Drama

“Ayo pergi, aku bosan.” Alex berkata, sesaat setelah kami menyelesaikan ritual makan dan tentu saja aku sudah mandi.

Kami sedang berada di ruang tamu, duduk berdua di sofa putih, menonton acara variety show yang sama sekali tidak menarik.

“Aku bosan tapi, aku juga malas keluar.” Jawabku, meletakkan kepalaku di pahanya.

“Mati saja kau.” Ucapnya, menyentil dahiku pelan. Aku mengerucutkan bibir sejenak, mengelus sayang dahi mulusku sebelum menjawab perkataannya.

“Kau bahkan tidak bisa hidup tanpaku.”

“Percaya diri sekali, apa tidak seharusnya aku yang mengucapkan hal itu?”

“Coba katakan, siapa yang sudah menerorku pagi-pagi sekali hanya untuk bertemu denganku?”

“Hey, aku hanya ingin memberikan albummu.”

“Lagipula, kenapa bisa paket K-Popmu itu bisa sampai di apartemenku ha? Sengaja? Agar aku yang membayar biaya pengirimannya? ” Lanjut Alex.

“Tentu saja, minggu lalu kau sudah berjanji akan mentraktirku album terbaru mereka. Bukankah janji harus ditepati tuan Alex yang terhormat? Kau juga harus mengganti uangku yang kugunakan untuk membeli album bukan?”

“Kau memang kucing kecil. Nakal sekali.” Ucap Alex mencubit hidungku.

“Nanti akan kuganti hm.” Lanjutnya.

“Jika tidak ada aku, pasti kau sangat merindukanku kan Lex? Atau kau malah senang jika aku tidak mengganggumu?” Ucapku, memainkan dagu sahabatku pelan, bertanya-tanya mengapa dagu lelaki itu bisa begitu halus tanpa bulu, seperti tidak pernah ditumbuhi saja.

“Ah, aku pasti sangat merasa bebas.” Jawab Alex.

“Kau itu terlalu naif dalam mengakui perasaanmu. Apa yang kau ucapkan lebih sering tidak sesuai dengan kata hatimu. Gengsimu terlalu tinggi. Setinggi ini, atau bahkan lebih.” Aku merentangkan tangan kananku ke atas, hingga jari-jariku menyentuh hidungnya.

Manis sekali.

Alex hanya tertawa sebentar, melihat tingkahku, “Bagaimana kalau kita nonton apa yang ada saja? Coba tunjukkan koleksi DVD-mu!” Ucap Alex mengganti topik pembicaraan.

Tentu saja aku sangat bersemangat, sedikit terburu-buru membuka laci meja di bawah televisi. Pasalnya aku sudah membeli beberapa DVD drama terbaru. Aku belum menayangkannya sama sekali.

“Aku mau menonton ini Lex!” Aku menunjukkan DVD dengan latar aktor dan aktris yang menjadi bintang utama dalam drama tersebut.

“Efira, kau sungguh-sungguh akan membuatku mual disini. Drama romantis?”

“Aktornya tampan kan? Kita harus melihat ini, titik.” Ucapku menunjuk gambar aktor di DVD tersebut.

“Masih tampan aku.” Jawabnya, wajah lelaki itu sudah menunjukkan kepasrahannya, mengambil DVD itu dari tanganku dan menyetelnya untukku.

Selama hampir 3 jam drama itu berlangsung, 20% kami menontonnya, 80% sisanya dramanya yang menonton kami.

Menonton kami bertengkar!

20 menit pertama, semua berjalan dengan baik-baik saja, meskipun Alex terus saja bergerak gelisah di sampingku. Sebenarnya aku tidak peduli jika dia tidak memulai peperangan.

Dengan tiba-tiba Alex merebut camilan yang aku gendong, “Lex, kemarikan itu! Kau makan yang lain saja.” Tuturku, menunjuk makanan ringan lain di meja.

“Aku mau yang ini” Jawabnya.

Baiklah, mari mengalah. Meskipun ada ketidak relaan atas potato yang sudah pindah ke gendongannya.

Tidak berselang lama, lelaki di sampingku ini menarik-narik pelan rambutku. Tapi, setelah itu Alex menariknya dengan kasar.

Sialan!

“ALEX, RAMBUTKU!” Teriakku diikuti kekehan tak berdosa dari Alex.

Jahil sekali memang. Aku tidak akan diam saja, lihat saja sebentar lagi.

Aku melirik kakinya sekilas, dan muncullah sebuah ide gila.

Aku memeluk kaki kirinya dengan kuat, menjalankan aksi balas dendamku.

