Kedua pria dewasa itu kembali mengingat masa masa lalu mereka. Mereka membiarkan istri dan anak anak mereka jadi pendengar yang baik. Hingga akhirnya mereka sadar hari sudah gelap. Mereka akhirnya berpamitan untuk pulang.
Pada saat di restoran, ternyata ada yang begitu penasaran dengan cerita Lexon dan Raka. "Yah! Ayah bisa gak ceritakan lagi cerita ayah dan paman Raka? Hana soalnya penasaran nih! Apalagi ini menyangkut Hana", pinta Hana. Untung saja ayahnya tidak menyetir. Remon yang bertugas menyetir, sedangkan mobil yang Lexon dan Safira tumpangi sebelumnya di kendari oleh supir pribadi.
"Oho.... ternyata putri ayah sangat penasaran, baiklah, akan ayah ceritakan", jawab Lexon dan mulai menceritakan kejadian itu.
flasback
Lexon, Raka dan Reinaldo adalah tiga sahabat saat masa kuliah. Mereka adalah trio yang sangat populer di kalangan wanita, bagaimana tidak, ketampanan mereka mampu menghipnotis para gadis gadis kampus. Namun meskipun memiliki wajah tampan, ketiga pria itu memiliki kepribadian yang aneh. Jika sudah tiba di asrama, kepribadian aneh itu akan terlihat. Tapi dari mereka bertiga, Reinaldo lah yang paling aneh.
Tidak tahu mau menjelaskan seperti apa keanehannya. Kalian bisa melihat keanehan itu dari sikap Hana.
Karena keanehan itu, mereka bahkan sering saling meledek satu sama lain. Tetapi bukan berarti berantam. Hari dimana Reinaldo meramalkan bahwa Lexon akan memiliki putri yang sifatnya mirip dirinya yaitu saat Reinaldo menggantung seluruh kaus kaki yang belum di cuci di kamar. Kamar itu otomatis sangat berbau, Lexon yang sangat senang dengan kebersihan mengumpulkan kaus kaki itu dan hendak membuangnya ke tempat sampah.
"Ooooo...tidak tidak, gue tidak punya kaus kaki lagi untuk di pakai besok!" Reinaldo berusaha membatalkan niat Lexon yang ingin membuang kaus kakinya. Tapi tidak berhasil.
"Lex, entah kenapa gue meramal, kayaknya klo loh punya anak perempuan, dia mungkin akan mirip dengan sikap anehku. Coba banyangkan apa yang terjadi", Reinaldo membayangkan jika itu benar benar terjadi. Pasti Lexon akan kewalahan dengan putrinya.
"Haha....bermimpi loh! Jika saja pun ada, kupastikan dia akan mengganggumu putramu. Dia akan berjodoh dengan putramu. Berdoa saja kau agar istrimu tidak melahirkan anak lelaki. Hahaha.... pasti kasihan putramu karena harus selalu bersabar dengan putriku. Aku sangat yakin kau akan berada di pihak putriku karena sikap kalian mirip. Hahaha..... Kasihan sekali putramu", Lexon tertawa puas membayangkan nasib putra Reinaldo.
"Raka! Ingat ini, kau saksi dari obrolan kami. Suatu saat jika kami melupakannya, kau harus mengingatkan kami. Aku sangat penasaran bagaimana nanti nasib putra Reinal", teriak Lexon ke Raka yang tampak sibuk memandangi foto gadis gadis cantik yang dia ambil secara diam diam.
"Mmm..... Terserah kalian saja", kembali fokus dengan foto foto di tangannya.
"Aku juga penasaran bagaimana nanti Lexon menghadapi putrinya! Hahahaha.......", Reinaldo dan Lexon kembali tertawa bersama. Mereka langsung membayangkan jika kejadian itu benar benar terjadi. Lexon bahkan sampai melupakan masalah kaus kaki.
flasback end...
"Ayah ternyata jahat ya! masa iya kalian menghukum anak yang belum ada", sungut Hana. "Tapi tunggu, jangan bilang ayah kesulitan menghadapi aku", menatap ayahnya tajam.
"Hahahahaha.....", kini giliran Remon dan Safira yang tertawa terbahak bahak. Mereka tertawa karena Hana mencoba memojokkan Lexon.
"Tentu saja tidak sayang! Ayah sayang Hana kok, emang Hana melihat ayah kesulitan? kan tidak", menjawab Hana dengan cepat karena memang itu kenyataannya.
"Ohhhh, ayah memang terbaik" puji Hana dan memeluk ayahnya yang memang duduk di samping kirinya. Hana yang mendapat belain lembut di kepala justru tertidur di pundak Lexon.
"Yah! Bagaimana jika paman reinal benar benar punya putra, dan putranya itu tidak setampan aku, trus Hana tidak suka? Apa yang ingin ayah lakukan?", tanya Remon penasaran.
"Nak nak! Kita tidak bisa memprediksi itu sekarang. Karena sekeras apapun hati seseorang, itu bisa di luluhkan dengan ketulusan hati" jawab Lexon menasehati putranya.
Mereka tiba di rumah, Lexon menggendong bayi besarnya itu ke kamar. Tidak lupa mencium pucuk kepala Hana sebelum meninggalkannya. Lexon kembali ke kamar.
Pagi pagi sekali, Hana terbangun karena bermimpi bertemu dengan pria galak. Hana berlari ke kamar ayahnya dan menceritakannya. Lexon yang terkejut dengan kedatangan putrinya yang terlihat panik segera menenangkan Hana. Dia menyesal karena membuat putrinya sampai memimpikan hal aneh karena ceritanya kemarin.
"Yah! Gimana klo aku tidak suka dengan anaknya paman Reinal? Apa ayah akan memaksaku untuk bertunangan dengannya? Tidak kan yah?", rengek Hana.
"Hahahaha..... tentu saja tidak sayang. Pernikahan itu terjadi jika kedua pihak saling mencintai, bukan hanya cinta sepihak. Lihatlah ayah dan ibu, ayah dan ibu menikah karena kami saling mencintai. Jadi jangan takut dan jangan di pikirkan. Kan belum tentu paman Reinal punya anak laki laki. Sampai sekarang ayah belum mendengar kabar darinya", menenangkan Hana yang takut akan perjodohan yang dipaksakan.
Mendengar ucapan ayahnya, Hana menjadi lebih tenang. Dia kembali ke kamarnya karena tidak ingin mengganggu ibunya yang terlihat masih mengantuk.
Hana akhirnya memutuskan bermain ponsel karena tidak bisa tidur. Dia bermain sosial media, hingga dia terhenti di berhenti sejenak di nama sosial media seseorang yang terkenal. Hana begitu sangat penasaran dengan beranda orang itu. Hana bahkan mencari tahu info lebih banyak tentang pria itu. "Maxim Alfredo Sanjaya! Wao nama yang sangat keren sama seperti orangnya!" kata Hana, tanpa sadar senyuman terukir di bibirnya. Hana mencoba memberi like di foto pria itu.
"Hahaha.... ada apa denganku? Sejak kapan aku memberinya like? Dia kan bukan member BTS", Hana tersenyum senyum sendiri tapi masih tetap berada di beranda ig pria yang bernama Maxim itu.
Hari mulai cerah, Hana segera meletakkan ponselnya dan segera turun ke bawah. Entah mengapa setelah bermimpi aneh, perutnya juga terasa lapar. Tidak biasanya dia merasa lapar di jam 6 pagi. Bahkan para asisten rumah terkejut saat melihat Hana sudah berada di ruang makan. "Eh non Hana! Tumben makannya cepat!" goda kepala asisten. Dia sudah menghidangkan makanan untuk Hana.
"Gak tau juga bi! Ini perut kayaknya sedang bermasalah deh", jawab Hana menyantap makanan yang sudah di hidangkan kepala asisten. Hana tidak membutuhkan waktu lama untuk menghabiskan makanannya, tidak lupa meneguk susu hangat di depannya. "Masakan bibi memang selalu enak!" puji Hana dan pamit meninggalkan meja makan.
Hana memutuskan untuk segera mandi, entah mengapa dia ingin berangkat ke kampus lebih cepat. Hana berpamitan dengan orang tuanya melalui chat wa yang sudah dia kirim saat hendak keluar kamar. Hana tidak lupa berpamitan dengan kepala asisten yang kebetulan melintas di ruang tamu. Hana menyalakan motor Suzuki Remon, lagi lagi gadis itu ingin membuat Remon meneriakinya.
Hana melaju keluar gerbang, memberi klakson untuk satpam. Bukan klakson memerintah, tapi itu hanya klakson tanda ijin keluar dan juga ucapan selamat pagi. Honda Suzuki melintasi jalanan kota yang tidak terlalu macet, itu karena Hana berangkat lebih pagi dari biasanya. Sepeda motor itu juga tidak melaju dengan kencang. Hana seakan akan ingin menikmati suasana pagi yang memang terlihat cerah, bukan seperti suasana mood Hana yang kurang baik karena masih memikirkan mimpi tadi malam.
Honda Suzuki masuk ke area parkir kampus. Parkiran masih terlihat sepi, karena memang Hana datang masih terlalu pagi. Tapi Hana tidak mempermasalahkannya, dia berjalan ke gedung jurusannya. Di gedung jurusannya sudah terlihat beberapa orang bercengkrama di taman depan gedung jurusannya. Hana tidak pernah menunjukkan senyuman di bibirnya, karena dia sama sekali tidak mengenali orang orang itu.
Seperti dugaan Hana, ruang kelas masih kosong dan untuk pertama kalinya Hana menjadi pengunjung pertama ruangannya. Hana duduk di bangku belakang. Meletakkan tasnya di atas meja, digunakan sebagai bantal untuk tidur. Hana memang tertidur pulas. Dia terbangun saat kedua sahabatnya meneriakinya. Tentu saja Hana mendapat teriakan kedua sahabatnya. Bisa kalian tebak apa penyebabnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments