Clarissa melajukan mobilnya seraya memikirkan akan pergi kemana, tempat yang aman bagi dirinya dan Lucas. Clarissa teringat desa kecil tempat mereka dulu tinggal, tak bisa memikirkan tempat lain, Clarissa segera saja melajukan mobilnya ke desa tersebut.
"Kakak, apa kau baik-baik saja?" tanya Lucas yang melihat kondisi tubuh Clarissa, sugguh itu sangat mengganggu mata.
"Selama kau hidup dengan baik, maka aku baik-baik saja," jawab Clarissa.
"kita akan kemana?" tanya Lucas.
"Ke desa, tempat kita tumbuh waktu kecil. apa kau ingat?" tanya Clarissa.
"Ya aku ingat," jawab Lucas.
Lucas hanya memiliki Clarissa, karena itu Lucas pun patuh dan diam ikut kemana Clarissa membawanya.
Sesampainya di tempat tujuan, Clarissa membuka pintu mobilnya untuk melihat keseliling rumah tua mereka. Clarissa mencari-cari senter di dalam mobil dan menemimukannya.
"Tunggu sebentar, aku akan mengecek keadaan terlebih dahulu," ujar Clarissa.
Clarissa mencoba membuka pintu rumah tua tersebut, sedikit macet namun bisa dia buka. keadaan rumah gelap, namun Clarissa masih ingat letak tiap ruangan. Clarissa memasuki kamar utama, kamar kedua orang tuanya. Menatapinya penuh makna, lalu mulai membersihkannya untun tempat mereka beristirahat.
"Ayo turun," ajak Clarissa.
Susah Payah Clarisa menahan tubuh Lucas untuk membawanya masuk ke dalam rumah. Baru saja berjalan beberapa langkah, sebuah sinar mobil menyinari tubuh Clarissa dan Lucas. Curiga itu adalah Dean Efrat, Clarissa segera saja memeluk erat Lucas.
"Lucas, apapun yang terjadi aku akan selalu melindingimu," janji Clarissa.
"kau jangan merasa takut, ok!" pinta Clarissa.
Lucas hanya terdiam, meski lumpuh namun dia tidak bodoh. Lucas memahami jika mereka berdua sedang berada dalam masalah besar.
"Tenanglah Kak, aku.percaya kepadamu," jawab Lucas tenang, meski dalam hatinya bergemuruh khawatir.
Mobil berhenti tepat di hadapan kakak beradik tersebut. Terlihat Elazar keluar dari mobil dan menghampiri Clarissa.
"Saatnya pulang, Nyonya!" ucap Elazar.
"Tidak, aku tidak mau!" jawab Clarissa dengan tatapan marah kepada Elazar.
"Nyonya, aku mohon jangan memancing batas kesabaran Tuan Efrat," ucap Elazar.
"Katakan kepada Tuanmu, aku ingin bercerai!" jawab Clarissa menantang.
Elazar berbalik, berjalan menuju mobil lalu mengetuk kaca jendela mobil tersebut. kaca jendela mobil terbuka setengah, Elazar terlihat sedang membisikan sebuah laporan. Clarissa pun tersentak, melihat Dean turun dari mobilnya dan melangkah ke arahnya.
"Apa kau ingin aku mengirim adikmu untuk menemani Ethan?" ancam Dean.
"Kau tidak akan berani!" jawab Clarissa.
"Apakah harus aku buktikan disini," ucap Dean.
Dean Menjentikan jarinya, beberapa orangnya maju ke arah Clarissa dan Lucas. Salah satu dari mereka menodongkan pistolnya ke arah Lucas.
"Tidak, kalian tidak boleh melakukannnya. Baik aku akan mengikutimu," jawab Clarissa seraya memandang kepada Dean.
"Jangan sakiti Lucas, aku akan patuh kepadamu selama kau tidak menyakiti Lucas," ucap Clarissa.
Lucas dan Clarissa dibawa kembali pulang ke rumah utama. Begitu sampai sebuah kursi roda telah siap menunggu Lucas. Asisten Elazar memapah Lucas dan mendudukannya di kurso roda tersebut, lalu membawanya masuk kedalam.
"Kau telah berjanji untuk tidak menyakitinya," Clarissa mengingatkan Dean.
"Kau meminta, namun aku belum menjawab," jawab Dean dingin.
Apa mau mu sebenarnya?" tanya Clarissa dengan marah mengikuti langkah Dean ke kamarnya
Clarissa terkejut sendiri begitu menyadari dia sudah berada di dalam kamar Dean. Pria ini adalah pria sombong dan berwatak dingin, tidak pernah mengijinkan seorang wanita masuk kedalam kamarnya, bahkan pelayan bersih-bersih khusus untuk kamar Dean, adalah pelayan pria semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
luthfie_18
awas aja kmu bucin y deann
2024-10-31
0
Tuti Tyastuti
sedih bacanya
2022-08-26
0
Cicik Azmi
smga Dean diam" suka clarissa
2022-08-08
0