“ASTAGA EFIRA, ITU SAKIT” Protesmya ketika aku mencabuti bulu kakinya.

Kurang ajar, dia menjambak rambutku lagi, kali ini lebih kuat dari sebelumnya.

“Hentikan. AARRGGHHH.” Teriaknya kesakitan.

Rasakan! Siapa suruh menggodaku?

Baiklah, kami sudah sangat berantakan tapi, aku masih ingin melanjutkan menonton dramanya. Ada sedikit penyesalan ketika aku sadar bahwa aku tidak dapat menikmati drama ini karena Alex.

“ALEX, kau menumpahkannya!” Ucapku histeris saat camilan kesukaanku sukses berhamburan di lantai.

“Uppss. Aku serius, aku tidak sengaja.”

Aku hanya mampu menghela nafas, sudah tidak mampu mengekspresikan diri lagi.

Diam adalah jalan ninjaku.

Tapi, tak lama.

“Ahahahahaha. Hentikan! Alex, hahaha.” Tawaku menggelegar ketika dengan jailnya lelaki ini menggelitik pinggangku.

Aku sudah kehabisan kesabaran, melempar kaleng wafer ke arahnya, sangat yakin dia cekatan menangkap kaleng tersebut.

Tapi, ternyata dugaanku salah.

“Kau menghantam asetku bodoh” Protes Alex.

Aku mendelik, memutar kepalaku melihat apa yang terjadi disana.

Terlihat lelaki itu meringis menahan sakit.

“Lagipula kenapa kau tidak mengangkapnya?” Tuturku pelan.

“Mana sempat” Terdengar penuh penekanan.

“Aku pulang. Terimakasih kenangannya hari ini. Aku rasa sekarang aku perlu waspada terhadapmu” Lanjutnya lalu melangkah pelan menuju pintu apartemenku.

“Hati-hati di jalan” Ucapku, meskipun percuma saja. Lelaki itu sudah menghilang di balik pintu.

Episodes
1 Alex & Efira
2 Drama
3 Rencana Setelah Kelulusan
4 Perjalanan Bisnis Efira
5 Tuan Rian
6 Cerita Berjarak
7 Drama Part 2
8 Jalan - Jalan Part 1
9 Jalan - Jalan Part 2
10 Cemburu?
11 Tuan Rian & Efira
12 Memanas
13 Bertengkar
14 Puncaknya
15 Help Me
16 I'm Here
17 Pembatalan Kontrak
18 Deep Talk
19 Pulang
20 Hari Pertama
21 Berkebun
22 Memasak
23 Makan Malam
24 Peresmian
25 Hatinya Terbakar
26 Javonte's Group
27 Damai
28 Piknik
29 Rindu
30 Game
31 D-2 They's Birthday
32 Taman Kota
33 Persiapan
34 Birthday Party
35 Kotak Hitam
36 Unboxing
37 Kedatangan Elena
38 Rencana Liburan
39 Tidak Ada Kabar
40 Kabar
41 Pantai Kuta
42 Menikmati Liburan?
43 Sunset
44 Khas Bali
45 Villa
46 Truth Or Dare
47 Godaan Teman-Teman
48 Cemburu Lagi
49 Baku Hantam
50 Ketahuan Lagi
51 Last Day
52 Insiden Proyek
53 Jadian
54 Malu
55 Kembali Dari Rumah Sakit
56 Bekal
57 Ravo Boutique
58 Gudang
59 Bertanya-tanya
60 Gugup
61 Kerja Sama
62 Hasil
63 Kotak dan isinya
64 Rencana
65 Rumah Sakit
66 Sama-Sama Sandiwara
67 CCTV
68 Rencana Alex
69 Bermain
70 Titik Terang
71 Meminta Penjelasan?
72 Usai?
73 Keluarga Johnson
74 Baru akan Dimulai
75 Menikah?
76 Meminta Izin
77 Siapa?
78 Makan Malam Bersama Kolega
79 Mati Lampu
80 Pagi Hari
81 Devan pusing
82 Pusing part 2
83 Dari Masa Lalu
84 Tidak Seperti Rencana
85 Di Rumah Sakit
86 Alex dan Gumamannya
87 Cincin Akar
88 Sedikit Debat
89 Deep Talk Dengan Keluarga
90 Aiken
91 Rencana
92 Butik dan Markas
93 Engagement
94 Time to rest
95 Persiapan
96 Devan
97 Santai
98 Makan Malam dengan Cris
99 Bukti
100 Rencana?
101 On The Way
102 Makan Malam
103 Terbongkar
104 Flashback Restoran
105 Kehidupan Baru Devan
106 Direktur Baru Javonte's Group
107 Menu Makan Siang
108 Konferensi Pers
109 Prepare
110 D-14
111 How About Italy?
112 Sebelum Pemberkatan
113 Pemberkatan
114 Resepsi
115 Baku Hantam
116 Pshycopath?
117 Rolexio Johnson
118 Penggelapan Dana
119 Penjelasan
120 Pagi Hari
121 Bekerja
122 Perjalanan
123 Malam Pertama
124 Day 1
125 Trastevere
126 Malam Terakhir di Roma
127 Satu malam di Florence
128 Pulang?
129 Penjelasan Devan dan Mira
130 Resepsi
131 Mual?
132 Mertua Baik
133 Surprise
134 Morning Sickness
135 Suasana Sarapan
136 Serba-Serbi Kehamilan
137 Dalio Phyton Javonte
138 Telur Gulung Sebelum Persalinan
139 Melahirkan
140 Felix Alexander Harrison
141 Happy New Year (Ending)
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Alex & Efira
2
Drama
3
Rencana Setelah Kelulusan
4
Perjalanan Bisnis Efira
5
Tuan Rian
6
Cerita Berjarak
7
Drama Part 2
8
Jalan - Jalan Part 1
9
Jalan - Jalan Part 2
10
Cemburu?
11
Tuan Rian & Efira
12
Memanas
13
Bertengkar
14
Puncaknya
15
Help Me
16
I'm Here
17
Pembatalan Kontrak
18
Deep Talk
19
Pulang
20
Hari Pertama
21
Berkebun
22
Memasak
23
Makan Malam
24
Peresmian
25
Hatinya Terbakar
26
Javonte's Group
27
Damai
28
Piknik
29
Rindu
30
Game
31
D-2 They's Birthday
32
Taman Kota
33
Persiapan
34
Birthday Party
35
Kotak Hitam
36
Unboxing
37
Kedatangan Elena
38
Rencana Liburan
39
Tidak Ada Kabar
40
Kabar
41
Pantai Kuta
42
Menikmati Liburan?
43
Sunset
44
Khas Bali
45
Villa
46
Truth Or Dare
47
Godaan Teman-Teman
48
Cemburu Lagi
49
Baku Hantam
50
Ketahuan Lagi
51
Last Day
52
Insiden Proyek
53
Jadian
54
Malu
55
Kembali Dari Rumah Sakit
56
Bekal
57
Ravo Boutique
58
Gudang
59
Bertanya-tanya
60
Gugup
61
Kerja Sama
62
Hasil
63
Kotak dan isinya
64
Rencana
65
Rumah Sakit
66
Sama-Sama Sandiwara
67
CCTV
68
Rencana Alex
69
Bermain
70
Titik Terang
71
Meminta Penjelasan?
72
Usai?
73
Keluarga Johnson
74
Baru akan Dimulai
75
Menikah?
76
Meminta Izin
77
Siapa?
78
Makan Malam Bersama Kolega
79
Mati Lampu
80
Pagi Hari
81
Devan pusing
82
Pusing part 2
83
Dari Masa Lalu
84
Tidak Seperti Rencana
85
Di Rumah Sakit
86
Alex dan Gumamannya
87
Cincin Akar
88
Sedikit Debat
89
Deep Talk Dengan Keluarga
90
Aiken
91
Rencana
92
Butik dan Markas
93
Engagement
94
Time to rest
95
Persiapan
96
Devan
97
Santai
98
Makan Malam dengan Cris
99
Bukti
100
Rencana?
101
On The Way
102
Makan Malam
103
Terbongkar
104
Flashback Restoran
105
Kehidupan Baru Devan
106
Direktur Baru Javonte's Group
107
Menu Makan Siang
108
Konferensi Pers
109
Prepare
110
D-14
111
How About Italy?
112
Sebelum Pemberkatan
113
Pemberkatan
114
Resepsi
115
Baku Hantam
116
Pshycopath?
117
Rolexio Johnson
118
Penggelapan Dana
119
Penjelasan
120
Pagi Hari
121
Bekerja
122
Perjalanan
123
Malam Pertama
124
Day 1
125
Trastevere
126
Malam Terakhir di Roma
127
Satu malam di Florence
128
Pulang?
129
Penjelasan Devan dan Mira
130
Resepsi
131
Mual?
132
Mertua Baik
133
Surprise
134
Morning Sickness
135
Suasana Sarapan
136
Serba-Serbi Kehamilan
137
Dalio Phyton Javonte
138
Telur Gulung Sebelum Persalinan
139
Melahirkan
140
Felix Alexander Harrison
141
Happy New Year (Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!