Hana terbangun dari tidurnya, dia segera beranjak dari kasurnya ke kamar mandi. Dia harus segera bersiap siap untuk ke kampus, tidak ingin terlambat lagi untuk hari kedua. Tidak ingin berurusan dengan senior senior yang menyebalkan untuknya. Selesai dengan pakaian dan mengucir rambutnya ke atas, dia menyambar tasnya dan berlari menuruni anak tangga. Hana berjalan menuju dapur, ingin mengisi perutnya yang sudah terasa lapar. Rasanya cemilan yang dia makan semalam, tidak cukup untuk memuaskan rasa laparnya.
"Woooouuuu!!", kejut Hana. Dia memang selalu berbuat jahil jika sudah melihat para asisten rumah bekerja dengan begitu fokus hingga tidak menyadari kedatangannya. Namun meskipun demikian, Hana tidak pernah dibenci oleh para asisten itu. Mereka justru akan merasa kehilangan jika Hana tidak ada di rumah seharian. Tidak akan ada yang membuat mereka tertawa. Tidak akan ada yang menjahili mereka. Karena itulah mereka selalu senang jika Hana berada di rumah. Mereka semua akan berlomba lomba menghidangkan makanan kesukaan Hana.
Tentu saja itu membuat seorang Remon, kakak laki laki dari Hana merasa iri. Dia bahkan terkadang sampai harus mengisengi adeknya agar dia juga bisa menikmati masakan yang asisten buat untuk Hana. Remon akan berbuat baik pada Hana, dia akan memberikan Hana tiket nonton konser BTS, memberikan Hana foto foto BTS dan banyak lagi. Jika itu bersangkutan dengan BTS, maka Hana tidak akan pernah menolaknya. Dia akan merasa sangat bahagia.
Hana akan berdiam diri di kamar jika dia sudah mendapatkan hadiah hadiah yang bersangkutan dengan BTS. Bahkan para asisten harus mengantarkan makanannya ke kamar. Namun sebelum itu, makanan yang khusus untuk Hana akan hilang sebagian besar. Siapa lagi kalau bukan Remon dalangnya. Safira bahkan akan tertawa karena melihat kekonyolan kedua anaknya.
"Nona ini!, bibi jadi terkejut, untung bibi punya kekuatan jantung yang baik, jadi aman deh. Hehehe...., ayo non makan!, ini makanan kesukaan nona loh!", mengharumi aroma makanan ke arah Hana.
"Mmmmm, harumnya enak bi!, bibi memang ter the best!", memberi jempol dua ke arah bi suri. Hana segera menarik kursi dan segera mendudukkan bokongnya di kursi. Dia segera mengucap syukur pada Sang Pencipta dan menyatap makanan yang sudah tersaji di depannya. Dia mengambil salah satu bagian ayam rendangnya dan memasukkan ke mulutnya. "Mmmmm, delicious!!", memuji masakan asisten rumah.
"Bibi senang deh jika nona menyukainya", tersenyum bahagia karena Hana sangat menyukai masakannya. Membahagiakan tuan rumah adalah prioritas mereka.
"Oh iya bi, ibu sama yang lainnya pada kemana?, kok dari tadi Hana gak lihat batang hidung mereka?", Hana yang mencari cari keberadaan orang rumah.
"Oh iya!, bibi hampir lupa memberitahu nona Hana. Tuan dan Nyonya besar sedang keluar kota, katanya ada urusan mendadak, jadi tidak sempat memberitahu nona. Untuk den Remon, dia udah pergi ke kantor, katanya ada urusan di kantor, jadi harus berangkat lebih awal", menjelaskan dengan terperinci.
"Wah wah wah...., mereka sangat sibuk ya bi. Lihatlah Hana, Hana tampak begitu santai. Kuliah aja masih santai", menyuapkan makanan kemulutnya. "Oh tidak..., ini sudah jam berapa?", melihat ke arah jam dinding di dapur.
"Kampret dah, hampir telat!!, Hana harus berangkat sekarang bi, nanti siang rendangnya Hana lanjut makan lagi. Jangan biarin dihabisin sama kak Remon ya bi!", meneguk air minum dengan tergesa gesa.
