Clarissa dengan cepat masuk kedalam mobilnya lalu melajukan seperti orang yang baru saja kehilangan kewarasannya karena panik. Meski jalan terasa licin namun Karena merasa panik dan takut, Clarissa terus melajukan mobilnya dengan kencang.
Setelah sampai masuk ke dalam kota, Clarissa menepi sebentar di pom bensin, melihat dirinya yang begitu kotor dan lusuh segera saja pergi ke toilet untuk berbersih diri sebentar. Clarissa mengganti bajunya dengan celana pendek dan kemeja yang sedikit kebesaran. Clarissa mengikatnya sampai sepinggang, merasa sudah rapih. Clarissa pun mulai melajukan mobilnya lagi.
"Ah ya Tuhan, mereka benaran mengejar sampai sini," ujar Clarissa yang melihat beberapa mobil hitam yang akan menepi di pom bensin yang sama.
"Harus pergi, harus pergi," ujar Clarissa yang sedari tadi gagal memasukan kunci mobilnya karena panik.
"Berhasil," ujarnya seraya menekan gas mobilnya kencang-kencang.
Setelah merasa aman, Clarissa menelpon rentenir yang menawan Lucas. Dan mengatur jadwal temu untuk melakukan pertukaran. Mereka berjanji bertemu di dermaga pelabuhan yang tidak begitu aktif di pakai.
"Mana adik ku?" tanya Clarissa.
"Mana bayarannya?" tanya pria itu.
"Aku ingin melihat adik-ku dulu?" jawab Clarissa.
Salah satu pria yang lainnya, mendorong Lucas dan kursi rodanya keluar. Clarissa yang melihatnya segera saja berlari untuk mengambil Lucas.
"Ini ambilah uangmu!" ucap Clarissa dan memberikan kotak berisi barang berharga itu semuanya.
"Kelak jangan cari kami lagi jika ingin menagih hutang," ucap Clarissa lagi yang segera saja menarik kursi roda Lucas untuk pergi menjauhi mereka.
"Senang berbisnis denganmu Nona," jawab Pria itu.
Clarissa segera membawa Lucas ke mobil mereka, sebelum di bawa pergi oleh komplotan rentenir itu, Lucas sudah sempat berkemas-kemas barang bawaannya dan barang bawaan Clarissa. Ketika Clarissa mencari Lucas di rumah, melihat koper mereka telah rapih di kemas. Clarissa mengambilnya langsung dan memasukannya ke dalam mobil.
"Darimana kau mendapatkan uang itu?" tanya Lucas.
"Pinjam dari teman," jawab Clarissa.
"Kau memiliki teman kaya raya?" tanya Lucas.
"Ya," jawab Clarissa.
"Bukan hanya memiliki, bahkan di kehidupan yang lalu aku adalah istrinya," gumam Clarissa dalam hati.
"Kemana tujuan kita?" tanya Lucas.
"Apa kau sudah lupa dengan apa yang kukatakan?" tanya Clarissa.
"Kita akan kembali ke rumah orang tua kita," jelas Clarissa.
"Lucas!" panggil Clarissa.
"Apapun yang terjadi nanti, jangan pernah bertindak bodoh, oke!" pinta Clarissa.
"Aku mampu melindungimu," ungkap Clarissa lagi.
"Ya,ya baik! Aku hanya memilikimu seorang," jawab Lucas.
sementara itu di Mansion Efrat, kepala penjaga perkuburan sedang melaporkan kejadian semalam jika ada pencurian di area perkuburan keluarga Efrat.
"Pencurian?" tanya Dean.
"Ya nampaknya ada yang menanam beberapa barang berharga di dekat perkuburan Tuan dan Nyonya," jawab Kepala penjaga perkuburan tersebut.
"Harta karun?" pikir Dean.
"Siapa yang menanamnya, aku tidak pernah .........., Ah itu pasti Ethan," pikir Dean.
"Pelakunnya?" tanya Dean.
"Ini kami tidak memiliki petunjuk sama sekali, karena listrik waktu itu padam," jawab kepala penjaga perkuburan.
Merasa itu hanya pencurian biasa, Dean pun memutuskan membiarkannya. Baginya sekotak perhiasan tersebut bukan hal yang besar jika memang harus hilang.
Sementara itu Lucas dan Clarissa telah tiba di rumah lama mereka. Hal pertama yang Clarissa lakukan adalah berbersih rumah, terutama toilet mandi dan kamar tidur.
Untunglah Clarissa rutin membayar tagihan air dan juga listrik rumah mereka meski lama tidak di tempati, Clarissa hanya tinggal mengganti lampu-lampu saja maka rumah ini akan terlihat terang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Tuti Tyastuti
👍👍👍
2022-08-29
0
Sulisayaheaisyah Sulis
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
2022-07-24
0
Eli Warti
klarisa akan mencari bukti kematian kedua orang tua nya
2022-07-07
0