Akira kembali ke kamar mandi, sedang Vian sudah meminum kopi yang di buat Akira.
saat Akira keluar dari kamar mandi, Vian memilih ke ruang tamu untuk menelpon dokter kepercayaannya.
"hallo dokter Rio, maaf menganggu," kata Vian.
"iya pak Vian tak masalah, ada apa?" tanya Rio yang masih di rumah sakit.
"aku ingin bertanya tentang kondisiku yang tiba-tiba merasa seperti pria yang menginginkan wanita dok, apa ini bagus?" tanya Vian.
"itu bagus pak Vian, berarti kondisi pak Vian makin membaik, lebih baik coba melakukan nya dengan istri anda, dan semoga sukses," kata dokter Rio sedikit tersenyum.
"baiklah dokter, terima kasih," jawab Vian.
sedang dokter Rio hanya bersyukur dengan keadaan Vian yang membaik, pasalnya sudah empat tahun dokter Rio menangani Vian yang memiliki masalah.
akibat perceraian dan juga penghianatan Rini, Vian sempat tak memiliki hasrat seksual lagi, meski melihat wanita tel*nj*Ng sekalipun.
bahkan dokter Rio terus menguatkan Vian untuk tetap berusaha sembuh, dan keputusan Bu Ageng agar Vian menikah dengan Akira.
Vian masih merokok di ruang tamu yang gelap, Akira pun mencari Vian yang tak terlihat k
di kamar.
"mas Vian dimana?" panggil Akira.
"apa? aku di ruang tamu," saut Vian.
"oh, aku mau tidur, jika mas memerlukan sesuatu bisa memanggilku," kata Akira.
"tidur lah, besok kita akan keluar pagi-pagi," jawab Vian datar.
"baiklah," jawab Akira.
Vian masih mempertimbangkan perkataan dari dokter Rio, Vian pun memutuskan untuk masuk ke kamarnya.
Vian menahan Akira yang akan tidur di bawah, Vian menariknya dan mendorongnya ke ranjang.
"ada apa mas?" binggung Akira.
"kau harus mendapatkan hukuman karena berani menampar Rini tadi," kata Vian yang melepas kan kaos yang di pakai.
"tapi dia menggoda mu," Bella Akira.
"ingat kau hanya perlu menurut padaku dan kau tak berhak ikut campur urusan ku," kata Vian kembali mendorong Akira.
Vian merobek piyama yang di pakai oleh Akira, Vian makin tak bisa mengendalikan dirinya.
sekarang Vian mencumbu Akira dengan begitu kasar, Akira hanya bisa menagis menerima perlakukan Vian.
"hentikan mas, sakit...." mohon Akira.
"ingat kau istriku, jadi sekarang kau hanya perlu menurut," kata Vian yang mencengkram dagu Akira.
Akira pun tak bisa melawan kekuatan Vian malam itu, Akira bahkan hanya bisa menangis saat Vian menggagahinya secara kasar.
bahkan Vian seakan tak peduli dengan kesakitan yang di alami Akira, setelah puas, Vian pun pergi meninggalkan Akira yang meringkuk di ranjang.
Akira tak bisa menyalahkan siapapun, ini pilihannya sendiri, dan semua sudah tak bisa di ulang.
Akira pun memunguti pakaian yang tadi di robek oleh Vian, Akira memilih membersihkan dirinya.
Akira hanya bisa menahan sakit di area int*mnya, setelah mandi Akira pun memilih untuk beristirahat.
sedang Vian marah dengan sikapnya sendiri, pikirannya terus berkecamuk, hatinya mengutuk dirinya yang memperlakukan akura dengan kasar.
sedang pikirannya mengatakan jika itu tak sebanding dengan apa yang di lakukan Akira dengan menampar Rini.
Vian pun memilih merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu, dan seperti itu malam pertama pernikahan mereka.
keesokan paginya, Bu Ageng dan Aira pulang dengan di antar oleh Anis dan Ela, dan mereka masuk rumah.
mereka terkejut melihat Vian yang tidur di sofa ruang tamu, sedang Ela membangunkan Vian, Anis mengetik pintu Akira.
Anis makin khawatir karena tak ada jawaban dari Akira, "mbak ini Anis, buka pintunya," panggil Anis.
"bang bangun ih, udah siang," kata Ela membangunkan Vian.
"benarkah," kata Vian yang bangun dan memilih duduk sambil mengumpulkan nyawanya.
"ibu kunci duplikat kamar bang Vian mana?" panik Anis yang tak mendapati jawaban dari Akira.
"kenapa Anis?" tanya Bu Ageng.
"mbak Akira dari tadi tak menjawab, meski kamarnya sudah Anis gedor," jawab Anis yang panik.
mendengar itu Vian berlari ke kamarnya dan langsung mencoba membukanya tapi tak bisa.
karena tak sabar Vian akan mendobrak pintu kamar nya, tapi terdengar suara kunci di putar, saat pintu terbuka.
Vian terkejut melihat wajah Akira yang begitu pucat, dan begitu lemah, tiba-tiba Akira pingsan, dan Vian menangkapnya biar tak terjatuh ke lantai.
"bawa ke klinik," kata Bu Ageng panik.
Vian langsung mengendong Akira ke mobil, Vian dan Anis di belakang, sedang Ela mengemudi dan Bu Ageng di depan bersama Aira.
"bunda..." panggil Aira yang menangis melihat Akira tak sadarkan diri.
sedang Vian tak kalah panik melihat wajah pucat Akira, Vian merasa jika ada bajunya basah.
Vian pun melihat tangannya sudah ada darah, "Ela kita ke rumah sakit, ngebut Ela!" teriak Vian.
Anis begitu kaget melihat tangan Vian penuh dengan darah, "bang apa yang terjadi?" tanya Anis dengan air mata yang sudah tak terbendung.
sedang Vian masih diam, dia tak menyangka perlakuannya semalam membuat Akira hingga seperti ini.
mobil pun sampai di rumah sakit ibu dan anak di Jombang, meski butuh 45 menit karena Ela sudah berusaha menggebut.
Vian langsung membawa Akira ke UGD, dan dokter pun langsung memberikan pertolongan pada Akira.
sedang Vian melihat dirinya penuh dengan darah dari Akira, tak lama ada seorang suster yang membawa beberapa kantong darah untuk melakukan transfusi darah.
Vian langsung lemas menginggat kondisi Akira di pelukannya tadi, dan darah Akira di tangan dan bajunya.
Bu Ageng masih menenangkan Aira bersama Ela, sedang Anis yang mengisi formulir kedatangan Akira.
Ela juga menghubungi saudaranya yang lain, Vera akhirnya datang bersama yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
Qorie Izraini
fasar laki gak otak
gak bisa mov on dari istri jalang ny
Akira yg jd korban.
udah tau istri srlingkuh, kok msh di peduli kan.
kasian banget hdp lo jd lelaki
2022-11-03
0
Fhebrie
cinta km telah mrmbutakan mata dn hati km vian.. wanita laknat seperti rini pantas di tenggelamkan
2021-08-13
0
yosya
sayangilah dan perlakukan wanita mu dengan baik, sebagaimana engkau memperlakukan Ibu mu dengan baik...
wanita mu adalah Ibu dari anak mu... 🙏🙏😊😊
2021-05-07
0