HANA, SIGADIS NAKAL

Hana tiba di rumah, dia memarkirkan motornya di garasi samping rumah yang ukurannya termasuk luas. Sebelum masuk garasi, Hana sengaja mematikan mesin motor. Berharap kakaknya tidak akan mendengar suara motor, dia sudah tahu bahwa kakaknya sudah tiba di rumah. Tampak BMW biru metalik milik kakaknya sudah terparkir di garasi. (Kenapa dia cepat kembali? kan sekarang belum jam pulang kantor, ini namanya penyalahgunaan kekuasaan, mentang mentang dia wakil ayah, seenaknya aja buat jam waktu pulang! Dasar tuan bengis!), batin Hana sambil menendang ban mobil kakaknya.

"Auhh!! sial!!", keluh Hana karena rasa sakit di kakinya akibat menendang ban mobil Remon.

"Enak?", suara lelaki yang tiba tiba terdengar dari pintu penghubung garasi dengan ruang tamu.

"Yah gak enaklah! sakit dibilang enak, sakit lah!", balas Hana kesal dengan ejekan yang dia terima. Seketika Hana tersadar, dia tahu bahwa suara itu adalah suara kakaknya, Remon. "Eh kakak! mau makan KFC yang dekat kantin sekolah?", Hana langsung mengeluarkan bungkusan KFC dari dalam tasnya. Dia menyerahkan bungkusan itu pada kakaknya. "Ini kak, makan aja semua. Hana udah makan kok, Hana kedalam dulu ya kak!", Hana segera meloloskan diri dari kakaknya saat tahu fokus kakaknya sudah teralihkan pada bungkusan KFC di tangannya. Kakaknya itu sangat senang dengan KFC di dekat kantin SMA Hana. Hana menyempatkan diri untuk mampir ke SMA nya, Hana bersusah payah mencari ide agar selamat dari kakaknya. Dia tahu kakaknya sangat senang makan KFC yang di dekat kantin sekolahnya. Hana ingat saat dia SMA, kakaknya sering meminta Hana agar membelinya. Bahkan jika Hana tidak sempat membelinya, Remon akan menggunakan aplikasi pesan antar.

Hana segera mengurung diri di kamar. Dia mengunci kamarnya, takut kakaknya akan menyusulnya. "Hehehe... selamat! Emang cuman dia yang bisa mengecohku, aku juga bisa kali!", Hana segera meletakkan tasnya di nakas samping kasurnya. Dia segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Apalagi hari ini cuacanya sangat panas, membuat Hana benar benar berkeringat.

Hana membaringkan tubuhnya di kasur biru langit miliknya. Kasur itu berukuran sedang, cukup untuk menampung tiga orang. Hana sengaja menyuruh ibunya membelikan kasur itu, karena kedua sahabat Hana sering menginap di rumah jika orang tua Hana sedang keluar kota. Tapi berbeda dengan hari ini, Hana tidak bersama kedua temannya, karena orang tuanya akan kembali malam ini juga. Hana mencoba memejamkan matanya yang terasa kantuk.

Hana terbangun saat perutnya terasa lapar "What ini sudah jam 4 sore! pantas saja perut kecilku kelaparan, oh iya... apa rendang tadi pagi masih ada ya? mudah mudahan kak Remon gak mencurinya", Hana segera berlari keluar kamar. Dia berlari kecil menuruni setiap anak tangga yang menjadi penghubung antara lantai atas dan ruang tamu. Dia melihat ruang tamu sepi, biasanya kakaknya ada di ruang tamu untuk bermain game jika sedang ada waktu luang. Tapi hari ini, kakaknya tidak terlihat. "Kemana si tuan bengis? tumben batang hidungnya gak nongol", Hana segera berlalu ke arah dapur.

Disana asisten rumah sudah terlihat sibuk untuk memasak makan malam. Diantara mereka juga ada yang sibuk mencuci piring. Lagi lagi Hana selalu melakukan hobinya, yah apalagi jika bukan untuk mengejutkan asisten rumahnya. Karena begitu sibuk, mereka bahkan tidak menyadari kedatangan Hana. Benar benar kesempatan yang bagus untuk Hana. "Ular! ular! ular bi!", teriak Hana mengejutkan semua asisten yang didapur.

"Mana ularnya? mana non? awas non jangan mendekat, sini biar bibi pukul kepalanya!", kepala pelayan datang membawa sendok kayu ke arah Hana. Dia mencari cari ular yang Hana maksud, tapi ular yang Hana maksud tak juga ditemukan.

"Hahahahaha......., bi... bi! Mana ada ular bi! yang ada itu, ularnya uda mati duluan bi nengokin Hana, kan Hana seram, galak lagi!", jawab Hana yang merasa puas karena berhasil mengerjain asisten rumahnya. Mengerjain asisten rumahnya benar benar membuat Hana begitu bahagia.

