LUPA WAKTU

Di rumah, Hana tidak habis habisnya memikirkan mimpinya. Terutama karena ocehan kedua sahabat membuatnya semakin tidak tenang. Kedua sahabatnya justru menyuruhnya untuk waspada, karena mimpi bisa jadi kenyataan. Hana berulang kali mencoba menghilangkan wajah buruk itu dari benaknya, tapi tak juga hilang. Bahkan Hana sampai mengacak acak rambutnya, bisa dikatakan kondisi Hana saat ini seperti gadis yang sudah dilanda stres dan akan segera masuk rumah sakit jiwa.

Hingga sampai saat Hana teringat dengan pria yang akan membuatnya bahagia. Hana segera meraih ponselnya yang tadi di lempar di kasurnya. Bahkan Hana sampai lupa bahwa dirinya belum juga berganti pakaian. Beruntung ibunya tidak melihatnya, jika tidak dipastikan telinga Hana akan meledak karena ocehan ibunya yang super duper cerewet habis, tapi Hana tetap sayang. Entah kemana ibunya, Hana tidak menemukannya di rumah.

"Uuuhh....tampan benar dia nih....penenang hatiku, penenang jiwaku yang sudah hancur karena pria buruk rupa...." Hana sampai tidak sadar bahwa dirinya tengah berbicara sendiri karena begitu memuja gambar laki laki yang di ponselnya. "Kapan sih bisa jumpa sama kamu.....jalan jalan ke negaraku donk....."

Bahkan diluar pintu kamar Hana, asisten rumah terkejut dengan keanehan Hana. Tidak..... tidak terkejut, bisa dikatakan bahwa dia sedang mengkawatirkan kondisi nona mudanya. "Apa nona muda sedang dilanda asmara??? wah....tapi dengan siapa, perasaan aku tidak melihat pria masuk ke kamar, jadi nona bicara dengan siapa?? tidak benar..." langsung membuka pintu takut hal buruk terjadi pada nona mudanya.

Tapi lagi lagi hal tidak terduga terjadi membuat asisten semakin terkejut. Dia melihat Hana mencium ponselnya berulang kali sambil tersenyum bahagia. "Non....nona baik baik saja kan??" tanya asisten yang benar benar selalu terkejut dengan tingkah tingkah aneh Hana.

"Hahaha....aku baik bi, bi....kemarilah!!! Dia tampankan???" tanya Hana sembari menunjukkan foto pria yang menjadi idolanya itu.

"Wah....tampan non, jantung bibi aja sampai dag dig dug ini mah lihatnya...." kata asisten tanpa sadar bahwa mata Hana tengah menatap tidak suka.

"Jangan bi.....gak boleh, dia milikku....." menjauhkan ponsel dari asisten.

"Hahahaha....nona bisa aja, ya gak mungkinlah bibi ambil milik nona!!! yang ada bibi bakalan doain nona bertemu dia!!!" jawab asisten cepat tidak ingin membuat nona mudanya marah.

"Hehehe...amin...... oh iya, bibi kesini mau ngapain?" tanya Hana.

"Ohh...bibi jadi lupa atu non....bibi mau ngajak nona makan!!! ini udah lewat jam makan non, nanti nona sakit jadi gak bisa jumpa pria tampan tadi..." mencoba membuat Hana kawatir.

Benar saja, mendengar itu, Hana langsung beranjak dari kasur. Dia langsung berlari keluar menuruni tangga. "Ayo bi!!!! cepat....." teriak Hana di tengah tengah larinya.

Asisten hanya bisa tersenyum sambil geleng kepala melihat tingkah nona mudanya yang super hiperaktif. Bahkan nona mudanya tidak terlihat sudah duduk di bangku perkuliahan karena begitu aktif, tidak terlihat keanggunan pada gadis cantik itu. Tapi keaktifan dan keanehan itu tidak mengurangi rasa sayang seluruh penghuni rumah kepada Hana. Mereka bahkan selalu tertawa dengan keanehan Hana. Bisa dikatakan keanehan Hana menjadi pil penambah umur. Andai saja ada pil penambah umur

Tidak menunggu asisten, Hana langsung menyambar makanan yang sudah ada dimeja. Hana menyendokkan nasi sendiri ke piring, membuat asisten yang melihat segera berlari. Tapi tidak terkejar karena memang langkahnya kalah saing dengan kecepatan Hana.

