melihat itu Akira pun reflek langsung mencium kening Aira dengan lembut, Aira pun baru mau turun dari pangkuan Akira.
"nak mau jadi pengasuh Aira, karena mbok Ijah sudah tua, dan takutnya dia tak ada yang jaga saat ibu dan Vian sibuk," tanya Bu Ageng.
"tapi saya hanya lulusan SD Bu," jawab Akira.
"tak masalah Akira, kamu hanya perlu menjaga Aira saja," bujuk Vian.
"baiklah juragan, tapi saya jaga di rumah kan?" tanya Akira.
"iya, sekalian nanti bisa temani mbok Ijah," jawab Bu Ageng.
"baiklah Bu, juragan, kalau begitu saya pamit pulang," pamit Akira pada semuanya.
"loh ibu tadi katanya mau beli lauk?" tanya Vian.
"iya, ini ibu borong ya," kata Bu Ageng.
Akira begitu senang mendengarnya, Akira pun langsung menuju ke rumahnya, Akira terus tersenyum sepanjang jalan.
saat berbelok Akira melihat sebuah sepeda motor milik seseorang yang begitu ia rindukan selama ini.
Akira memakirkan sepedanya di gang samping rumah, Akira langsung berjalan masuk, tapi langkahnya terhenti melihat ada dua orang di sana.
"Akira akhirnya kamu sudah pulang," sapa teguh pada anak dari sepupu pak Yono itu.
"hai mas, iya baru pulang, ini siapa?" tanya Akira memaksa kan senyumannya.
"oh ya perkenalkan ini Dian, dia adalah kekasihku, dan doakan semoga kami di segerakan ya," kata Teguh dengan bahagia.
"Amiiin ya mas, kalau begitu aku masuk dulu ya, maaf masih kotor," pamit Akira yang tak bisa menahan tangisnya.
Akira langsung berlari ke kamarnya dan menutup pintu kamarnya, Akira pun bersandar di pintu sambil menangis.
"kenapa kamu datang memperkenalkan dua padaku, kau tau aku selalu mencintaimu.." lirih Akira dalam tangisnya.
Teguh berdiri di depan kamar Akira dan menaruh kepalanya bersandar di pintu yang sama.
"maaf..." lirih Teguh.
Mak Nur yang melihat pun hanya bisa ikut bersedih karena keduanya yang tak bisa bersama.
mereka terbentur aturan adat yang tak memperbolehkan saudara tingkat ketiga menikah.
apalagi mereka satu wali, itu yang menjadi penghalang terbesar dan juga ada perhitungan weton mereka yang juga tak baik.
"Teguh ayo nak," ajak Mak Nur.
teguh pun menghapus air matanya dan kembali duduk bersama pamannya itu dan berbincang kembali.
tak lama Rizal pulang untuk mengambil sesuatu, dia terkejut melihat ada teguh dan seorang wanita.
"wah ada apa ini?" tanya Rizal yang baru masuk.
"bang Rizal oh kenapa ninggalin!" teriak Adri yang juga baru pulang bersama Rizal.
"loh ada bang Teguh, wah sama pacarnya ya," tanya Adri.
"Adri kenalan dulu dan Salim sama mas nya, iya ini calon istri mas Teguh," jawab Mak Nur.
mendengar itu Rizal berlari ke kamar Akira, dan langsung mengetuk nya, Rizal tau adiknya itu sedang sedih.
"dek... ini Abang, buka pintunya sebentar," kata Rizal.
Akira pun membuka pintu kamarnya sedikit, dan Rizal langsung menerobos masuk, Akira hanya terus membuang muka dari Rizal.
"kamu baik dek?" tanya Rizal menghampiri Akira.
Akira mengeleng, Rizal pun langsung memeluk Akira, dia tau jika ini begitu melukai Akira.
"sudahlah, Abang yakin suatu saat kamu bisa menemukan pria yang baik, dan bisa menerima mu, oh ya besok, kata juragan kamu akan menjaga putrinya ya?" tanya Rizal.
"iya bang, tapi aku tak tau rumahnya," jawab Akira.
"ya sudah besok Anang antar," jawab Rizal.
"tapi Abang pasti capek kalau antar jemput Akira, nanti biar Akira yang naik sepeda sendiri," jawab Akira.
"kamu ini, tak ada kata lelah untuk kedua adik Abang, dan kamu adalah kehormatan kami Akira," jawab Rizal.
"terima kasih bang," kata Akira yang tak menyangka jika Rizal begitu menyayanginya.
Teguh dan Dian sudah pamit, Akira juga mengantar dengan senyuman, sedang pak Yono bisa melihat Akira menyembunyikan semuanya.
"mbak, mbak," panggil Adri.
"apa tole, cah ganteng," jawab Akira merangkul adiknya itu.
"lapar mbak, ayo buat sambal klotok yuk," ajak Adri.
"Wak kebetulan itu, mbak juga lagi pingin," jawab Akira semangat.
"sayangnya nasinya sudah bang Rizal habisin, jadi Akira harus ngeliwet dulu, bang Rizal balik ke pengilingan lagi ya," pamit Rizal sambil tertawa.
"yah... bang Rizal," kata Akira dan Adri bersamaan.
pak Yono mengusap kepala Akira, "semoga kamu mendapat pengganti yang jauh lebih baik ya nak," kata pak Yono.
"iya pak," jawab Akira.
"ayo mbak pergi masak, aku udah kelaparan dari tadi," kata Adri menyeret Akira menuju dapur.
Akira pun memasak nasi liwet dan juga sambal pesanan Adri, Akira terbiasa memasak membantu Mak Nur sejak kecil.
bahkan Akira juga bisa memasak semua masakan, meski hanya masakan kampung.
setelah satu jam akhirnya matang, "Adri ayo sini kita makan," panggil Akira.
"wah kita makan satu layah (cobek besar) saja ya mbak," kata Adri.
"oke," jawab Akira.
ternyata kedua orang tua mereka pun bergabung, mereka pun jadi makan bersama, sedang Rizal kini sedang begitu sibuk.
Vian ternyata mendapat pesanan beras dari beberapa pasar di daerah Jawa tengah dan Banjarmasin.
jadilah pengilingan begitu sibuk, bahkan Rizal ikut turun langsung membantu, sedang Vian masih mengawasi para pegawai lewat orang kepercayaan nya.
Vian juga terus mengawasi sawah dan kebun buah miliknya, ada jeruk dan juga kebun salak, sedang kebun durian sudah ada yang menjaga karena jauh.
"Vian tadi nama gadis itu siapa?" tanya Bu Ageng mengejutkan Vian.
"Akira," jawab Vian.
"tapi tadi ibu dengar kamu memanggilnya cempluk," kata Bu Ageng penasaran.
"oh itu panggilan warga desa untuknya Bu, dia adik dari orang kepercayaan Vian,emang kenapa?" tanya Vian melepas kacamatanya.
"cantik ya, masih muda ya," kata Bu Ageng.
"iya Bu, dan jangan mulai, Vian hanya mau fokus pada Aira dan juga pekerjaan," jawab Vian tegas.
"apa salahnya, ibu cuma tanya saja," jawab Bu Ageng yang kesal.
Bu Ageng pun langsung meninggalkan Vian yang sibuk dengan semua usaha miliknya, Bu Ageng pun ke lantai dua.
Bu Ageng sedih melihat cucunya yang harus tumbuh tanpa cinta seorang ibu, bahkan Vian juga selalu sibuk.
"semoga dengan kehadiran dari Akira, bisa memberikan kasih sayang untukmu ya nak, kasih sayang seorang ibu," gumam Bu Ageng.
Aira sedang tidur dengan nyenyak, Bu Ageng selalu khawatir tentang Aira, itu sebabnya dia memilih tinggal bersama Vian.
sebenarnya anak Bu Ageng masih ada tiga lagi, tapi mereka sudah berumah tangga, dan hanya Vian yang sendiri.
akhirnya semua adik Vian mengerti keputusan dari sang ibu untuk tinggal dengan Vian dan membantu merawat Aira.
"assalamualaikum mas," kata Ella yang datang ke toko dan mengejutkan Vian.
"wah si gembul datang, mau apa adek ku sayang," kata Vian dengan nada menggoda adik keempatnya itu.
"huh, ejek terus aja mas, aku mau ketemu ibu kangen," jawab Ella.
"di atas, lagi nemenin aura tidur," jawab Vian.
"makanya cari istri biar ada yang nemenin Aira, terus mas juga ada yang urus, kan tak selamanya ibu bersama kita," kata Ella yang langsung berlari naik ke lantai dua.
"maaf ya mas," jawab Robi pada Vian.
"gak papa kok, dia memang seperti itu saat bicara," jawab Vian pada adik iparnya itu.
Vian sebenarnya sadar betul dengan ucapan Ella yang ada benarnya, tapi luka yang di buat Rini terlalu dalam dan tak bisa di lupakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
Fhebrie
itu si rizal katanya suka foyah foyah dn marah marah tp kelihatannya sayang banget tuh sama akira
2021-08-13
0
Qodri Kiflie Kiflie
bagus ceritanya g cuma ceo trus yg dibahas ada juga juragan.dari kalangan desa desa ok lah
2021-07-28
0
cheruddin adam
lamjuttt
2021-07-14
0