,baru tegas😕
2021-08-23
0