"Tenang saja bi!! gak apa apa!!! lagian mama gak dirumah, santui....." kata Hana yang tahu bahwa kepala asisten merasa tidak enak karena melihatnya menyendok nasi sendiri ke piring.

"Oh iya bi, mama kemana?? kok gak ada suara ocehannya sedari tadi??" tanya Hana yang baru saja menyendokkan nasi ke mulutnya. Mulutnya terlihat penuh, sehingga logat bahasanya sedikit tidak jelas.

"Non, jangan bicara saat mulut penuh!! nanti tersendak!!" nasihat asisten yang meresa gemas melihat wajah Hana semakin cubi karena mulutnya penuh.

"Hehehe....maaf bi" meneguk air dan menunggu jawaban bi suri untuk pertanyaannya.

"Nyonya besar tadi pamit keluar non, katanya Tuan besar ada pertemuan, jadi Nyonya besar ikut mendampingi" jelas Suri, asisten.

Hana mengangguk mengerti, sambil tetap menikmati makanannya. "Mereka tetap romantis meskipun udh berumur ya....Kira kira Hana nanti seromantis itu gak ya sama suami Hana??" Hana seakan akan iri dengan keromantisan kedua orang tuanya. Tetapi ada rasa takjub juga dengan keharmonisan yang di ciptakan kedua orang tuanya di keluarga mereka.

"Gak usah insecure non, bibi yakin kok, nanti nona pasti lebih romantis lagi sama suaminya kelak...."

"Bibi sok tau masa depan aja deh....!!" kata Hana mencibir kepala asisten. "Bibi dukun ya??? hayo ngaku bi..." tambah Hana membuat bi Suri kelabakan karena pertanyaan Hana.

"Hahahaha..... nona bisa aja, tapi bibi yakin dengan ucapan bibi kok nona. Bibi merasa nona akan mendapat cinta yang begitu besar dari suami nona nanti" dengan penuh yakin, suri mengucapkan kalimat yang membuat Hana tersipu malu.

"Hana aminkan saja bi... Hana jadi malu karena ucapan bibi"

"Kenapa malu non??" bingung karena jawaban Hana.

"Ya karena.... karena sampai sekarang Hana masih single bi.....Huwaaa.........bibi sih, kan Hana jadi sedih...." oceh Hana, sambil menirukan gaya orang yang sedang menangis.

Suri hanya bisa meminta maaf sembari memeluk Hana dan masih mengucapkan kata maaf untuk kesekian kalinya. "Jangan sedih non..... bibi juga jadi ikut sedih..." hiks....hiks.....seakan akan memiliki rasa empati yang tinggi akan majikannya.

"Hahahaha.....bibi.....kom jadi nangis? Kan Hana bercanda!! udah dong bi, nanti Hana jadi nangis sungguhan loh..." kata Hana merasa menyesal membuat candaan yang berlebihan.

"Iya deh non, bibi berhenti menangis. Tapi, jangan nangis lagi yang non. Gak usah sedih karena masih single, mungkin ajakan jodoh nona lagi di perjalanan menyeberangi lautan sekarang" hibur suri.

"Hahahaha....bibi bisa aja bercanda ya... tapi, bisa jadi ya bi!!! hahahaha....." jawab Hana sembari tertawa bahagia. Dia bahkan sudah melupakan nasi yang di piring masih tersisa dua kali suap.

"Bi, Hana keluar dulu ya bi!! mungkin nanti di jalan keluar, Hana jumpa sama jodoh Hana yang sudah lepas landas dari penerbangannya!!!" canda Hana setelah meneguk habis air minum di cangkirnya.

