sore hari tak di duga semua teman Vian datang untuk mengucapkan selamat, Akira sedang di dapur membantu pekerjaan dari semua orang.
"loh ini kenapa kakak ipr masih belum siap, itu temen bang Vian datang semua, mbak juga harus menemani suaminya dong," kata Vera.
"tapi saya tak kenal mereka, dan lagi mereka semua laki-laki," jawab Akira.
"ada yang bawa istrinya juga kok, jadi sekarang mbak ikut aku dan ku mau mengajari mbak sesuatu," kata Anis menyeret Akira ke kamar Vian.
"ini mau di apain mbak Anis," binggung Akira.
"sekarang mbak mandi, biar aku yang pilihkan bajunya," kata Anis mendorong Akira masuk ke kamar mandi.
Akira pun mengikuti perintah Anis, saat Anis sedang memilih pakaian, ternyata Vian masuk ke dalam kamar.
"ngapain kamu di sini? mana Akira?" tanya Vian.
"sedang mandi, Abang kasih ini dulu ya, aku mau ngambil dalaman hijab, karena lupa kemarin gak beli," kata Anis menyerahkan baju gamis warna Salem itu pada Vian.
"mbak Anis, bajunya mana?" tanya Akira mengulurkan tangannya.
Vian pun memberikan baju yang di berikan oleh Anis, setelah itu pintu kamar mandi kembali tertutup.
Vian penasaran dengan lemari yang kemarin di rubah oleh tiga adik perempuannya itu, saat Vian melihat dia terkejut melihatnya.
"apa-apaan ini, kenapa mereka membeli lingerie sebanyak ini," kata Vian.
"mbak Anis, emang aku mau di apain sih," kata Akira sambil mengeringkan rambutnya.
"Anis lagi keluar, kamu jangan lama-lama, semua teman ku ingin menemui mu," kata Vian datar.
"iya mas," jawab Akira.
Vian langsung keluar dari kamarnya, sedang Akira duduk di depan meja rias.
Akira membaca setiap keterangan semua kosmetik yang ada di meja rias itu, Akira pun mulai mengunakan sesuai urutannya.
Anis baru datang dan melihat Akira sedang memakai skincare yang kemarin di beli oleh Vera.
"gimana mbak? enak gak skincarenya?" tanya Anis yang menaruh ciput di ranjang.
"iya mbak, ringan," jawab Akira.
"oke sekarang kita pakek make up, dan mulai hari ini mbak harus menginggat setiap urutannya, biar nanti bisa make up sendiri, ayo kita mulai," kata Anis.
Akira pun menggingat semua tahapan menggunakan make up, tak lama wajah Akira sudah terlihat cantik dengan make up natural.
"sekarang mbak pakai hijab nya, aku mau keluar dulu ya," kata Anis
"iya mbak," jawab Akira.
Akira menghapus lipstik yang dia pakai, karena merasa terlalu mencolok meski berwarna pink, Akira mengganti warna lipstik nya.
Akira pun mengerti sedikit model hijab pasmina dan mencoba memakai model itu dan terlihat cocok.
Akira pun keluar dan membuat semua orang pangling dengan dirinya, "ya Alloh siapa ini, cantik sekali," puji Bu Ageng.
"wah bunda cantik," kata Aira yang sedang bersama Bu Ageng.
"terima kasih, putri bunda juga cantik," kata Akira.
"Akira ayo keluar, teman-teman ku terus menanyakan mu," panggil Vian yang kaget melihat Akira.
"iya mas," jawab Akira tersenyum.
Vian langsung mengandeng tangan Akira dan mengajaknya keluar, "ingat jangan jauh-jauh dari ku," ancam Vian.
Akira hanya mengangguk menanggapi ancaman Vian, Akira terus tersenyum sambil berjabat tangan dengan seluruh teman Vian.
"waduh.. pantes juragan tampan ini mau menikah, lah wong istrinya cantik begini," goda salah satu orang.
"kamu bisa saja, aku beruntung sekali mengenalnya," kata Vian tertawa sedang Akira hanya tersenyum.
tak di duga Fandi menghampiri Vian dan Akira, "bang mantan mu datang," bisik Fandi, Akira pun mendengar perkataan Fandi.
benar saja tak lama Irwan dan Rini datang karena undangan dari Fandi, sedang Fandi tersenyum penuh arti.
"Akira ayo ikut aku sebentar," kata Vian mengenggam tangan Akira cukup kuat.
bahkan Akira mengerti perubahan sikap Vian saat ingin menyambut pasangan itu, Akira pun mengusap tangan Vian.
"tenang mas, aku di samping mu," bisik Akira.
Vian pun menghela nafas sebelum menjumpai keduanya, "selamat datang," sapa Vian sambil bersalaman dengan Irwan.
"selamat ya, wah kamu akhirnya menikah, mana istrimu," kata Irwan yang tak lepas melihat wajah Akira.
"ini istriku dan ibu Aira," kata Vian merangkul Akira.
Rini dan Irwan saling pandang melihat Akira, pasalnya mereka mengira jika istri Vian adalah gadis kampung yang kumel dan hitam.
tapi nyatanya, Akira begitu bersih bahkan Irwan pun terpana melihat kecantikan Akira, "duduk dulu yuk," ajak Vian pada keduanya.
melihat siapa yang datang, trio wanita keluarga Vian sudah menyiapkan ancang-ancang untuk menghadapi mantan kakak ipar mereka itu.
"Vian kamu bahkan belum mengenalkan istrimu?" kata Irwan.
"oh ya maaf aku lupa, dia istriku Akira, dan sayang mereka adalah teman ku irwan dan istrinya Rini," kata Vian.
"Akira," kata Akira menangkupkan tangannya di dada, Irwan pun menarik tangannya kembali.
"cih.., sok suci," gumam Rini.
"maaf mbak, ini pilihan saya, jadi jika kurang nyaman saya minta maaf," kata Akira dengan lembut.
Vian masih menatap Roni dengan dalam, pasalnya Vian belum sepenuhnya melupakan wanita itu.
melihat gerak gerik itu, Irwan pun mencoba membuat celah di hubungan Vian dan Akira.
"aduh Vian, berhenti melihat Rini seperti itu, kau bisa membuat istrimu salah paham dan aku juga bisa cemburu dengan sikap mu," kata Irwan cukup keras.
Akira hanya bisa menghela nafas, pasalnya dia sendiri pun tau jika wanita itu adalah wanita yang di cintai Vian.
"mas jika ingin berbincang dengan mbak Rini silahkan, jika mas Irwan tidak keberatan," kata Akira menepuk tangan Vian.
mendengar itu Vian menatap Akira marah, sedang Rini tersenyum menang karena merasa jika Vian masih mencintainya.
sedang Irwan malah tertarik dengan Akira yang begitu polis menurutnya, "menarik," batin Irwan.
"baiklah jika itu keinginan mu, ayo Rini ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu, permisi Irwan apa boleh aku berbicara empat mata dengan Rini," izin Vian.
"silahkan," kata Irwan tersenyum.
"sayang, aku bicara dulu dengan dia ya," pamit Rini mencium pipi Irwan.
"silahkan," jawab Irwan.
Vian dan Rini pun menjauh untuk berbicara empat mata, sedang Akira yang tak nyaman pun memilih pergi.
"nyonya Noviant mau kemana?" kata Irwan menghentikan Akira.
"aku ingin melihat putriku," jawab Akira sopan.
"tunggulah di sini, apa kamu sedih melihat suamimu yang tak bisa melepas mantan istrinya, bahkan Vian masih terlihat begitu mencintai Rini," kata Irwan menyala kan api.
"aku percaya pada suamiku," jawab Akira meninggalkan meja Irwan.
"Vian kau bodoh, kenapa melukai hati istri cantik mu, dan apa perlu aku yang membahagiakannya, seperti Rini dulu," batin Irwan sambil tersenyum menyeringai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
Fhebrie
nah loh irwan ga beres.. nih.. aku yakin rini pasti bakal kena batunya ga lama lagi pasti di tendang sm irwan
2021-08-13
0
Pak Nin
Wah disini malah PEBINOR ya yang muncul😀
2021-07-30
0
Lovesekebon
Lanjutkan😊🥰🥰
2021-05-03
2