FOLLOW INSTAGRAM AKU YAH TEMEN-TEMEN
@n.lita.s DI SANA AKU BAKALAN SHARE NOVEL-NOVEL AKU JUGA SPOILER :-)
***MAKASIHHH...
**************************************************************************************
Salsa dan Jordan menghabiskan waktu malam minggu mereka dengan berjalan kaki menyusuri sepanjang jalanan Malioboro sampai titik 0 km. Malioboro adalah salah satu tempat yang menarik wisatawan untuk datang ke Yogyakarta. Di sepanjang jalan Malioboro terjejer rapi toko-toko yang menjual berbagai macam barang, dari batik hingga pernak pernik yang dapat di jadikan oleh-oleh bagi wisatawan yang sedang berkunjung di kota Jogja. Selain itu bagi pecinta Mall, ada juga satu Mall di kawasan jalan Malioboro, yang bernama Malioboro Mall. Ada juga matahari departement store dan Ramayana pusat belanja emak-emak yang sering mencari barang diskon beli dua gratis satu.
Bagi wisatawan yang mencari hiburan mereka akan menemui pertunjukan angklung setiap malam yang di gelar di salah satu sudut jalan Malioboro. Jika, ingin melihat live musik, wisatawan bisa datang ke area sekitar alun-alun utara. Tepatnya di sebelah timur alun-alun utara ada deretan cafe yang menyuguhkan panggung live musik. Yang terkenal nama cafenya “pendopo lawas”.
Seperti saat ini, Jordan dan Salsa sedang menikmati penampilan angklung dari musisi jalanan di Malioboro.
“Itu kotak buat apa, Sa?” Jordan berbisik sembari pandangan matanya mengarah pada kotak kardus yang di bawa oleh salah satu anggota musisi angklung.
Maklum, Jordan baru pertama kali berjalan kaki di jalanan Malioboro. Biasanya dia hanya menemani Jessi ke Malioboro Mall saat berada di Jogja. Atau sekedar menemani yangti ke pasar bringharjo.
“Kamu ga tau?itu nanti orangnya muter in penonton, nah penonton bisa kasih seikhlasnya. Istilahnya kaya nyawer gitu aja lah,” jawab Salsa.
Dia menganggukan kepala mendengar jawaban Salsa. Lantas, Jordan pun merogoh dompet dari saku celananya, “ini,” menyerahkan satu lembar uang senilai lima puluh ribu rupiah pada Salsa.
“Buat?”
“Mengapresiasi penampilan mereka,” jelas Jordan.
“Lima puluh ribu doang?” tanya Salsa geleng-geleng kepala, “pelit banget, tambah dong,” pintanya dengan tangan menengadah.
“Biarin, duit Jordan ‘kan banyak.” batin Salsa.
Jordan menengok kanan kiri dan berbisik pada kekasihnya, “jangan keras-keras bilang aku pelit. Duit cash aku tinggal itu doang di dompet,”
“What? Seriusan?” tanya Salsa tidak percaya.
Jordan nyengir sambil menganggukan kepalanya, “pake uang mu dulu, nanti aku ganti dua kali lipat,” ujar Jordan.
“Tiga kali lipat,” tawar Salsa ingin untung yang lebih.
“Oke,”
Jordan langsung menyetujui permintaan Salsa. Di lanjutkan Salsa yang mengambil tambahan uang untuk mengapresiasi pertunjukan itu. Satu lembar uang seratus ribuan dan satu lembar uang lima puluh ribuan Salsa masukan ke kotak kardus itu.
“Habis ini kita makan yaa, aku lapar!” ajak Salsa.
“Boleh, kamu mau makan dimana? Kalau ke lesehan kita mampir ATM dulu, ya!”
“Nggak usah, nanti aku yang bayar,” tukas Salsa.
Jika hanya untuk membayar makan dia dan Jordan, Salsa masih mempunyai cukup uang.
“Aku makan nya banyak, kamu sanggup bayar?” goda Jordan.
*“Kalau cuman makan di lesehan mau dua puluh porsi juga aku sanggup, sekalian beli tenda nya juga sanggup,” terang Salsa sambil mengangkat dompetnya tinggi. Dompet berwarna pink *muda dengan merek Louis Vuitton hadiah dari Jordan.
Makan di lesehan sudah menjadi kebiasaan bagi keduanya. Meskipun Jordan terlahir di keluarga konglomerat namun, dia tidak malu makan di warung tenda pinggir jalan. Justru kadang-kadang mereka malah menemukan tempat makan rasa restoran bintang lima di pinggir jalan. Sudah enak murah dan porsi banyak. Pas sekali bagi Salsa si anak perantauan.
“Bebek goreng dua, nasi putih nya tiga, sambal bawang, sambal tomat, terus kobis goreng sama terong goreng nya jangan lupa, ya, pak!” Salsa terlihat mendikte pesanannya pada pelayan di warung kaki lima.
“Minumnya apa mbak?”
“Es lemon tea satu sama es teh saja, pak,”
“Baik, mbak.”
Kali pertama Salsa memesan es lemon tea saat dia dan Jordan makan di pinggir jalan.
“Ini es lemon tea, Sa?” Jordan melongo saat bapak pelayan membawakan es lemon tea yang di pesan oleh Salsa.