"Maaf bi, maafin Hana. Makanya bi, Jangan terlalu fokus kerjanya. Untung yang kagetin Hana, gimana kalau kesambet setan", ledek Hana tidak ingin mengalah. "Santai aja kali bi! Hahahaha.....", Hana memegang perutnya yang sakit karena tertawa. Hana langsung duduk di kursi meja makan.

"Yang ada nona jadi setannya! Apa nona kelaparan?", tanya kepala pelayan. Dia tahu Hana tertidur saat kembali dari kampus dan melupakan makan siangnya.

"Bibi dukun ya?", tanya Hana menatap kepala pelayan. Hal itu membuat kepala pelayan itu kebingungan dengan pertanyaan yang Hana lontarkan.

"Ya tentu bukan nona, masa iya bibi dukun sih. Kalau bibi dukun, bibi gak bakalan kerja di tempat nona, yang ada bibi buka tuh tempat untuk meramal masa depan orang. Kan bisa cepat kaya! Hehehehe...", menunjukkan sederetan giginya yang putih. Terutama saat membayangkan dirinya memiliki kekayaan berlimpah.

"Lah bibi baru aja tahu Hana kelaparan! Berarti bibi dukun dong. Kayaknya bibi udah bisa buka rumah ramalan masa depan deh, udah cocok bi!", Hana meledek kepala pelayan habis habisan. Hana memang sering bergurau dengan kepala pelayan itu. Kepala pelayan memang tidak pernah sakit hati dengan ucapan Hana. Dia sudah terbiasa dengan gurauan gurauan Hana.

"Hahaha..., non bisa aja. Ini non, rendangnya udah bibi panasin. Tadi den Remon nyari nyari rendangnya non, tapi karena non berpesan agar tidak dimakan den Remon, ya.. bibi sembunyikan di kamar bibi!" tutur kepala pelayan. Sebenarnya dia merasa tidak layak jika harus menyembunyikan makanan itu dari Remon, tapi karena kepala pelayan itu tahu sudah diberi pesan oleh Hana, maka dengan terpaksa dia menyembunyikan rendang ayam kesukaan Hana. Dia tahu bahwa Remon juga tidak akan marah pada Hana jika tahu bahwa Hana menyembunyikan rendang ayamnya.

"Hahaha..., bibi memang terbaik! Ngomong ngomong si tuan bengis kemana perginya bi? Kok rasanya aurah kejahatannya gak ada ya bi?", tanya Hana yang tiba tiba mengingat kakaknya.

"Ah, sepertinya den Remon sedang menjemput nyonya dan tuan besar non", jawab kepala pelayan sambil menyajikan makanan untuk Hana.

"Ooo, yowes bi, Hana makan dulu. Bibi udah makan belum? klo belum makan mari makan bersama!", ajak Hana yang merasa kesepian karena tidak ada orang di rumah.

"Nanti saja non, bibi gak enak sama yang lainnya. Nanti bibi akan makan bersama yang lain", menolak ajakan Hana dengan lembut.

"Oooo, yaudah deh bi, gak apa apa. Itadakimasu!" Hana segera menyatap makanan yang yang sudah Kepala pelayan hidangkan. Hana sama sekali tidak bersuara, hanya terdengar dentingan sendok yang saling terbentur dengan piring. Hana juga tidak memainkan ponselnya di meja makan, mereka sudah diajarkan agar disiplin. Meskipun keluarga mereka termasuk keluarga yang berada, Safira selalu berusaha mengajarkan anak anaknya agar tetap hidup sederhana. Tidak menyombongkan diri hanya karena memiliki kekuasaan.

Hana dan Remon selalu menerapkan apa yang orang tua mereka ajarkan. Orang orang yang baru mengenal Hana dan Remon akan merasa bahwa mereka adalah orang yang dingin dan galak. Tapi bagi mereka yang sudah sangat dekat dengan Hana dan Remon, mereka akan bisa melihat kegilaan dari dua bersaudara itu. Apalagi dengan adik perempuan Remon, Hana. Dia adalah wanita tergila yang mungkin orang pikirkan. Apalagi dengan sifat Hana yang tidak feminim, Hana memang bersifat seperti lelaki. Itu dikarenakan Hana yang selalu bermain bersama geng motor kakaknya. Remon selalu membawa Hana jika akan bertemu dengan teman segengnya.

Apalagi jika orang tua mereka sedang keluar kota. Remon tidak akan tega meninggalkan Hana di rumah. Hana juga selalu meminta ikut jika tahu kakaknya akan bepergian. Dia akan pertama kali naik ke motor kakaknya agar diijinkan ikut. Itulah salah satu alasan kenapa Remon sampai sekarang masih singel. Hana tidak akan membiarkan wanita manapun mencoba merayu kakaknya itu. Hana tidak segan segan untuk mengerjain wanita yang mencoba merayu kakaknya.

