di rumah Vian semua sudah siap, bahkan Aira juga sudah cantik, sedang Vian masih berada di kamarnya.
Vera masuk ke kamar sang kakak, "tak usah sedih gitu bang, ini demi ibu dan putri mu, lagi pula dia gadis yang baik," kata Vera mengambil dasi milik Vian.
"aku masih belum sepenuhnya bisa melupakan Rini," Jawab Vian berdiri di depan Vera.
"bang ingat sesuatu, jika dia orang baik dia tak akan meninggalkan dirimu saat Abang jatuh, dua pasti akan memberi semangat dan dorongan pada mu, bukan malah pergi dengan pria lain yang tak lebih dari kacang lupa kulitnya," kata Vera.
"kau benar, aku harus melupakan Rini, sekarang aku harus fokus dengan keluarga ku, terima kasih," jawab Vian.
kini semua orang sudah siap menuju ke desa Akira, sedang Akira sedang gugup, tak terduga Teguh datang dan duduk di sampingnya.
"mas Teguh," kata Akira.
"hai dek, kamu yakin akan menikah, jika tidak aku bisa membawa mu pergi dan kita bisa menikah," kata Teguh.
"sudah terlambat mas, seandainya itu mas katakan seminggu yang lalu, mungkin aku akan ikut bersama mu, tapi sekarang aku sudah menunggu calon suamiku," jawab Akira.
"kenapa kau melakukan ini...." lirih Teguh menahan sesak di dadanya.
"karena dia berani meminta ku di depan orang tuaku, bukan hanya pasrah dengan keadaan, maaf mas," jawab Akira.
Teguh menatap gadis yang sudah cantik dengan balutan kebaya pengantin itu, tak lama terdengar suara mobil rombongan dari keluarga Vian.
Vian akan melakukan ijab qobul terlebih dahulu sebelum acara temu manten, Vian sudah berhadapan dengan pak Yono.
Dewi akan memanggil Akira tapi kaget melihat Teguh yang terus menatap Akira begitu dalam, sedang Akira menunduk tanpa ingin melihat pria itu.
"maaf mas, acara akad nikah akan di mulai, saya ingin membantu Akira," kata Dewi tegas.
Akira pun menghampiri Dewi, kini Akira pun duduk di samping Vian, setelah pemeriksaan berkas-berkas acara akad nikah pun di mulai.
pak Yono menjabat tangan Vian dan mulai mengucapkan ijab Qabul, dan Vian menjawab dengan lantang.
"saya terima nikah dan kawinnya Meyda Shakira binti Mulyono dengan mas kawinnya tersebut tunai," jawab Vian.
"bagaimana para saksi? sah?" tanya penghulu.
"sah," jawab semua orang.
dia pun di pimpin penghulu, setelah itu Vian memasang cincin pada Akira, dan Akira mencium tangan Vian.
setelah itu acara pun di lanjutkan dengan rangkaian acara, mulai dari temu manten hingga selesai.
acara berjalan lancar, terlihat Aira begitu bahagia melihat Akira dan Vian yang duduk di pelaminan itu.
sedang di tempat lain Danang dan Teguh sama-sama hancur, melihat gadis yang mereka cintai menikah dan menjadi milik pria lain.
sedang Dewi terus di awasi oleh seorang pria yang tersenyum saat melihatnya, karena pria itu adalah calon suaminya yang bahkan Dewi pun tak mengenalnya.
"woy, paman kecil lihatin apa sih?" tanya Fandi mengejutkan Hamka.
"kamu kagetin aja sih, ada apa?" tanya Hamka pada Fandi.
"di panggil ibu tuh," jawab Fandi.
Hamka langsung pergi meninggalkan Fandi yang masih penasaran dengan apa yang tadi di lihat Hamka.
"ada apa mbak?" tanya Hamka saat sampai di samping Bu Ageng.
"kamu ini, tuh masak calon mertua nya gak di sapa sih," goda Bu Ageng.
"walah tak kira apa, udah tadi, terus ini mana gadis kecil kok ilang?" tanya Hamka mencari Aira.
"tuh sama bunda barunya," kata Bu Ageng.
Hamka tersenyum melihat Aira duduk bersama Vian dan Akira di pelaminan, saat seorang ustadz masih memberi wejangan pernikahan.
pak Tono menghampiri Hamka dan berbincang, Hamka memang tak ingin bertemu dengan Dewi sebelum pernikahan.
