setelah kepulangan pak Idris, Mak Nur sedikit kaget dengan jawaban Akira yang memilih Vian.
Vian pun kembali kedalam rumah, pak Yono tak menyangka jika Akira sudah berjanji seperti itu.
"apa kau yakin ingin menjadi istriku, karena aku tak ingin di khianati lagi," kata Vian datar.
"iya juragan," jawab Akira dengan suara bergetar.
Vera melotot ke arah Vian yang begitu menekan Akira, "baiklah kalau begitu lusa kita menikah di depan ibu, dan aku yang akan menyiapkan segalanya, apa anda keberatan dengan itu pak Yono," kata Vian.
"tidak juragan," jawab pak Yono.
"ini ada uang untuk kenduri lusa, dan ya semua sudah aku Persiapkan," jawab Vian.
"bisakah saya bicara dengan Akira terlebih dahulu," pinta Vera.
"iya, mari," jawab Akira.
mereka berdua menuju ke area belakang rumah yang cukup sepi dan dengan penerangan seadanya.
Vera hanya kasihan terhadap Akira yang harus hidup bersama Vian yang begitu kasar dan juga mudah marah.
"apa ini keputusan mu, apa kau takut karena bang Vian menekanmu?" tanya Vera.
"tidak mbak, ini keputusan saya dan juga janji pada Bu Ageng," jawab Akira.
"Akira, ini tak akan baik untukmu, bang Vian terlalu banyak berubah," kata Vera.
"maksudnya berubah?" tanya Akira.
"bang Vian adalah pria yang begitu penyayang dan baik, bahkan tak pernah berkata kasar sebelumnya, tapi setelah istrinya yang meninggalkan dirinya demi pria lain, bang Vian berubah bahkan kini dia begitu kasar, belum lagi mantan istrinya selalu menghinanya," kata Vera.
"aku akan mencoba memahaminya mbak, terima kasih," kata Akira.
Vera yang melihat Akira langsung memeluknya dengan erat, "semoga kamu menjadi hadiah yang di kirim untuk Abang dan Aira," kata Vera.
Akira hanya mengangguk dan membalas pelukan Vera, Vera pun melepaskan pelukan Akira dan memakaikan gelang milik Bu Ageng.
"ini hadiah dari ibu, untuk istri yang di restui oleh ibu," kata Vera.
"tapi ini terlalu berlebihan mbak," jawab Akira.
"ini tak ada harganya di banding kedatangan mu," kata Vera.
keduanya pun kembali berkumpul bersama yang lain, Vian melihat gelang warisan dari sang ibu di tangan Akira.
Vian makin tak bisa menolak, karena itu adalah tanda bahwa Akira adalah gadis yang di restui sang ibu.
"kalau begitu kami pulang dulu, lusa pukul sembilan pagi kami datang kembali dengan rombongan, dan juga seserahan pernikahan," kata Bima.
"baik tuan," jawab pak Yono.
rombongan Vian pun akhirnya pulang, saat melihat mobil itu menjauh, Akira terduduk lemas.
"Akira," panggil Mak Nur.
"kenapa nak, ini pilihan mu," kata pak Yono.
"iya pak, Akira hanya terlalu lelah," jawab Akira.
Vian sudah memiliki semua data milik Akira, "Fandi kamu besok urus berkas-berkas ini, aku harus bekerja," kata Vian.
"dasar abang ini, besok Abang harus ke rumah sakit, biar urusan pernikahan urusan kami," kata Anis mengambil berkas dari tangan Vian.
"huh dasar kamu ini," kata Vian.
meski Anis adalah adik iparnya, tapi sudah seperti adik sendiri karena mereka adalah teman sepermainan.
"aduh dek, kamu ini kalau sama bang Vian gitu banget, aku cemburu nih," kata Fandi.
"aduh aduh suamiku ngambek, jangan ngambek atuh sayang," kata Anis mencubit pipi Fandi.
"kalian berdua janfan mulai ya," kata Vian.
"aduh aduh yang belum punya gandengan makin kesel, awas makin tua tuh," kata Vera menggoda Vian.
"kalian semua menyebalkan," jawab Vian kesal.
di rumah Danang sedang terjadi perdebatan hebat, Danang tak terima dengan keputusan Akira yang memilih Vian.
"Danang ini keputusan Akira, hormati nak," kata pak Idris.
"tapi Vian itu tak sebaik orang kita yah," kata Danang.
"Akira tau itu, maka dari itu dia menerimanya," bentak pak Idris.
"maksud ayah?" tanya Danang.
"ayah tau Akira melakukan ini pasti karena terpaksa, kalian tak melihat kesedihan di wajah nya, bahkan ayah tadi akan menyela tapi Akira menggeleng lemah, itu membuktikan dia tak ingin kita kenapa-napa Danang," kata pak Idris.
"tapi Danang mencintai Akira yah," kata Danang lemah.
"Danang, ayah mohon tolong hormati pilihan Akira nak, ayah yakin kamu akan mendapatkan wanita yang baik," kata pak Idris membesarkan hati anaknya.
sedang di rumah, Akira hanya termenung di kamarnya, sedang Rizal yang baru pulang karena lembur terkejut mendengar kabar dari anak buah juragan Vian.
"bapak apa benar Akira akan menikah dengan juragan lusa?" tanya Rizal terburu-buru.
"iya nak, ini adalah pilihan Akira," jawab pak Yono sedih.
"benarkah, tapi kenapa begitu terburu-buru pak, kita bisa membicarakan ini dulu kan," kata Rizal.
"tidak nak, ini permintaan Bu Ageng yang sedang sakit," jawab pak Yono.
Rizal begitu sedih mendengar itu, dia tau Vian memang baik, tapi banyak orang yang mengatakan jika Vian begitu kejam ketika dua marah.
Rizal hanya tak ingin Akira akan menemui kesulitan saat menikah dengan Vian, meski keluarganya memiliki hutang budi pada Vian.
malam ini semua orang sedang tidur, tapi Akira tak bisa tidur, dia hanya terus mendengar makian Vian di rumah sakit.
pagi hari, Aira bangun dan melihat Vian yang sedang minum kopi, tapi Aira langsung kembali ke dalam kamarnya.
Aira kembali ketakutan menginggat perlakuan Vian, Vera pun mengetuk pintu kamar Aira.
"sayang sudah bangun, kenapa kok tidak keluar ibu kecil di sini," kata Vera membujuk keponakannya itu.
"mbak Aira ayo keluar, ini ada Darius di sini," bujuk putra Vera.
Aira pun mau membuka pintu kamarnya, tapi langsung bersembunyi saat melihat Vian.
"kenapa mbak Aira?" tanya Darius yang memang sudah berusia 8 delapan tahun itu.
"Aila takut ibu kecil," kata Aira bersembunyi di balik Vera.
Vian pun mendekat ke arah Aira, tapi Aira langsung terisak di balik tubuh Vera, "Aira maafkan ayah, sini nak," panggil Vian.
"tidak Aila mau Ama, Ama.. huhuhu..." tangis Aira pecah seketika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
Anisa
aku jd sedih bacanya
2021-05-29
0
Lovesekebon
Author..love sekebon😉😊🥰🥰💗💓💞💕
2021-05-02
1
Fitri Ani
thor,, ojo sue"ya kl up,,kita orang penasaran,, 😁😁
2021-03-17
1