Hana dan kedua sahabatnya berencana akan segera berlari keluar ruangan setelah melihat jam tangan yang melekat di pergelangan tangan mereka, sudah saatnya untuk pulang, itu yang ada di benak mereka saat jarum jam mereka sudah menunjukkan pukul 12 tepat. Sedari tadi mereka sudah menghitung setiap detik dari jam tangan mereka. Mereka begitu tidak sabar melihat adegan yang akan terjadi di parkiran, pasti sangat menyenangkan menonton drama itu. Dimana Sandra sang ratu kecantikan kampus histeris saat diparkiran. Pasti berita itu akan menjadi berita hot di kampus.
"Yes!", Rena yang senang karena sudah waktunya pulang. Dia tidak sadar bahwa senior seniornya masih berada di ruangan itu.
"Yang dibelakang! suaramu! Apa kau tidak memiliki sopan santun! kakak kelasmu masih disini dan kau sudah ingin meninggalkan kelas!", teriak Sandra.
"Lah kak, kan ini sudah jam pulang kuliah. Jadi apa salahnya kak jika dia senang. Mungkin sajakan Rena lagi lapar. Siapa coba yang tidak senang karena akan makan. Apalagi sudah sangat lapar, aku sendiri juga sudah merasa sangat lapar kak, rasanya ingin histeris karena sangkin laparnya, aku punya kebiasaan buruk kak saat lapar", Hana berusaha menyelamatkan Rena dari auman Sandra, wanita yang sangat menyebalkan itu.
"Dasar wanita -" ucapan Sandra terhenti saat sadar bahwa Indra bersamanya. Dia tidak ingin imagesnya hancur hanya karena omongan Hana yang tidak seberapa. (Awas saja nanti kau wanita murahan! Aku akan membalasmu)", batin Sandra yang merasa geram dengan ucapan Hana.
"Baiklah, karena memang sudah waktunya pulang, silahkan bubar", Indra mempersilahkan juniornya untuk keluar, dia juga menyusul keluar diikuti Sandra dan rombongannya dari belakang. Hana dan kedua sahabatnya masih di dalam ruangan. Mereka sengaja berlama lama membereskan tas mereka, tidak ingin sampai terlebih dahulu di parkiran. Itu hanya akan membuat Sandra merasa curiga.
"Let's go!", ajak Rena dan segera merangkul kedua sahabatnya. Hana menyandang tasnya dengan bahu kirinya dan segera merangkul Rena. Mereka segera berangkat ke arah parkiran. Sesekali mereka tertawa saat mengingat kejadian yang akan terjadi di parkiran.
"Hehhhhh, apa ini? Kok jadi seperti ini sih adegannya?", Melanie merasa tidak terima dengan adegan yang mereka lihat di parkiran. Sandra justru terlihat memasang wajah sedihnya memohon pada Indra agar diberi tumpangan.
"Uekkkk, najis gue lihat wanita jahat itu!", geram Rena. "Sabar Han, mungkin rencana balas dendam kita kali ini gagal, tapi lain kali kita tidak akan gagal. Biarkan kita membantunya kali ini untuk PDKT dengan cowok idamannya itu", kata Rena mengusap usap punggung Hana.
"Apaan sih! gue sih gak apa apa. Masih ada waktu kan balas dendam, lagian balas dendam itu gak baik. Hahaha....., ayo pulang!", ajak Hana segera menuju motor kawasakinya.
"Ihhh....udah gitu, rapat rapat lagi duduknya sama senior Indra, dasar cewek gatal!" teriak Melanie saat melihat kepergian Indra membonceng Sandra di motornya. Rena dan Melanie segera menyusul Hana, mereka segera mengambil motor mereka, mereka bisa tebak, pasti Hana sedang merencanakan sesuatu. Siapa sih yang tidak kenal teman mereka, Hana, gadis gila yang tidak akan menyerah. Karena itu sahabatnya itu digelari dengan Hercules, gadis kuat yang pantang menyerah. Padahal Herculeskan baik, entah kenapa wanita Hercules yang satu ini begitu jahat. Karena memang Hana tidak senang dengan ketidakadilan dan sikap sewenang wenang dengan orang yang derajatnya dibawah kita, seperti layaknya Sandra pada juniornya. Hana sangat membenci hal itu, karena itulah mengapa dia masih belum merasa puas karena Sandra belum kapok.
Hana memakai helmetnya dan segera menancap gas. "Gue duluan ya! loh nyusul aja!", teriaknya kepada dua sahabatnya yang masih tertinggal di belakang. Rena dan Melanie segera menyusul, untung mereka tahu jalan kucing yang bisa menyusul Hana. Mereka segera melewati jalan itu, karena jika melewati jalan besar, mereka tidak akan sanggup mengejar Hana. Kedua gadis itu tahu bahwa Hana adalah gadis gila yang tidak akan merasa takut dengan namanya jalanan. Hana bisa mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, menyelip nyelip motor dan mobil di depan adalah keahliannya. Hal itulah yang menjadi alasan kenapa keluarganya berusaha agar Hana tidak mengendarai motor, Safira sangat takut dengan cara berkendara putrinya itu.
Memang belum pernah ada kejadian yang mengerikan yang menimpa putrinya itu selama mengendarai motor, tapi tetap saja dia merasa kawatir. Apalagi Hana adalah seorang gadis, bukan seorang pria. Safira memang tahu putrinya itu senang berperilaku seperti pria, tapi dia harus tetap menjaga putrinya itu dengan baik.
Hana melihat motor yang di kendarai Indra. Hana segera merapat, dan membunyikan klakson motornya, panjang. Tentu saja yang pembawa motor dan yang dibonceng terkejut. Hana segera mendahului mereka, tidak lupa dengan lambaian tangan ke arah Indra dan Sandra.
"Ihhh, siapa sih pengendara itu? Sandrakan jadi terkejut! Ayo Dra, susul dia!" Kata Sandra tidak terima.
Hana masih bisa mendengar perkataan Sandra. Untung saja Sandra tidak mengenalinya. Hana segera beraksi, dia mulai menyelip setiap mobil dan motor di depannya. Sesekali dia melihat spion motornya, ingin melihat keberadaan motor Indra. "Hehehe..., siapa suruh lawan Tasya Hana Sunitra!", bangga Hana dan segera masuk ke sebuah gang. Hana yakin bahwa kedua sahabatnya sedang menunggunya disana.
Benar saja, Rena dan Melanie sudah menunggunya. Kedua gadis itu sedang makan bakso. Hana segera turun dari motornya, dia juga ingin ikut makan bakso. Ketiga gadis itu sudah menjadi langganan penjual bakso itu. Sejak SMA, ketiga gadis itu sering makan bakso disana. Mereka sangat suka dengan rasa bakso di gang itu, karena itulah mereka selalu kesana. Kebersihan tempatnya juga terjamin, Hana sangat senang dengan itu.
"Apa balas dendammu sudah terbalaskan?", tanya Rena lalu menyuapkan baksonya ke mulutnya. Kini mulutnya penuh dengan bakso.
"Hahaha, jangan ditanya lagi Ren, apasih yang gak bisa Hercules lakukan?", Melanie membanggakan Hana. Dia kembali sibuk menikmati baksonya.
"Bu, seperti biasa!", teriak Hana ke penjual bakso dan mendapatkan anggukan sebagai balasan dari penjual bakso.
"Iya iyalah, mereka tadi berusaha menyusulku", Hana memberitahu kejadian yang baru saja dia alami.
"Gila mereka, mana bisa mereka lawan Hercules, yang ada mereka kalah telak! Hahahaha....", Rena mengacungkan jempolnya ke arah Hana.
"Ini nak pesanannya, hati hati! masih panas", penjual bakso memberi peringatan. Tidak ingin Hana memakan bakso yang masih panas, dia sudah tahu sikap ke tiga gadis itu. Jika sudah berbincang, mereka tidak akan sadar dengan makanan yang mereka makan. Yang penting, mereka merasa makanannya sudah mendarat dalam mulut.
"Terima kasih bu!", jawab Hana sopan dan meniup baksonya dengan perlahan kemudian memasukkannya kedalam mulutnya. "Mmm, rasa baksonya memang selalu mantap, tidak pernah berubah!", puji Hana memberi jempol pada penjual bakso.
Tentu saja penjual bakso itu senang dengan penilaian Hana, Hana dikenal dengan gadis yang indra perasanya sangat baik jika menyangkut tentang makanan.
"Woi gue cabut duluan ya! kan loh pada tahu, ni motor yang gue bawa motor siapa, nanti gue kenak repet sama tuan bengis itu", Hana segera pamit pulang setelah menyantap baksonya. Bisa dia tebak, kakaknya pasti akan merepetinya habis habisan. Hana harus memikirkan sesuatu agar kakaknya tidak merepatinya.
"Jahat benar loh ya Han, abang ganteng gitu, masa iya dikatai tuan bengis sih! kan gak cocok, abang tampan dikatai bengis", Melanie yang tidak terima dengan ucapan Hana. Melanie membayangkan wajah tampan pria yang dimaksud Hana, Remon, saudara laki laki Hana. Kakaknya memang idaman banyak wanita, bahkan dulu, banyak orang yang mendekati Hana hanya karena ingin dekat dengan kakaknya. Hana yang selalu kewalahan karena membawa hadiah dari penggemar untuk kakaknya.
Hana ingat, dia tidak pernah menyerahkan hadiah hadiah itu, apalagi jika berbaur cokelat. Hana justru memakan habis cokelat cokelat itu. Sungguh gadis nakal, tapi disayang banyak orang. Dia juga tahu bahwa kakaknya juga tidak akan menerima hadiah hadiah itu, jadi daripada dibuang, Hana memilih untuk menyisihkan barang barang yang dia anggap menarik. Semua barang itu akan dia masukkan ke lemari koleksinya, dan sebagian barang yang Hana tidak suka akan dia tawari ke asisten di rumah, karena ada juga beberapa dari asisten rumah yang menyukai barang barang yang Hana tawari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments