"Bagus. Untuk beberapa hari ini, aku ingin bermalasan, minta Sekretaris Gino mengambil alih sementara" perintah Bende
"Bukankah dia sudah berhari-hari bermalasan" lirih Asisten Dava dalam hatinya
"Kemarin ada telfon dari Tuan Besar dia mencoba beberapa kali menghubungi ponsel anda namun tidak aktif. Beliau mengatakan akan pulang bulan depan bersama Nyonya Besar dan tuan Bendi"
"Terserah, aku tidak begitu peduli" jawab Bende lalu merebahkan diri di ranjangnya.
"Dava, apa selama aku tidak pulang Denna sering keluar rumah?" tanya Bende penuh selidik
"Nonna Denna kembali ke rumah paman & bibinya kemarin so- " belum sempat melanjutkan ucapannya Bende menyela ucapannya lebih dulu
"Apa maksudmu hah?" Bende mulai berjalan keluar kamarnya menuju kamar sebelah
Alangkah terkejutnya ia mendapati kamar itu kosong, semuanya tertata dengan rapi, tetap wangi meski Denna sudah tidak di kamar itu lagi
"Bughhh.. Bughhh.. Dua pukulan mendarat di pipi Dava, kau sudah gila hah! Kau sudah bosan bekerja? Kenapa kau sangat bodoh membiarkan dia meninggalkanku!" seringai Bende dengan amarah yang sangat besar, hingga Dava babak belur.
Semua anak buahnya yang mendengar kegaduhan pun datang, setelah melihat Bende yang tengah terbakar amarah mereka menundukkan kepalanya
"Apa kalian semua bosan bekerja denganku?" tanyanya dengan emosi yang tak tertahankan "JAWAB!"
Mereka tertunduk sembari menjawab bersamaan "Tidak tuan"
"Katakan jangan sambil menundukkan kepala!, anak buah Bendefidh Reginaldo Wilson tidak pernah tunduk di hadapan siapapun!"
Semuanya mengangkat kepala dan menjawab kembali "Tidak tuan"
"Cari tau keadaan Denna seminggu ini! Jika ada laki-laki lain ataupun termasuk musuhku mendekati gadisku, bunuh dia di tempat itu juga!"
Bende meninggalkan semua anak buahnya dengan tangan yang menggepal kuat masuk kamarnya dan meminum minuman beralkohol tinggi itu lagi
"Kenapa kau meninggalkanku, kenapa kau sangat suka berpetak umpet denganku Denna" teriaknya hingga tubuhnya terbaring tak sadarkan diri.
Asisten Dava menahan sakit karena tubuhnya babak belur, namun tetap bisa berdiri. Saat ia melewati kamar Bende ia melihat botol minuman pecah dan berserakan, di sudut kamar
Tubuh Bende terbaring tak sadarkan dir dengan cepat ia membantunya menaikkan Bende ke atas ranjang dan meminta maid membersihkan kamarnya
Hingga malam hari tiba, rumah Bende dipenuhi dengan teman-temannya
"Sudah puas tidurmu Tuan Bendefidh Reginaldo Wilson?" tanya Andre yang melihat Bende menuruni tangga dengan langkah gontai
"Ada apa bung!" tanya Egi dengan menepuk bahu Bende
"Diamlah, aku sangat pusing aku butuh seseorang" jawab Bende dengan memijat pelipisnya, ia memikirkan gadisnya itu sekarang
"Woahh satu orang, bukankah kau suka bermain dengan banyak perempuan" ledek temannya yg lain
"Bastard!" gumam Bende
"Dimana wanita jalangmu Bend, aku ingin mencicipinya" tanya Andre dan semua temannya yang lain tertawa
Rahang Bende mulai mengeras, telinganya panas mendapati temannya menyebutkan kata seperti itu untuk Denna
Dia beranjak dari duduk, dan menarik kerah leher baju andre "Jangan bermain denganku Andre, dia bukan wanita jala*g! jika kau sentuh seujung jari gadisku, aku akan membunuhmu di tempat itu juga!!"
"Santai dude kita ini teman, berbagi dan saling menyicipi makanan itu hal biasa bukan?" jawab Andre masih dengan santai dengan senyum sinisnya
Bughhh.. Satu pukulan mendarat di pipi Andre " Enyahlah dari rumahku!!"
"Kau pengecut Bend, hanya karena wanita kau seperti ini?Cihh!" balas Andre lagi
"Ayolah Bend, apa gunanya memikirkan wanita, kita nikmati saja mereka" tutur Egi
"Pergi kalian semua dari rumahku!"
Semua teman-temannya diam, seolah perkataan Bende sangat memukul mereka semua
"Dava!! Keluarkan para anjing-anjing ini dari rumahku. Aku sangat muak!!" ucap Bende mulai emosi lagi
"Aku akan mencari gadismu itu, dia sudah tidak dirumah ini lagi kan? Kau merusak pertemanan kita dengan kata-katamu itu. Kau tunggu saja kabar buruk dariku tentang gadismu itu" tutur Andre penuh penekanan
"Berani kau sentuh dia, ku pastikan kau dan keluargamu tidak akan hidup aman!" ancamnya tak kalah tajam
"Kita lihat siapa yang akan menang, permaninan akan di mulai Tn. Reginaldo" balas Andre. Egi dan yang lain pun berada di pihak Andre. Lalu mereka pergi meninggalkan kediaman Wilson
Setelah semua pertengkaran ramai di kediaman Wilson, Bende mulai gelisah atas kata-kata Andre. Dia sendiri harus turun tagan mencari keberadaan Denna
"Aku perintahkan kalian semua, cari Denna! Bawa dia kembali. Jangan pernah kembali sebelum kalian membawanya padaku!!"
Bende yang melajukan mobil dengan cepat, menyebar banyak anak buah ke seluruh kota untuk mencari Denna.
Tak lama kemudian hp nya berbunyi, pertanda telfon masuk dan nama yg tertera adalah Asisten Dava "Katakan, info apa yg kau dapat" tanya Bende
"Nonna Denna sedang makan siang bersama temannya tuan, dan tidak ada laki-laki bersama mereka" ungkap Dava di seberang telfon
"Kirimkan padaku alamat itu, pastikan mereka belum pergi dari tempat itu sebelum aku sampai disana!" perintahnya langsung memutuskan sambungan telfonnya
Sesampainya di sana Bende langsung masuk dan ingin mendekati Denna, namun ia tahan. Hingga ia melihat kedua teman Denna meninggalkan Denna sendirian.
"Dennastasya Yura" lirih Bende. Denna menoleh ke sumber suara, alangkah terkejutnya dia melihat sosok yang sudah hampir dua minggu tak ia lihat
"Bendefidh" gumamnya
"Pulang bersamaku kau bahaya disini, ayoo!" ucapnya menarik tangan Denna
"Awhh Bendefidh tanganku sakit" cegahnya
"Maafkan aku sayang, aku terlalu khawatir" ucap Bende menggendong Denna tak peduli kondisi sekitarnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments