FOLLOW INSTAGRAM AKU YAH TEMEN-TEMEN
@n.lita.s DI SANA AKU BAKALAN SHARE NOVEL-NOVEL AKU JUGA SPOILER :-)
***MAKASIHHH...
**************************************************************************************
“Putus?” Jordan heran dengan sikap Salsa. Apa yang salah dengan hubungan mereka, kenapa Salsa menginginkan putus?
“Iya, aku mau putus.” jawab Salsa tanpa ragu.
Bagaiamana Salsa bisa se percaya diri itu? Apa Salsa tidak memikirkan perasaan Jordan saat dia mengucapkan kata “putus” pada Jordan?
“Apa masalahnya? Apa aku membuat kesalahan?” Jordan bertanya karena benar-benar tidak tau. Dia tidak merasa telah melakukan kesalahan.
Salsa menggelengkan kepalanya. Yang berarti jawabannya “tidak”. Jika, Jordan tidak membuat kesalahan mengapa Salsa menginginkan putus?
“Jadi, karena apa? Kenapa kamu ingin putus?” tanya Jordan lagi.
“Aku mau fokus kuliah.” Salsa menundukkan kepalanya. Dia ingin menangis namun menahannya. Dia juga tidak menginginkan putus, tapi, demi masa depan Jordan, Salsa akan melakukan apapun, termasuk mengakhiri hubungan mereka.
“Bohong..” Alasan yang tidak bisa Jordan terima. “Kenapa baru sekarang? Kemarin-kemarin kau tidak masalah dengan hubungan kita,”
“Karena sekarang aku mau fokus, Jo. Kamu tahu ‘kan sebentar lagi aku akan masuk semester yang cukup sibuk. Aku nggak mau pikiran aku terpecah-pecah, aku mau fokus buat lulus,” jawab Salsa menambah alasan yang mungkin bisa meyakinkan Jordan.
“Nggak ada yang ngelarang kamu fokus buat lulus, Salsa, nggak ada. Tapi, kenapa harus putus? Kalau kamu nggak mau aku ganggu waktu kuliah, aku nggak akan ganggu. Aku akan menemui mu tiap hari libur, kita nggak perlu putus,” bujuk Jordan enggan mengiyakan kemauan Salsa.
“Nggak bisa, aku tetep mau putus,” keukuh Salsa.
“Huh,” Jordan menghela nafas berat. “Kamu kenapa sih, Sa? Kenapa tiba-tiba seperti ini?” tanya Jordan.
“Aku cuma mau putus,” kemauan Salsa masih sama mengakhiri hubungannya dengan Jordan.
“Aku nggak bisa,” tolak Jordan.
Suasana di dalam kamar Salsa menjadi panas. Salsa dan Jordan keukuh dengan sikap masing-masing. Dimana Salsa menginginkan putus namun Jordan menolak.
“Jika jadian di setujui oleh kedua belah pihak. Maka putus pun harus di setujui oleh kedua belah pihak. Kamu nggak bisa mutusin aku sepihak,” tegas Jordan.
Salsa melengos, saat Jordan memandangnya sembari berkata dengan tegas. “Terserah, aku tetep mau putus,”
“Aku tidak mau mengulang ucapanku, Sa!” kata Jordan tidak mau mengalah.
“Kamu kenapa egois, Jo?”
Egois? Jordan melongo saat Salsa mengatainya egois. “Justru kamu yang egois, Sa. Kamu nggak mikirin gimana perasaan aku. Kalau kamu mikirin perasaanku sedikit aja, kamu nggak mungkin minta putus,” tutur Jordan memulai percikan api.
“Hah, Iya aku emang nggak pernah mikirin kamu. Terus kenapa kamu nggak mau putus, kita putus aja biar kamu bisa dapat yang bisa mikirin perasaan kamu,” Salsa justru menangkap kalimat yang Jordan ucapan dengan pemahaman yang salah.
“Bukan seperti itu maksud ku, Sa!” Ingin sekali Jordan berteriak memaki Salsa namun dia hanya membatin.
“Sepertinya kamu lelah, Istirahatlah,” Jordan beranjak dari kursi sofa. Dia tidak ingin suasana semakin memanas dan tidak terkendali.
“Aku tetap mau kita putus,” Salsa berucap hingga menghentikan langkah kaki Jordan.
Jordan yang hampir memegang handle pintu pun menoleh pada Salsa. “Jawabanku masih sama, aku nggak mau putus!” tegas Jordan.
Handle pintu di tekan oleh Jordan dan di putarnya. Pintu terbuka lalu Jordan keluar dari kamar Salsa, meninggalkan Salsa untuk beristirahat.
Dia menuruni anak tangga menuju dapur untuk mengambil air putih, kerongkongannya terasa kering.
“Tumben udah turun, Salsa udah tidur, kak?” tanya Jessica yang berada di dapur sedang membuatkan susu hangat untuk suaminya, Yoga.
“Belum,”
“Terus kenapa di tinggal?” tanya Jessi heran. Biasanya Jordan akan keluar dari kamar Salsa setelah Salsa tidur.
“Nggak lihat aku mau ngambil minum?” Ketus Jordan kesal.
“ih, aku ‘kan nanya baik-baik. Kenapa malah nyolot, Kak Jo aneh deh kayak cewek lagi PMS,” gurau Jessi sambil berlalu membawa segelas susu hangat nya.
“Sial,” Jordan mengumpat. Tanpa dia sadari ucapan Salsa membuat suasana hatinya memburuk.
“Kamu kenapa lagi sih, Sa?” gumam Jordan sambil meremas botol bekas air mineral.
“Kasihan botolnya kak, enggak bersalah di sakitin,” Jessi kembali nongol dan membuka kulkas.
“Mau cari apa lagi dek??” tanya Jordan semakin kesal.
*“Mau ambil camilan, lupa hehe,” Jessi mengambil rainbow* cake yang ia simpan di kulkas ambil nyengir menunjukan gigi putihnya yang rata.
“Hm, awas gembrot,” ejek Jordan.
“Biarin, ntar setelah lahiran juga sexy lagi,” Jessi tidak tersinggung sama sekali dengan ejekan Jordan. Lagi pula dia gemuk karena mengandung. Selama mengandung Jessi tidak membatasi asupan makanan untuk tubuhnya. Dia ingin bayi nya sehat.
“Huh, untung adek, kalau enggak udah gue lempar tu bocah ke Afrika,” gerutu Jordan saat Jessi sudah jauh dari pandangan Jordan.
Keesokan harinya, adalah hari dimana Salsa kembali ke Jogja. Setelah empat puluh hari kepergian papa Damar, Salsa memutuskan kembali ke Jogja. Jordan yang mengantar Salsa ke Jogja dengan pesawat komersial. Salsa sendiri menolak saat mommy Ayu menawarkan untuk memakai jet pribadinya. Bagi Salsa lebih nyaman menggunakan pesawar komersial.
Sampai di kos-kosan Salsa, Jordan beristirahat sambil membantu Salsa membereskan kosan Salsa yang sudah lama tidak di huni. Mereka selesai membereskan kamar Salsa dalam waktu satu jam. Dan, sekarang beristirahat di karpet sebelah tempat tidur Salsa sembari menunggu pesanan makanan mereka datang.
“Kamu udah-,” ucapan Salsa menggantung.
“Jawabanku tetap sama, aku nggak mau putus!” Potong Jordan. Dia tau apa yang akan Salsa katakan.
“Tapi, Jo,”
“Nggak ada tapi- tapi an. Aku akan kasih waktu buat kamu fokus sama kuliah mu tapi tidak dengan putus. Aku hanya akan menemui mu jika kamu mengizinkan,” Jordan mengalah asal hubungan nya dengan Salsa tidak berakhir. Dia akan menuruti kemauan Salsa termasuk tidak mengganggu waktu Salsa.
“Bagaimana dengan Harvard, apa kamu tidak menginginkannya lagi?”
Jordan tegang, dari mana Salsa tau mengenai Harvard?
“Kamu tau?”
“Aku tau dari orang lain, kenapa? Kamu mau melupakan mimpi mu hanya demi aku?” tanya Salsa.
“Aku bisa melupakan segalanya jika itu demi kamu!” Jawab Jordan tegas. Tidak ada penyesalan di dalam ucapannya.
“Tapi aku nggak mau, aku nggak mau kamu menyerah sama mimpi kamu karena aku.” Balas Salsa.
“Harvard hanya salah satu mimpiku, aku tidak keberatan melepasnya. Di Jakarta juga banyak kampus yang bagus untuk kuliah S2,” memang Jordan menginginkan kuliah di Harvard saat S2 tapi dia lebih menginginkan Salsa berada di sisinya.
“Kejar mimpimu, Jo. Aku akan menunggu,” ujar Salsa serius. Dia sudah memikirkan hal ini dengan matang.
“Aku tidak bisa, Sa. Aku tidak mau meninggalkan kamu.. kenapa kamu nggak ngerti-ngerti sih, Sa?” Jordan hanya ingin Salsa tau betapa dia bergitu berharga untuk Jordan sampai Jordan merelakan mimpinya. Tetapi mengapa Salsa malah semakin ingin mendorongnya pergi?
“Aku bukan nggak ngerti, aku cuma mau kamu nggak nyerah sama mimpi kamu, Jo. Aku tidak sebanding dengan mimpi mu,” rasa tidak percaya diri kembali menghampiri Salsa.
“Siapa bilang kamu nggak sebanding? Kamu lebih dari semua itu, Sa. Kamu masa depan aku, hidup aku.” Jordan menggeser tubuhnya mendekat pada Salsa dan memegang kedua bahu Salsa dengan lembut. “Dengerin aku, KAMU adalah hidupku!” memandang Salsa dengan intens. Tatapan Jordan sangat teduh membuat hati Salsa yang beberapa hari ini di liputi kebimbangan menjadi menghangat.
“Kamu percaya sama aku ‘kan, Sa?” jari jemari Jordan membelai sulur anak rambut yang menutupi sebagian wajah Salsa dan menyelipkan nya ke belakang telinga Salsa. Jordan memajukan kepalanya semakin mendekat hingga jarak wajah mereka hanya tinggal dua centi meter. Hembusan nafas Salsa bisa Jordan rasakan dengan jelas. “Aku mencintaimu,” tutur Jordan sembari mengecup bibir ranum Salsa. Kecupan ringan itu berubah menjadi ciuman panas saat Salsa tidak menolak ciuman Jordan. Salsa bahkan mengalungkan kedua tangannya di leher Jordan.
***
Jangan lupa Like dan Komen yaaa guys..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗😍😍
2021-10-20
0
Heny Hennay🌻
salsa yg tegas jdi cwe..
jgn mau di profokator ma pelakor tu...
2021-08-13
1
Yunni Hary
up lg dong
2021-08-13
0