Hana ingat saat Hana baru duduk di kursi SMP dan Remon akan lulus SMA, Hana mengikat ujung taplak meja di tali baju gadis yang duduk disamping kakaknya. Hana sangat tidak suka dengan gadis itu, Hana menjatuhkan sendok dan mencoba mengambil sendoknya. Disaat itulah Hana beraksi. Ahasil, saat gadis itu berdiri, semua isi meja jatuh. Gadis itu terpaksa mengganti semua kerugian yang dia buat dengan pemilik toko. Tidak ada sama sekali yang tahu bahwa itu ulah Hana, kecuali Remon. Yah, karena Remon tahu, adiknya adalah gadis yang tidak suka dengan cewek yang berpenampilan aneh. Apalagi dengan rok yang super super mini. Rasanya tangan dan kaki Hana itu tidak akan bisa dikontrol, ingin sekali mengerjai habis habisan

Saat kejadian itu, Remon sama sekali tidak marah dengan Hana. Remon justru ingin tertawa karena melihat nasib gadis yang mencoba merayunya. Remon pun sangat tidak senang dengan gadis itu, bisa dikatakan dua bersaudara itu sangat jahat.

Episodes
1 AWAL MASUK KULIAH
2 MEMBALAS
3 JANGAN MENANTANG KAMI!
4 TERBALASKAN
5 HANA, SIGADIS NAKAL
6 KELUARGA HARMONIS
7 KETULUSAN HANA
8 SALAH PAHAM
9 BUCIN
10 DIJODOHKAN?
11 MIRIP PRIA BLASTERAN
12 HANA PENASARAN
13 SAKIT ATAU HUJAN???
14 LUPA WAKTU
15 HUKUMAN DARI MAMA
16 RENA TERPESONA
17 MENJENGUK MELANIE
18 MEMBUJUK BERUJUNG MALU
19 BEBAS DARI HUKUMAN
20 GODAAN INDRA
21 IJIN MAMA
22 KEBAHAGIAAN MELANIE
23 RAYUAN MAUT
24 PANTAI
25 MENJADI PEMENANG
26 MELUPAKAN ULANG TAHUN
27 PERTEMUAN YANG TIDAK DIINGINKAN
28 HADIAH ULANG TAHUN
29 RATU JALANAN
30 GADIS DI SUDUT
31 ANAK KEPALA ASISTEN RUMAH TANGGA
32 KOBARAN API CEMBURU
33 DETAK JANTUNG YANG BERUBAH
34 MENGERJAIN DAN DIKERJAI
35 PERINGATAN REMON
36 ISTRI PAMIT KE SUAMI
37 BERITA PAGI
38 PILIHAN HANA
39 TIGA SAHABAT
40 PERGANTIAN GENRE FILM
41 HADIAH DARI RENA
42 MALU DAN ROMANTIS
43 Pengumuman!!!
44 HARI PERTAMA MAGANG
45 RINDU
46 DRAMA JAM 12 MALAM DAN PAGI HARI
47 HANA VS MAXIM
48 PERDEBATAN PARA JOMBLO
49 SABAR
50 ASISTEN YANG BAIK
51 BOS YANG BAIK
52 MENGGENAPI TANTANGAN
53 OH TIDAK!! JANTUNGKU!!
54 BERSIKAP ROMANTIS
55 HANA YANG POLOS
56 CINTA GILA
57 PAK BOS JATUH CINTA???
58 DIRESTUI ORANG TUA
59 PERTEMUAN KEDUA BELAH PIHAK
60 DILAMAR
61 PELUKAN RINDU
62 VIRUS CINTA
63 CINTA BOS JADI BEBAN RAKA
64 BERSIKAP ROMANTIS
65 MENGAKUI PERASAAN
66 HARAPAN HANA
67 CALON KAKAK IPAR
68 CURHAT KE SAHABAT
69 PEMANDANGAN LAUT
70 STATUS BELUM BERUBAH
71 ACARA KELULUSAN
72 RENCANA PERNIKAHAN REMON
73 WAKTU BERLALU DENGAN CEPAT
74 RESTU AYAH
75 HARI PERTAMA KERJA
76 MAKAN MALAM ROMANTIS
77 HARI BAHAGIA
78 PENDEKATAN MAXIM DENGAN LEXON
79 PINDAH KE TEMPAT BARU
80 KENALAN LAMA
81 SERANGAN RENA
82 SANDRA SI MAK LAMPIR
83 MENANG
84 TAMPARAN DARI SANDRA
85 PERHATIAN MAXIM
86 TEROR
87 RUMAH SAKIT
88 TEMAN BARU
89 MAKANAN RUMAH SAKIT VS BUATAN MAXIM
90 MENDONGENG
91 KECURIGAAN HANA
92 KEMBALI BEKERJA
93 LAGI LAGI BALAS DENDAM
94 BUKAN IBU IBU, BUKAN OM OM
95 AYAH EGOIS
96 MEMBAHAGIAKAN KEKASIH
97 VISI MENCARI PENGHIANAT
98 I'M A QUEEN
99 MENDAPATKAN IJIN
100 MENJUMPAI DOKTER
101 PERDEBATAN KECIL DI MOBIL
102 KELUARGA BARU
103 ADU GOMBALAN
104 HUKUMAN TIDAK MASUK AKAL
105 PENGGILING KERTAS
Episodes