Hana segera mengambil ransel yang di letakkan sembarang di sofa ruang tamu. Dia berlari ke garasi, dia memandangi beberapa sepeda motor yang terparkir di sana. "Hahaha...., maaf kak", menyalakan motor bermerek kawasaki ninja hijau milik kakaknya. Setelah menyala, Hana kembali ke teras rumah, mengambil sepatu vans dari rak dan memakainya dengan terburu buru. "Bi!, Hana berangkat ya!, nanti kalau kak Remon merepet, bibi langsung pake Headphone Hana saja!, ada di samping TV!", teriak Hana dan kembali berlari kembali ke garasi.
"Apa maksud nona Hana ya?, kenapa den Remon merepet?", asisten itu segera berlari keluar, ingin menanyakan penyebab Remon merepet. "Maksud nona apa?", yang diajak bicara sudah tidak terlihat lagi. "Yahh, dia hilang!", merasa bodoh karena berbicara sendiri. Asisten itu kembali ke rumah, dia harus mengatur asisten bawahannya untuk mengurus rumah. Asisten yang selalu dekat dengan Hana itu adalah kepala asisten rumah. Dia yang akan mengatur asisten lainnya untuk mengurus rumah, terutama saat tuan rumah sedang tidak berada di rumah.
Hana tiba di parkiran, dia membuka helmetnya dan memperbaiki rambutnya yang berantakan. Dia sedikit aneh dengan tatapan orang orang disana. "Apa ada sesuatu di wajahku?", Hana segera bercermin di spion motornya. "Tidak ada apapun, tapi kenapa mereka memandangiku?, hahh..., mungkin karena aku terlalu tampan dengan motor ini", memuji dirinya sendiri.
"Iyahhhh, kau memang sangat tampan! Aku bahkan sampai jatuh cinta denganmu...muach!!", Rena menyahut dari belakang sambil memayunkan kan bibirnya. Dia terkekeh melihat gaya Hana yang membanggakan diri. "Sudah!, ayo masuk abang tampan!!", menggandeng tangan Hana dan segera masuk ke kawasan gedung jurusan.
"Melani dimana?", tanya Hana yang sadar bahwa Melani tidak bersama mereka. Biasanya Rena dan Melani akan selalu bersama, mereka tidak akan pernah terpisah.
"Oh..., dia mungkin sudah di kelas. Dia tidak ingin berurusan lagi dengan senior senior aneh itu", jawab Rena menebak. "Kita juga harus cepat, sebelum nenek rempong itu datang lagi mencari gara gara sama kita", memberi gelar baru untuk Sandra.
Hana dan Rena tertawa bersama, mereka segera berlari ke kelas. Di depan pintu ruangan, Rena mengeluarkan ponselnya dan memberi pesan WA ke Melani. Ingin mengetahui suasana di dalam ruangan. "Aman!!, belum ada senior ataupun dosen. Kalian berdua dimana?", pesan suara dari Melani.
Belum sempat mengirim balasan untuk Melani, gadis itu sudah muncul dari balik pintu kaca. "Ternyata kalian udah di sini. Sorry Ren, gue tinggalin loh. Soalnya ya, inces tuh gak mau berurusan dengan nenek rempong itu!", memperhatikan sekitar, takut Sandra sudah tiba. "Ayo masuk, sebelum dia datang", menarik kedua sahabatnya masuk.
"shittt, kunci motorku mungkin masih menempel dimotornya!", Hana yang menyadari bahwa dia belum mencabut kunci dari motornya. Dia langsung di tarik Rena saat di parkiran. Dia tidak mengingat bahwa kunci belum dia ambil.
"Kita berdua maklum kok sama ketuaan loh, iyakan Ren?", menyenggol Rena.Mereka memang tahu bahwa Hana sering teledor, jadi mereka tidak akan terkejut lagi. Ketiga gadis itu memilih langsung berlari ke arah parkiran. Mereka harus mengambil kunci motor Hana, apalagi motor itu bukan motor Hana, itu motor Remon.