Hamka adalah adik terkecil dari Bu Ageng, Hamka lahir saat Bu Ageng sudah memiliki Vian.
maka dari itu semua anaknya memanggil paman kecil karena mereka seusia.
sat acara selesai semua orang sudah pulang, hanya tinggal keluarga inti untuk melakukan sesi foto.
Vian terus tersenyum sepanjang acara, begitupun Akira tapi dia sudah bersiap menjalani hidup nya bersama Vian.
"Vian kamu akan menginap di sini, besok acara ngunduh mantu, ingat jangan membuat hal-hal yang membuat ibu malu," pesan Bu Ageng.
"iya Bu," jawab Vian singkat.
Bu Ageng memeluk Akira dengan hangat, "terima kasih, kamu gadis yang baik," kata Bu Ageng.
ketiga adik Vian pun memeluk Akira bergantian, sedang memberi ultimatum pada Vian agar tak menyakiti Akira atau dia akan menyesal.
"bisa kita ke kamar mu, aku sedikit lelah," kata Vian datar.
"tentu juragan," jawab Akira.
"ganti panggilan mu itu, atau kamu ingin aku di musuhi ketiga wanita yang sekarang membelamu itu," kata Vian yang mengikuti Akira.
"tapi aku harus memanggil apa?" tanya Akira yang duduk di depan meja rias kamarnya.
"panggil mas atau suamiku juga boleh," jawab Vian sambil mengamati kamar Akira yang begitu sederhana, bahkan ranjang pun hanya untuk satu orang.
"baiklah mas," jawab Akira.
Akira mencoba melepas semua hiasan di kepalanya karena sedikit pusing, sedang Vian yang melihat Akira kerepotan pun menghampiri Akira dan membantunya.
"nanti sore ada pengacara yang akan datang, dan kita akan membahas sesuatu," kata Vian sambil membantu Akira.
"tentu, aku akan menuruti semua keinginan mu mas, apapun tanpa bertanya," jawab Akira mengalihkan pandangannya karena air matanya bahkan tak bisa terbendung lagi.
"kamu tak ingin tau kita akan membahas apa?" tanya Vian.
"aku sudah memasrahkan semuanya pada Alloh, karena aku yakin semua demi kebaikan," jawab Akira.
setelah selesai Akira pun melepas pakaian yang dia kenakan, Vian sebenarnya kaget tapi tak menyangka jika Akira sudah memakai piyama di dalam baju pengantinnya itu.
"sebentar saya buatkan kopi dan makan siang untuk mas," kata Akira yang sudah selesai membereskan pakaian milik perias pengantin itu.
Vian bahkan tak mengira jika Akira begitu percaya dengan apa yang akan Vian lakukan.
"sebenarnya dia itu polos atau bodoh, tapi apa dia benar sebaik itu," kata Vian sambil merebahkan tubuhnya di ranjang milik Akira.
sedang di rumah Rini dan Irwan baru mengetahui jika Vian baru menikah dengan gadis kampung.
Irwan tertawa mendengar laporan dari anak buahnya itu, "dia sudah frustasi sayang, hingga mau menikah dengan gadis miskin," kata Irwan yang duduk bersama Rini.
"pasti gadis itu bodoh, mau menikah dengan pria seperti Vian yang miskin itu," kata Rini.
"loh Bu juragan tak tau, sekarang pak Vian itu memiliki beberapa sawah yang cukup luas," bantah bawahan Irwan.
"tenang pak mo, aku lebih kaya darinya, dan aku penasaran seperti apa rupa istri Vian itu, pasti tak secantik dirimu ya sayang," kata Irwan.
"pasti, karena aku bunga desa di sini dan wanita tercantik," jawab Rini sombong.
sedang bawahan mereka hanya bisa mengiyakan ucapan dari kedua pasangan suami-istri itu.
pasalnya mereka terlalu sombong, berbeda denfan Vian yang baik terhadap semua warga kampung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
Ukhty Nur Siahaan
G blh sombong Riri d Irwan
sok mrs plg cantik
2022-08-27
0
Fhebrie
brrt dewi bakalan jd tantenya akira dong ... wuahh... mengejutka
2021-08-13
0
SariRenmaur SariRenmaur
jangan menyesal nanti tini, dasar istri durjana
2021-05-28
0