Updated 105 Episodes

1
AWAL MASUK KULIAH
2
MEMBALAS
3
JANGAN MENANTANG KAMI!
4
TERBALASKAN
5
HANA, SIGADIS NAKAL
6
KELUARGA HARMONIS
7
KETULUSAN HANA
8
SALAH PAHAM
9
BUCIN
10
DIJODOHKAN?
11
MIRIP PRIA BLASTERAN
12
HANA PENASARAN
13
SAKIT ATAU HUJAN???
14
LUPA WAKTU
15
HUKUMAN DARI MAMA
16
RENA TERPESONA
17
MENJENGUK MELANIE
18
MEMBUJUK BERUJUNG MALU
19
BEBAS DARI HUKUMAN
20
GODAAN INDRA
21
IJIN MAMA
22
KEBAHAGIAAN MELANIE
23
RAYUAN MAUT
24
PANTAI
25
MENJADI PEMENANG
26
MELUPAKAN ULANG TAHUN
27
PERTEMUAN YANG TIDAK DIINGINKAN
28
HADIAH ULANG TAHUN
29
RATU JALANAN
30
GADIS DI SUDUT
31
ANAK KEPALA ASISTEN RUMAH TANGGA
32
KOBARAN API CEMBURU
33
DETAK JANTUNG YANG BERUBAH
34
MENGERJAIN DAN DIKERJAI
35
PERINGATAN REMON
36
ISTRI PAMIT KE SUAMI
37
BERITA PAGI
38
PILIHAN HANA
39
TIGA SAHABAT
40
PERGANTIAN GENRE FILM
41
HADIAH DARI RENA
42
MALU DAN ROMANTIS
43
Pengumuman!!!
44
HARI PERTAMA MAGANG
45
RINDU
46
DRAMA JAM 12 MALAM DAN PAGI HARI
47
HANA VS MAXIM
48
PERDEBATAN PARA JOMBLO
49
SABAR
50
ASISTEN YANG BAIK
51
BOS YANG BAIK
52
MENGGENAPI TANTANGAN
53
OH TIDAK!! JANTUNGKU!!
54
BERSIKAP ROMANTIS
55
HANA YANG POLOS
56
CINTA GILA
57
PAK BOS JATUH CINTA???
58
DIRESTUI ORANG TUA
59
PERTEMUAN KEDUA BELAH PIHAK
60
DILAMAR
61
PELUKAN RINDU
62
VIRUS CINTA
63
CINTA BOS JADI BEBAN RAKA
64
BERSIKAP ROMANTIS
65
MENGAKUI PERASAAN
66
HARAPAN HANA
67
CALON KAKAK IPAR
68
CURHAT KE SAHABAT
69
PEMANDANGAN LAUT
70
STATUS BELUM BERUBAH
71
ACARA KELULUSAN
72
RENCANA PERNIKAHAN REMON
73
WAKTU BERLALU DENGAN CEPAT
74
RESTU AYAH
75
HARI PERTAMA KERJA
76
MAKAN MALAM ROMANTIS
77
HARI BAHAGIA
78
PENDEKATAN MAXIM DENGAN LEXON
79
PINDAH KE TEMPAT BARU
80
KENALAN LAMA
81
SERANGAN RENA
82
SANDRA SI MAK LAMPIR
83
MENANG
84
TAMPARAN DARI SANDRA
85
PERHATIAN MAXIM
86
TEROR
87
RUMAH SAKIT
88
TEMAN BARU
89
MAKANAN RUMAH SAKIT VS BUATAN MAXIM
90
MENDONGENG
91
KECURIGAAN HANA
92
KEMBALI BEKERJA
93
LAGI LAGI BALAS DENDAM
94
BUKAN IBU IBU, BUKAN OM OM
95
AYAH EGOIS
96
MEMBAHAGIAKAN KEKASIH
97
VISI MENCARI PENGHIANAT
98
I'M A QUEEN
99
MENDAPATKAN IJIN
100
MENJUMPAI DOKTER
101
PERDEBATAN KECIL DI MOBIL
102
KELUARGA BARU
103
ADU GOMBALAN
104
HUKUMAN TIDAK MASUK AKAL
105
PENGGILING KERTAS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!