“Iya,” Salsa menjawab lalu menyeruput es nya dengan pipet warna-warni.
Manik mata Jordan masih tertuju pada gelas yang di pegang Salsa.
“Kenapa?” tanya Salsa.
“Bukannya ini cuman es teh di kasih jeruk nipis ya?” Ceplos Jordan.
“Sttttsss, jangan keras-keras, ini es lemon tea versi lokal, jadi nggak ada lemonnya beneran,” jelas Salsa pada Jordan.
“Lah, kamu di tipu dong, kalau nggak ada lemonnya?” Jordan sudah beranjak berdiri hendak membuat perhitungan pada pak pelayan.
“Mau kemana?” Salsa menarik ujung baju Jordan sembari menengadah menatap lelaki itu.
“Buat perhitungan lah,”
“Nggak usah, memang versi nya gini, cepet duduk jangan malu-maluin,” tekan Salsa hingga Jordan mengalah dan kembali duduk.
“Masa es lemon tea pakai jeruk nipis,” Jordan yang terbiasa minum es lemon tea asli merasa di tipu.
“Ah, anak sultan mana paham. Kalau pakai lemon asli mahal, Jo. Walaupun cuman pakai jeruk nipis rasanya enak kok, coba aja kalau enggak percaya, nih.” Menyodorkan gelasnya pada Jordan yang langsung di terima oleh lelaki itu.
“Aku cuman ngicipin dikit doang,” kata Jordan.
Jordan menyeruput es lemon tea versi lokal milik Salsa hingga tandas tanpa menyadarinya.
“Katanya cuman icip-icip tapi dihabisin,” sindir Salsa yang terpaksa memesan lagi es lemon tea dua gelas. Karena miliknya telah di habiskan oleh Jordan.
“Iya maap.”
Jordan enggan mengakui jika es lemon tea yang dia minum rasanya cukup enak. Gengsi dong!
Drttt... saat mereka tengah makan, ponsel Jordan berdering. Jordan merogoh ponselnya dengan tangan kiri karena tangan kanannya terkena sambal tomat.
“Kok nggak diangkat?” tanya Salsa penasaran. Mengapa Jordan justu meletakan ponselnya di meja dari pada mengangkat panggilan masuk itu.
“Malas, nggak penting,” jawab Jordan.
“Ow,” Salsa hanya menanggapi dengan ber “oh” ria.
“Kamu nggak tanya siapa yang telepon?” Jordan menaikkan sebelah alisnya. Mengapa Salsa tidak seperti Jessi si tukang kepo. Jessi selalu penasaran pada telepon masuk di ponsel Yoga saat mereka tengah berkumpul.
“Kan enggak penting, jadi aku gak perlu tau sih,” Salsa menjawab dengan cuek lalu melanjutkan makannya.
Dering ponsel kembali terdengar beberapa saat kemudian, hingga membuat Salsa merasa tidak nyaman.
“Angkat aja kenapa sih? Berisik tauk,” gerutu Salsa.
Jordan mengambil lagi ponselnya dari atas meja. “Kamu aja yang angkat,” menyerahkan ponselnya pada Salsa. Salsa menerimanya dan kembali menggerutu, “siapa sih?ga tau waktu banget,” keluhnya kesal.
“Astaga nenek lampir,” ucap Salsa saat melihat id si pemanggil di layar benda pipih yang sudah berada di tangan nya. Sementara jeroan tersenyum singkat mendengar Salsa menyebut seseorang di kontaknya “nenek lampir”. Naya memang nenek lampir bagi Salsa.
“Halo..”
“Ini Salsa?” sahutan suara dari seberang terdengar.
“Iya. Kenapa telepon malam-malam? Ada perlu apa lo malam-malam telepon pacar gue?” Selidik Sasla merasa tidak senang Jordan mendapat panggilan telepon dari perempuan lain.
“Gu-gue ada urusan kerjaan, sama Jordan,” balas sang penelepon.
“Di jam segini?” Salsa melirik arloji di tangannya. Jam sudah menujukan pukul sembilan lebih tiga puluh menit malam.
Jordan cuek dan menikmati bebek goreng yang berada di piringnya dengan lahap. Dia membiarkan Salsa dengan bebas menjawab panggilan telepon di ponselnya. Dia bahkan tidak peduli pada si penelepon.
“Iya, bisa lo kasih ponselnya ke Jordan?”
“Jordan udah tidur. Lo telepon lagi aja besok, atau kalau penting banget lo bilang aja ke Kris. Dia ‘kan aspri nya Jordan, biar Kris yang sampein ke Jordan, ya udah gue tutup dulu,” tegas Salsa langsung menutup panggilan telepon secara sepihak bahkan sebelum si penelepon menyahuti ucapan Salsa.
***
Tolong banget yang udah baca jangan lupa tinggalin Komen dan Like nya yaah.. makasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Nur Yuliastuti
good Sa 👍
2021-10-20
0
⏤͟͟͞R◇Adist
pinter sa....nenek lampir mah libes aja ...
lagian Joo lu nagpainsih rekrut Naya...
2021-09-14
0
Nayla Syifa
makin seru cerita nya,up yang banyak y kak di tunggu kelanjutannya,semangat💪💪
2021-08-14
0