"Hahahaha....semangat non, bibi mendukungmu!! Hati hati di jalan!! tapi non.... anu... bajunya ganti dulu!! masa iya masih pakai pakaian bau keringat ketemu jodoh sih!!!" mengingatkan Hana bahwa Hana masih belum mengganti kemeja sejak kembali dari kampus.

"Oh iya, hampir lupa" langsung berlari menuju kamarnya.

Hana kini sudah berada di mall bersama kedua sahabatnya, siapa lagi jika bukan Melanie dan Rena. Ketiga gadis itu memang sudah membuat janji ke mall ketika di kelas. Tapi jangan kalian pikir mereka ke mall karena ingin belanja pakaian, sepatu mahal, tas mahal atau semacamnya. Ketiga gadis menyegarkan mata dan pikiran dengan cara yang berbeda.

Ketiga gadis itu tiba di lantai khusus untuk bermain. Hana segera mengisi saldo kartu gamesnya. Mereka ingin bermain hingga merasa muak. Hana mungkin saja bisa mendapat pelayanan serta fasilitas yang baik disana jika Hana menyebut nama ayahnya. Tetapi Hana bukanlah wanita yang mau memamerkan apa yang dia miliki. Hana hanya ingin dipandang sama layaknya seperti pengunjung lainnya.

Ketiga gadis itu mulai memainkan seluruh fasilitas di ruangan itu. Mulai dari memainkan boneka capit, lempar bola basket, menari, menembak, balapan, dan fasilitas permainan yang lain. Ketiga gadis itu bahkan lupa bahwa diluar sudah gelap. Bahkan pengunjung mall sudah mulai sedikit.

Ketiga gadis itu sadar waktu saat Reno, kakak Hana menghampiri Hana. Hana terkejut bukan kepalang, dia bahkan hampir membanting tubuh kakaknya. Untung saja Reno memiliki tubuh atletik yang tidak mudah di robohkan. Jika tidak, mungkin harga dirinya sebagai wakil ayahnya akan hancur.

"Kakak sedang apa disini??" tanya Hana terkejut dengan keberadaan kakak laki lakinya.

"Harusnya kakak yang bertanya, sedang apa kau disini??" tanya Reno balik bertanya.

"Kakak gak bisa lihat apa kita sedang ngapain?? kita sedang main kakakku tampan!!" jawab Hana tanpa merasa bersalah. Padahal tatapan Reno sudah beda.

"Kau pikir kakak buta? ini sudah jam berapa? lihat!! bahkan pengunjung mall juga tidak ada lagi??" kata Reno dengan setengah suara. Heran dengan ketiga gadis di depannya yang tampak sudah menunduk karena merasa bersalah. Salah karena sudah luoa waktu untuk kembali.

"Jika kakak tidak kebetulan lewat sini, mungkin kalian tidak akan kembali ke rumah malam ini!! Ayok pulang!! kunci mobilmu berikan padanya!!" menunjuk ke seorang pria yang sedari tadi setia mengekorinya, dia asisten Reno. "Kalian bertiga!! ikut aku pulang!!" meminta kunci mobil yang dia kendari dari asisten.

Hana dan kedua sahabatnya hanya bisa menurut dan mengikuti langkah Reno. Sesekali ketiga gadis itu saling melempar pandang ke seluruh ruang di mall. Benar saja, mungkin sekarang mereka ada pengunjung terakhir di mall.

Episodes
1 AWAL MASUK KULIAH
2 MEMBALAS
3 JANGAN MENANTANG KAMI!
4 TERBALASKAN
5 HANA, SIGADIS NAKAL
6 KELUARGA HARMONIS
7 KETULUSAN HANA
8 SALAH PAHAM
9 BUCIN
10 DIJODOHKAN?
11 MIRIP PRIA BLASTERAN
12 HANA PENASARAN
13 SAKIT ATAU HUJAN???
14 LUPA WAKTU
15 HUKUMAN DARI MAMA
16 RENA TERPESONA
17 MENJENGUK MELANIE
18 MEMBUJUK BERUJUNG MALU
19 BEBAS DARI HUKUMAN
20 GODAAN INDRA
21 IJIN MAMA
22 KEBAHAGIAAN MELANIE
23 RAYUAN MAUT
24 PANTAI
25 MENJADI PEMENANG
26 MELUPAKAN ULANG TAHUN
27 PERTEMUAN YANG TIDAK DIINGINKAN
28 HADIAH ULANG TAHUN
29 RATU JALANAN
30 GADIS DI SUDUT
31 ANAK KEPALA ASISTEN RUMAH TANGGA
32 KOBARAN API CEMBURU
33 DETAK JANTUNG YANG BERUBAH
34 MENGERJAIN DAN DIKERJAI
35 PERINGATAN REMON
36 ISTRI PAMIT KE SUAMI
37 BERITA PAGI
38 PILIHAN HANA
39 TIGA SAHABAT
40 PERGANTIAN GENRE FILM
41 HADIAH DARI RENA
42 MALU DAN ROMANTIS
43 Pengumuman!!!
44 HARI PERTAMA MAGANG
45 RINDU
46 DRAMA JAM 12 MALAM DAN PAGI HARI
47 HANA VS MAXIM
48 PERDEBATAN PARA JOMBLO
49 SABAR
50 ASISTEN YANG BAIK
51 BOS YANG BAIK
52 MENGGENAPI TANTANGAN
53 OH TIDAK!! JANTUNGKU!!
54 BERSIKAP ROMANTIS
55 HANA YANG POLOS
56 CINTA GILA
57 PAK BOS JATUH CINTA???
58 DIRESTUI ORANG TUA
59 PERTEMUAN KEDUA BELAH PIHAK
60 DILAMAR
61 PELUKAN RINDU
62 VIRUS CINTA
63 CINTA BOS JADI BEBAN RAKA
64 BERSIKAP ROMANTIS
65 MENGAKUI PERASAAN
66 HARAPAN HANA
67 CALON KAKAK IPAR
68 CURHAT KE SAHABAT
69 PEMANDANGAN LAUT
70 STATUS BELUM BERUBAH
71 ACARA KELULUSAN
72 RENCANA PERNIKAHAN REMON
73 WAKTU BERLALU DENGAN CEPAT
74 RESTU AYAH
75 HARI PERTAMA KERJA
76 MAKAN MALAM ROMANTIS
77 HARI BAHAGIA
78 PENDEKATAN MAXIM DENGAN LEXON
79 PINDAH KE TEMPAT BARU
80 KENALAN LAMA
81 SERANGAN RENA
82 SANDRA SI MAK LAMPIR
83 MENANG
84 TAMPARAN DARI SANDRA
85 PERHATIAN MAXIM
86 TEROR
87 RUMAH SAKIT
88 TEMAN BARU
89 MAKANAN RUMAH SAKIT VS BUATAN MAXIM
90 MENDONGENG
91 KECURIGAAN HANA
92 KEMBALI BEKERJA
93 LAGI LAGI BALAS DENDAM
94 BUKAN IBU IBU, BUKAN OM OM
95 AYAH EGOIS
96 MEMBAHAGIAKAN KEKASIH
97 VISI MENCARI PENGHIANAT
98 I'M A QUEEN
99 MENDAPATKAN IJIN
100 MENJUMPAI DOKTER
101 PERDEBATAN KECIL DI MOBIL
102 KELUARGA BARU
103 ADU GOMBALAN
104 HUKUMAN TIDAK MASUK AKAL
105 PENGGILING KERTAS
Episodes

Updated 105 Episodes

1
AWAL MASUK KULIAH
2
MEMBALAS
3
JANGAN MENANTANG KAMI!
4
TERBALASKAN
5
HANA, SIGADIS NAKAL
6
KELUARGA HARMONIS
7
KETULUSAN HANA
8
SALAH PAHAM
9
BUCIN
10
DIJODOHKAN?
11
MIRIP PRIA BLASTERAN
12
HANA PENASARAN
13
SAKIT ATAU HUJAN???
14
LUPA WAKTU
15
HUKUMAN DARI MAMA
16
RENA TERPESONA
17
MENJENGUK MELANIE
18
MEMBUJUK BERUJUNG MALU
19
BEBAS DARI HUKUMAN
20
GODAAN INDRA
21
IJIN MAMA
22
KEBAHAGIAAN MELANIE
23
RAYUAN MAUT
24
PANTAI
25
MENJADI PEMENANG
26
MELUPAKAN ULANG TAHUN
27
PERTEMUAN YANG TIDAK DIINGINKAN
28
HADIAH ULANG TAHUN
29
RATU JALANAN
30
GADIS DI SUDUT
31
ANAK KEPALA ASISTEN RUMAH TANGGA
32
KOBARAN API CEMBURU
33
DETAK JANTUNG YANG BERUBAH
34
MENGERJAIN DAN DIKERJAI
35
PERINGATAN REMON
36
ISTRI PAMIT KE SUAMI
37
BERITA PAGI
38
PILIHAN HANA
39
TIGA SAHABAT
40
PERGANTIAN GENRE FILM
41
HADIAH DARI RENA
42
MALU DAN ROMANTIS
43
Pengumuman!!!
44
HARI PERTAMA MAGANG
45
RINDU
46
DRAMA JAM 12 MALAM DAN PAGI HARI
47
HANA VS MAXIM
48
PERDEBATAN PARA JOMBLO
49
SABAR
50
ASISTEN YANG BAIK
51
BOS YANG BAIK
52
MENGGENAPI TANTANGAN
53
OH TIDAK!! JANTUNGKU!!
54
BERSIKAP ROMANTIS
55
HANA YANG POLOS
56
CINTA GILA
57
PAK BOS JATUH CINTA???
58
DIRESTUI ORANG TUA
59
PERTEMUAN KEDUA BELAH PIHAK
60
DILAMAR
61
PELUKAN RINDU
62
VIRUS CINTA
63
CINTA BOS JADI BEBAN RAKA
64
BERSIKAP ROMANTIS
65
MENGAKUI PERASAAN
66
HARAPAN HANA
67
CALON KAKAK IPAR
68
CURHAT KE SAHABAT
69
PEMANDANGAN LAUT
70
STATUS BELUM BERUBAH
71
ACARA KELULUSAN
72
RENCANA PERNIKAHAN REMON
73
WAKTU BERLALU DENGAN CEPAT
74
RESTU AYAH
75
HARI PERTAMA KERJA
76
MAKAN MALAM ROMANTIS
77
HARI BAHAGIA
78
PENDEKATAN MAXIM DENGAN LEXON
79
PINDAH KE TEMPAT BARU
80
KENALAN LAMA
81
SERANGAN RENA
82
SANDRA SI MAK LAMPIR
83
MENANG
84
TAMPARAN DARI SANDRA
85
PERHATIAN MAXIM
86
TEROR
87
RUMAH SAKIT
88
TEMAN BARU
89
MAKANAN RUMAH SAKIT VS BUATAN MAXIM
90
MENDONGENG
91
KECURIGAAN HANA
92
KEMBALI BEKERJA
93
LAGI LAGI BALAS DENDAM
94
BUKAN IBU IBU, BUKAN OM OM
95
AYAH EGOIS
96
MEMBAHAGIAKAN KEKASIH
97
VISI MENCARI PENGHIANAT
98
I'M A QUEEN
99
MENDAPATKAN IJIN
100
MENJUMPAI DOKTER
101
PERDEBATAN KECIL DI MOBIL
102
KELUARGA BARU
103
ADU GOMBALAN
104
HUKUMAN TIDAK MASUK AKAL
105
PENGGILING KERTAS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!