Di parkiran mereka kebetulan melihat Sandra memarkiran mobil putih dengan stiker hello kitty. Ketiga gadis itu segera bersembunyi setelah mengambil kunci motor. Sebuah ide tiba tiba terbesit di kepala Hana. Dia tesenyum jahil, dan diikuti kedua sahabatnya. Melani dan Hana bisa menebak, Hana saat ini sedang mendapat ide brilian. "Mengerjainya!", serentak Rena dan Melani. "Bingo", jawab Hana membenarkan tebakan dua gadis disamping kiri kanannya.
Ketiga gadis itu segera keluar dari tempat persembunyian setelah Sandra menghilang dari parkiran. Mereka segera memperhatikan CCTV di setiap sudut. Dirasa CCTV yang mengarah ke mobil Sandra tidak ada, mereka langsung bertindak. Melani bertugas sebagai pengawas, Hana dan Rena bertugas menjalankan rencana.
"Selesai!", Hana dan Rena memberi kabar kepada Melani bahwa rencana sudah selesai di jalankan. Mereka segera kembali ke ruangan mereka. Tidak lupa memperhatikan sekitar untuk yang terakhir kalinya. Dikelas mereka sangat beruntung karena kelas masih hanya dihuni mahasiswa baru. Hana dan kedua sahabatnya memilih duduk di meja paling pojok di belakang. Ketiga gadis itu memilih akan duduk di satu meja sebelum senior senior aneh itu masuk keruangan mereka. Mereka memilih untuk bercengkerama ria, membayangkan bagaimana reaksi Sandra saat melihat nasib Mobil hello kittinya.
Pintu ruangan terbuka, para senior masuk ke kelas. Hana dan kedua sahabatnya langsung mendapat tatapan mematikan dari Sandra and gengs. Hana hanya bisa mengajak kedua sahabatnya untuk tidak melawan tatapan Sandra, dia menyarankan agar menyerah saja.
"Duduk dengan rapi!" teriak Indra setelah berdiri tepat di depan para mahasiswa baru. Semua orang segera mengambil tindakan, mereka langsung kembali ke tempat mereka masing masing. tak terkecuali dengan Hana dan Rena. Mereka menarik kursinya kembali ke meja mereka, tepatnya di samping meja Melani.
"Kalian bertiga!, apa kalian tidak bisa mengangkat kursinya?, kalian membuat kebisingan!, telinga kita kita jadi sakit!", teriak Sandra yang sangat terganggu dengan kehadiran ketiga gadis di belakang. Sandra sudah mulai memasang bendera perang dengan ketiga gadis itu.
"Ahh, maaf kak. Tangan kita lemas karena lelah membersihkan toilet kemarin. Jadi tidak ada tenaga lagi untuk mengangkat kursinya, kita cuman bisa narik kursinya aja. Lihat noh, tangan Hana saja sampe biru!", menunjukkan tangannya yang membiru. Mungkin bisa menipu Sandra.
"Coba aku lihat!" Indra mendekat ke arah Hana. Dia meraih tangan Hana dan memperhatikan tangan Hana yang membiru. Memang benar, tangan Hana membiru. Indra pun membantu Hana mengangkat kursinya, sekalian dengan kursi Rena. Indra kembali ke depan ruangan setelah mengurus kursi Hana dan Rena.
Di belakang, Rena menyenggol tangan Hana. "Tangan loh memang membiru karena kemarin kita bersihkan toilet?", Rena bertanya. Ingin mencaritahu apa yang sedang Hana rencanakan.
"Hahaha..., gila loh!, darimana datangnya tangan gue langsung biru hanya karena membersihkan toilet?, Ini membiru saat gue ngambil headphone gue yang terjatuh di kolong tempat tidur", menceritakan kejadian ketika salah satu ujung tempat tidur mengenai tangannya hingga menghasilkan memar di tangannya. Rena hanya bisa terkekeh karena ide sahabatya selalu saja luar biasa. Selalu saja ada ide yang dimunculkan Hana saat sedang merasa disudutkan.
Mereka pada akhirnya memutuskan akan mendengarkan pengarahan dari senior. Jadi dengan begitu mereka tidak akan di marahi si bos besar. Tidak, mereka tidak cocok dengan sebutan bos besar. Mereka cocok disebut, bos penyiksa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments