STRANGE GIRL
Nananananana e.......nananananana eeeee
Suara nyanyian dari seorang gadis yang menyanyikan lagu dari idol bts favoritnya terdengar dari kamar mandi. Suara nya terkadang tidak terdengar jelas karena berbaur dengan suara air yang menyala. Gadis itu terlihat begitu bersemangat pagi ini, bagaimana tidak, dia sangat senang ketika dia akan memasuki bangku perkuliahan.
Tasya Hana Sunitra, itulah nama gadis itu. Gadis yang cantik, memiliki rambut sepanjang bahu berwarna hitam pekat, hidung mancung, kulit putih mulus, tinggi badan 169 cm, berat badan 59 kg, gadis yang suka bertingkah aneh, humoris dan juga suka tersenyum saat melihat orang yang dia kenal. Gadis kelahiran 30 maret, Zodiak aries, saat ini dia berumur 18 tahun. Hana adalah gadis yang sangat suka bertingkah konyol di depan orang orang yang dia kenal. Senang membalas dendam kepada orang yang dia rasa bersikap semena mena kepada orang lain.
Tapi orang yang tidak mengenalnya mungkin akan menganggap nya gadis yang jutek, dingin dan egois. Tapi Hana tidak mempermasalahkan anggapan anggapan itu. Dia hanya ingin fokus menikmati hidupnya, menikmati masa masa kuliah.
Hana juga orang yang tidak pernah peduli dengan masalah percintaan. Tidak pernah peduli dengan yang namanya laki laki, kecuali ayah dan kakak laki lakinya.
Keluarga sunitra memiliki dua orang anak yang sangat mereka cintai. Dia adalah Tasya Hana Sunitra dan Remon Maxim Sunitra. Keluarga sunitra merupakan seseorang yang berpengaruh dalam dunia bisnis di negaranya. Bahkan beberapa cabang grup Hanara sudah masuk ke negara asing. Grup Hanara adalah industri yang bergerak di bidang pakaian terbesar di Indonesia. Perusahaan ini juga sudah sering melakukan kerjsama dengan perusahaam perusahaan luar.
Hana memiliki seorang ibu yang begitu menyayanginya, dia adalah nyonya Safira Ningsih Sunitra. Dia adalah seorang ibu rumah tangga. Dia memutuskan untuk tidak bekerja membantu suaminya Lexon Sunitra. Dia dan suaminya memutuskan agar salah seorang dari mereka bisa fokus mengurus anak anak mereka.
Mereka tidak ingin Hana dan Remon kekurangan kasih sayang dari orang tuanya. Meskipun Lexon sibuk mengurus seluruh bisnisnya dia tidak pernah lupa pada keluarga yang amat dia cintai. Dia akan selalu menyempatkan waktu untuk bisa berkumpul bersama keluarganya.
Hana sangat beruntung bisa memiliki keluarga seperti itu. Dia tidak pernah mengenal kata menyerah, karena dia selalu mendapat dukungan dari keluarganya. Selain keluarganya, Hana juga mempunyai dua orang sahabat yang selalu menemaninya. Bahkan mereka masuk ke universitas yang sama dengan Hana. Seakan akan keberuntungan berpihak pada ketiga gadis itu.
Kedua sahabat Hana adalah Rena Namira dan Melani Indah. Ketiga gadis itu memilih jurusan yang sama di Universitas Indonesia. Bahkan mereka di terima di kelas yang sama.
Hana mencium pundak telapak tangan ibunya. Dia segera berlari ke arah garasi. Dia memilih memakai motor agar bisa bergerak melintasi jalan raya dengan cepat. Hana melirik jam tangan yang melekat di pergelangannya.
"Gawat gawat gawat.......aku bisa telat ini.....", gerutu Hana dan langsung menancap gas motornya.
"Hana.......hati hati.......jangan ngebut........", teriak Safira ibu Hana yang melihat kepergian putrinya tampak tergesa gesa.
Hana tidak lagi mendengar teriakan ibunya, karena sudah memakai helm. Hana mulai menyalip satu persatu mobil yang di depannya. Terkadang dia harus mendapat klakson panjang dari pemilik mobil yang Hana lewati. Hana tidak mengindahkannya, dia lebih fokus dengan jalan yang di depannya.
Setelah melalui perjalanan yang penuh tantangan Hana segera memarkirkan motornya. Dia segera berlari ke arah gedung jurusannya. Hana memilih jurusan manajemen bisnis karena dia ingin mengikuti jejak ayah dan kakaknya. Ibu Hana sempat menyarankan Hana agar mengambil jurusan administrasi seperti dirinya. Tapi Hana menolaknya, Safira hanya bisa menerima keputusan putrinya. Tidak ingin memaksakan kehendaknya.
Saat sedang berlari, Hana mendengar teriakan dari belakang. Suara itu tidak asing bagi Hana, dan benar saja suara itu berasal dari kedua sahabatnya yang juga kebetulan baru tiba. Ketiga gadis itu akhirnya lebih cepat. Mereka yakin bahwa mereka pasti sudah telat.
Hana dan kedua sahabatnya tiba di ruangan kelas mereka. Pintu ruangan itu tertutup, para siswa juga hening. Ketiga gadis itu yakin bahwa di dalam ruangan sudah ada dosen atau senior mereka. Hana mengetuk pintu karena kedua sahabatnya tidak berani mengetuk pintu.
"Masuk........", suara dari dalam ruangan.
Hana dan kedua sahabatnya membuka pintu dan segera masuk ke dalam ruangan. Mereka segera bergegas ke arah tempat duduk yang tidak berpenghuni.
"Berhenti......., siapa yang menyuruh kalian langsung duduk!!!", teriak seorang pria yang mungkin itu adalah kakak senior di jurusan manajemen bisnis.
Hana, Rena dan Melani segera menghentikan langkah mereka. Mereka berbalik arah secara serentak dan menatap kakak senior yang barusan berteriak.
"Tapi kakak tadi sudah menyuruh kami masuk, kok di berhentiin lagi.....", Hana mencoba membela diri dengan berani.
"Apa kalian aku suruh duduk??? kan tidak, saya hanya menyuruhmu masuk bukan duduk", jawab kakak senior itu dengan gaya garang nya. Dia begitu kesal karena baru kali ini ada anak baru yang membantahnya.
"Ooooooo.....", jawab Hana dan kedua sahabatnya serentak yang sukses membuat penghuni kelas itu tertawa bersama
"Diam!!!, apa kalian aku suruh untuk tertawa?" teriak senior itu kembali.
Semua mahasiswa langsung diam seketika, maklumlah anak anak baru mungkin masih memiliki rasa takut pada senior mereka yang terlihat garang itu.
Hana dan kedua sahabatnya tidak peduli dengan amarah senior itu. Mereka hanya fokus berjalan kembali mendekati senior itu.
"Kalian bertiga!!, apa kalian tidak tahu ini sudah jam berapa??? apa di rumah kalian tidak ada jam???", bentak senior itu pada Hana dan kedua sahabatnya.
"Maaf kak, kami telat karena jalanan macet kak....", jawab Melani yang sudah sedari tadi mengumpulkan keberanian untuk berbicara.
"Jika tau jalanan akan macet, kenapa tidak mempercepat waktu berangkat dari rumah!!!, apa kalian tidak punya jam???", lagi lagi senior itu membentak kembali tidak terima dengan alasan Melani.
"Maaf kak, jika masalah jam...., gue punya banyak di rumah kak, mungkin ada....1 2 3 4 5 6 7 kayaknya tujuh deh kak", Hana mencoba mengingat letak letak jam dinding di rumahnya.
"Kau.............", Senior wanita yang berada di samping senior pria itu membentak Hana. Hana bisa menebak, senior wanita itu menyukai pria di sampingnya, tepatnya, lawan bicara Hana. Terlihat jelas di wajah gadis yang Hana tidak tahu namanya.
"Maaf kak.... kalo boleh tau, apa lagi salah saya, kan kakak ini tadi nanya apa tidak ada jam di rumah saya.....yaudah....saya jawab, kalo jam dinding di rumah saya ada 7 dan tambah jam tangan saya ada 8", jelas Hana tidak mau kalah dengan senior itu.
"Kalian bertiga, bersihkan seluruh toilet wanita di gedung ini!!", perintah senior laki laki itu.
"Hahhhh......kak gedung ini kan besar....berapa banyak toilet wanita di sini??",tanya Hana yang masih terkejut mendapat hukuman itu. Tidak terbayangkan betapa lelahnya dia nantinya.
"Ada 20, segera laksanakan, tidak boleh pulang sampai semua nya selesai", ancam kakak kelas laki laki.
Mendapat ancaman tidak bisa pulang adalah hal yang sangat menyebalkan. Hana dan kedua sahabatnya harus segera menyelesaikan hukumannya. Mereka tidak bisa membayangkan jika mereka harus tinggal di gedung itu sampe malam hari. Apalagi harus membersihkan toilet yang mereka tidak tau seberapa kotor toilet di gedung itu. Sekarang mereka hanya ingin berfokus segera menyelesaikan hukuman itu dan segera kembali ke rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Halo Kak... ini covernya Ayu Ting Ting ya... ? Mirip.... salam knl ya Kak...
2024-01-12
0