Rizal sudah sadar, Vian pun menghampiri Rizal yang masih binggung dengan melihat sekelilingnya.
“Kamu di klinik Rizal, apa masih sakit?” Tanya Vian.
“Cempluk, juragan cempluk dimana?” Tanya Rizal ketakutan mencari adiknya.
“Tenanglah Rizal, dia sedang di obati di ruangan sebelah, oh ya bagaimana tadi kamu bisa pingsan dan adikmu yang hampir di perkosa?” Tanya Vian penasaran.
Rizal pun menceritakan semua kejadian yang menimpa dirinya dan juga adiknya itu.
Vian tak memungkiri jika Akira yang memiliki kecantikan yang sempurna, bahkan bisa menggoda setiap pria yang melihatnya, meski dia berpakaian bisa saja.
“Maaf juragan, pasien wanita tadi masih ketakutan,” kata seorang suster menghampiri Vian dan Rizal.
Mendengar penjelasan dari suster Vian langsung menghampiri Akira yang berada di ruang sebelah.
Rizal langsung memeluk adiknya itu, Akira hanya bisa menangis di pelukan sang kakak.
“Rizal kalau kalian sudah baik, lebih baik aku mengantar kalian pulang dulu, takutnya orang tua mu mencari kalian,” kata Vian.
“Baik juragan, terima kasih,” jawab Rizal.
Vian pun memilih mengantarkan Rizal dan Akira sampai rumah, terlihat dari kaca spion mobil Akira terus menunduk ketakutan.
Vian sadar betul bagaimana keadaan Akira, seorang gadis yang akan di lecehkan pasti akan merasakan ketakutan itu.
Mobil Vian sampai di desa Rizal dan Akira tapi terlihat banyak orang yang berbondong-bondong menuju suatu tempat.
Saat mobil Vian melintas semua orang pun memilih minggir dan memberikan jalan pada Vian yang notabene juragan bagi mereka.
Mobil Vian pun sampai di depan rumah Akira dan sudah terlihat para orang tua dari Iwan, Susno dan Farid.
“Rizal, Akira ayo turun,” ajak Vian.
“Tapi juragan biarkan cempluk di sini, biarkan aku turun dulu dan menjelaskan pada bapak dan yang lain,” jawab Rizal yang di angguki oleh Vian.
Saat turun terdengar suara makian dari keluarga Farid yang begitu buruk pada keluarga pak Yono itu.
“ada apa ini,” kata Vian berjalan bersama dengan Rizal.
Pak Yono yang melihat kedatangan Rizal begitu marah, dia menghampiri putra pertamanya itu.
Pak Yono langsung menampar Rizal tanpa bertanya maupun meminta penjelasan dari putra sulungnya itu.
“Bapak tak pernah mengajarimu untuk memukul anak orang, kenapa sekarang mereka bilang kamu memukuli anak mereka!” bentak pak Yono.
Pak Yono kembali menampar nya tapi kali ini Akira yang menerima tamparan dari bapaknya itu hingga tersungkur Karena begitu keras.
“Anda ingin membunuh putri anda sendiri!” maki Vian melihat tubuh kurus Akira yang tersungkur.
Semua orang pun terdiam hingga Bu Retno istri dari pak Agus buka suara, “ini pantas karena wanita murahan ini, dia selalu merayu putra ku dan pemuda yang lain di desa ini,” kata Bu Retno dengan wajah marah.
“Mana putra mu?” tanya Vian.
Rizal membantu Akira dan memeluknya, begitupun Mak Nur yang menangis melihat putrinya mendapatkan perlakuan buruk dari sang ayah.
“Dia adalah Iwan putra ku,” tunjuk Bu Retno dengan bangga.
Vian tanpa bicara langsung menghampiri Iwan yang ketakutan melihat Vian, Iwan bahkan bersembunyi di balik tubuh Sang ayah.
“Pak Agus ini benar putramu, apa yang dia katakan?” tanya Vian dingin.
“Dia mengatakan jika Akira menggodanya dan menyuruh mereka untuk melukai Rizal, saat dia ingin menyelamatkan adik nya itu,” jawab pak Agus.
Vian langsung merasa begitu marah dengan aduan dari Iwan dan kedua temannya itu,
“Dia adalah putra yang kau ajukan untuk menjaga pengilingan padi ku yang baru?” tanya Vian pada pak Agus.
“Iya juragan, karena dia begitu bertanggung jawab, maju lah nak,” kata pak Agus mendorong Iwan menghadap pada juragan Vian.
Tanpa bicara Vian langsung memukul wajah Iwan dengan begitu keras, dan membuat semua orang terkejut dan kedua teman Iwan pun ketakutan.
“Kalian berdua kemari, siapa nama orang tua kalian?” tanya Vian pada Farid dan Susno.
“Maaf juragan mereka putra ku,” jawab pak Sukri.
Tanpa bicara Vian kembali memukul Keduanya hingga tersungkur ke tanah, “Juragan kenapa memukul kedua putraku, mereka tidak salah yang salah itu putri murahan mereka,” kata pak Sukri menunjuk Akira yang masih menangis.
Pak Agus tak berani membantah Vian, karena dia tau bagaimana sifat seorang juragan Vian yang terkenal tanpa ampun.
“Kau buta hah, lihat gadis itu, lihat yang benar!” bentak Vian.
Semua terdiam mendengar bentakan dari Vian, bahkan pak Agus tak menyangka jika kondisi dari Akira begitu buruk dan memakai kemeja dari Vian.
“Kenapa diam, jika dia menggoda ketiga pria bajing*n ini, dia tak mungkin mengalami luka di tubuhnya, dan buat apa mereka memukul Rizal toh dia bisa mengusir kakaknya, kalian bisa mikir gak!” bentak Vian.
“alah itu pasti akal-akalan dari gadis murahan itu,” jawab Bu Retno yang masih tak mau jika putranya di salahkan.
“Kau bisa tanya putramu, bagaimana mereka dengan bangga berani memukulku dengan bongkotan, dan dengan gagahnya menantangku untuk bertarung, tapi baru terkena tendangan mereka sudah mengadu pada orang tuanya, tanyakan pada mereka siapa yang menendang mereka!” bentak Vian dengan suara meninggi.
Pak Agus langsung berdiri di depan Iwan yang menunduk ketakutan, “Iwan jawab bapak, apa benar cempluk menggoda mu, dan apa benar kau di pukul oleh Rizal? Jawab!” bentak pak Agus.
Iwan tak menjawab tapi hanya menunduk ketakutan karena segalanya telah terbongkar sekarang, bahkan dia bodoh berani menantang seorang juragan Vian.
“Dengarkan siapa pun di sini, ketiga pria ini mabuk dan ingin memperkosa Akira, dan Rizal berniat menyelamatkan adiknya, tapi dia malah terluka karena di pukul dengan bongkotan oleh Susno, tak Sengaja aku lewat dan melihat perbuatan mereka, aku membantu dan juga mendapatkan luka karena mereka tak ingin aku menyelamatkan Akira, jadi mulai hari ini siapa pun yang berani menggunjing atau menghina keluarga Akira dan Rizal, maka bersiaplah menghadapi ku, dan untuk mu Agus dan Sukri jika kalian tak bisa mendidik putra kalian lebih baik aku melaporkan mereka ke kantor polisi saja,” ancam Vian dengan begitu tajam menatap setiap orang.
“Tidak juragan, saya yang akan memberi pelajaran pada putra saya, dan saya minta maaf atas perlakuan putra saya,” kata pak Agus.
“Bukan padaku kau harus minta maaf, tapi pada Akira dan juga keluarganya,” kata Vian.
Pak Agus pun menyuruh Iwan meminta maaf karena keluarga mereka bisa miskin Jika berani menentang juragan Vian.
“Rizal mulai hari ini kamu bisa menjadi pengawas di pengilingan baru milikku di desa sebelah, apa kau mengerti,” kata Vian.
“Terima kasih juragan,” kata Rizal dan pak Yono.
Vian pun mengangguk dan berpamitan untuk pulang dan nanti ada anak buahnya yang akan mengatur penyerahan pada Rizal.
Vian menuju ke toko milik Bu Ageng, saat dia tiba di toko itu, dia bisa melihat Aira yang sedang bermain sendirian.
“Assalamualaikum... Aira kok kamu main sendiri? Mana mbok Ijah?” tanya Vian pada putrinya itu.
“Mbok Ijah cakit, mbok ulang yah,” jawab Aira dengan gayanya.
“Akira, ikut ayah masuk yuk, ketemu eyang uti,” ajak Vian.
Biasanya gadis kecil itu akan langsung berlari saat Vian mengajaknya, tapi kali ini Aira malah melihat Vian dengan seksama.
“Ayah ajak aila?” tanya gadis kecil itu dengan wajah polosnya.
“Iya putri ayah, emang siapa lagi yang namanya Aira di sini,” jawab Vian.
Gadis kecil itu menempelkan tangan kecilnya pada dahi Vian, kemudian menaruh tangannya ke dahinya.
“Ayah cehat kan? Ayah gak pelnah ajak aila...” lirih gadis kecil itu.
Mendengar itu hari Vian terasa teremas sakit, ya dia terlalu sibuk dengan usahanya sedang dia tak pernah meluangkan waktu untuk anak semata wayangnya itu.
🌹
🌹
🌹
terima kasih atas dukungannya ya, jangn lupa like, komen dan vote... terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
Rhmad Flash
aku suka tor ceritanya lanjut.kata katanya bgs d mengerti bacany
2024-01-31
0
Ganuwa Gunawan
aku suka gaya nya Vian..
tegas mirip Romo Jalal
2023-02-24
1
ira rodi
ya allah sedih dengar kata2 aira...
2022-09-03
0