Chapter-17

"Kia kamu ngerasa ngak, kalau mobil yang di belakang itu sepertinya sedang mengikuti kita deh" ucap Nia yang melihat mobil lewat spionnya.

"Ah masak sih" ujar Askia lalu ia melihat kebelang dan benar saja sebuah mobil berwarna putih sedang mengikuti mereka.

"Iya, bener kamu Nia, tapi kenapa dia mengikuti kita??" tanya Askia heran.

"Aku juga tidak tahu, apa jangan jangan dia penculik??" ucap Nia menerka nerka.

"Huuuss jangan sembarang bicara, mungkin mobil itu satu arah dengan kita maka nya jalan di belakang kita" sahut Askia berfikiran positif.

"Hem.. bisa jadi sih mungkin dia searah dengan kita" jawab Nia yang juga ikut berfikiran positif.

Nia kembali melirik mobil itu lewat spion nya dan ternyata mobil itu sudah tidak ada lagi.

"Kia mobil itu sudah hilang" ujar Nia merasa lega.

Askia menoleh kebelakang dan benar saja mobil itu sudah tidak ada lagi.

"Alhamdulillah" ujar keduanya kompak.

Tak lama mobil yang di kendarai Nia tiba di depan rumah Askia, setelah berterimakasih Askia langsung masuk kedalam rumah nya.

Saat sudah di dalam ia melihat ibu mertua nya sedang duduk di ruang tamu bersama Farhan dan di samping itu ada sebuah koper.

"Assalamu'alaikum" ujar Askia memberi salam.

"Wa'alaikumsalam" jawab mereka.

"Loh mah, mama mau kemana kok ada koper segala?" tanya Askia.

"Oh ini sayang, mama mau ikut nyusul papa ke jepang, tadi papa nelpon kata nya papa ngak bisa pulang minggu ini karna bisnis papa yang ada di sana sedikit bermasalah jadi papa akan ke sana selama satu bulan mungkin" jawab Wina menjelaskan.

"Oh kalau begitu, Kia juga ikut ya mengantarkan mama kebandara, boleh ya mas??" tanya Askia pada suaminya.

"Hmm " jawan Farhan singkat.

Askia tak terlalu menaggapi dengan jawaban dingin suaminya karna saat ini ada mama di antara mereka, dan jika tidak mama mertuanya ia yakin bahwa Farhan tidak akan repot repot untuk menjawab ucapannya.

"Baiklah kalau begitu ayo kita berangkat" ucap Wina.

"sebentar mah Kia nyimpan buku buku ini dulu di kamar" setengah berlari Askia masuk kedalam kamarnya dan tak alam ia kembali kebawah.

"Ayo" ajak Askia.

mereka pun menuju kebandara.

25 menit kemudia mereka sampai di bandara, Wina langsung menuju kabin pesawat, setelah mengantarkan mamanya Farhan dan Askia keluar dari bandara.

Saat sudah di parkiran Askia ingin masuk kedalam mobil tapi saat hendak membuka pintu mobil dengan sengaja Farhan mengkunci nya dari dalam.

"Mas, pintu nya kenapa di kunci?" tanya Askia sambil mengetuk kaca mobil

Farhan tak menjawab ia malah melajukan mobilnya meninggalkan Askia sendiri.

"Ya allah mas, tega kamu ninggalin aku sendirian di sini" ucap Askia sedih melihat kepergian suaminya itu.

"Karna terburu buru, aku bahkan tidak membawa apa pun, bagaimana aku pulang nya??" sambung Askia berjalan ke jalan raya dan melihat kiri kanan.

"Ah sudahlah jalan kaki saja" gumam nya lagi

Ia berjalan di trotoar sambil bersholawat kecil, saat sedang berjalan tiba tiba dari arah belakang sebuah mobil berhenti tepat di samping dirinya, karna tak mengenal mobil itu Askia terus melanjutkan jalan nya.

"Askia, tunggu" sebuah suara memanggil namanya.

Dengan begitu Askia menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang.

"Tuan Bimo ?" gumam Askia.

"Kamu mau kemana? kenapa jalan kaki??" tanya Bimo saat sudah berada di hadapan Askia.

"Oh itu, aku mau pulang tapi karena tidak membawa apa pun jadi nya aku jalan kaki" jawab Askia tersenyum.

Sejenak Bimo terpesona dengan senyuman Askia, namun dengan cepat dirinya menjauhkan pikiran itu.

'Sadar Bim, dia ini bini nya Farhan , yang artinya dia juga sepupu loe' batin Bimo memperingati dirinya sendiri.

"Tuan, anda tidak apa apa kan??" ujar Askia yang melihat Bimo terdiam.

"Hei, jangan memanggil ku Tuan panggil saja Bimo, aku ini sepupunya suami mu jadi kamu juga sepupuku" sahut Bimo.

"Ah, baiklah kalu begitu, jadi kenapa kamu ada di sini?!" tanya Askia kembali.

"Aku baru akan pulang ke apartemen, tapi aku lihat kamu jalan kaki sendiri disini jadi aku samperin" jawab Bimo .

Askia hanya ber 'oh' ria sambil mangut mangut.

"Ayo akan aku antar pulang kerumah" ajak Bimo .

Karna hari pun sudah hampir malam Askia langsung menerima tumpangan dari Bimo, toh dia sepupu suami nya sendiri.

Sesampai dirumah hari sudah menjelang malam Askia langsung masuk kedalam, keadaan rumah sudah sepi karna para ART sudah menyelesaikan tugasnya dan kembali kerumah masing masing.

Askia menaiki tangga menuju kamar nya lebih tepatnya kamar suaminya.

Saat membukakan pintu kamar ia tak melihat keberadan suami nya itu.

"Apa Mas Farhan belum kembali??" gumam nya, lalu ia mengambil kimono dan masuk kedalam kamar mandi.

Setelah membersihkan diri ia keluar dan menggunakan piama nya dan tak lupa jilbab instant nya luka memar di wajahnya kini sudah terlihat kembali dan sudut bibirnya yang pecah juga terlihat kembali, ia turun kebawah guna untuk minum ia merasa tenggorokan nya sangat kering.

Setelah menyegarkan tenggorokan nya Askia bermaksud kembali ke kamarnya tepat saat ia akan menaiki tangga terdengar suara langkah kaki dari arah pintu depan dan dengan segera Askia menghampiri suaminya yang baru pulang entah dari mana. Askia berniat untuk menyalami suaminya namun Farhan melangkah melewati Askia yang mematung di tempatnya.

"Mas apa sebegitu menjijikkan diriku hingga uluran tanganku kamu abaikan begitu saja?" lirihnya sambil menitikkan air matanya, kemudia Askia segera menyusul suami nya yang sudah duluan ke kamar.

"Mas, kamu mau mandi dulu atau makan dulu" tanya Askia yang sudah berada di dalam kamar.

"Tidak perlu repot mengurusiku, urus saja dirimu sendiri dengan benar." sinis Farhan kemudian melangkah memasuki kamar mandi dan meninggalkan Askia yang menatapnya dengan senyuman pilu.

Lelah memikirkan betapa kasar dan dinginnya suaminya ia pun merebahkan dirinya di sofa panjang yang beberapa hari ini ia jadikan tempat tidur, kepalanya kembali berdenyut dan nyeri karna memang kemarin ia melarang bik Minah untuk mengobati luka nya dan juga pergelangan tangannya yang kembali terasa nyeri.

"Hah... aku sangat lelah" gumamnya dan kedua matanya tertutup secara perlahan.

Farhan keluar dari kamar mandi setelah membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. ia melirik sekilah Askia yang sudah tertidur pulas di atas sofa di sudut ruangan, ia memang sengaja menyuruh dirinya tidur di sana karna ia tidak akan sudi berbagi ranjang dan tidur dengan wanita yang sudah membuat hidupnya hancur.

"Cih, sok berlagak menyiapkan makanan, baru di tinggal sebentar sudah tidur" decak Farhan sinis.

Tanpa mau menghiraukan Askia lagi Farhan melangkah menuju ranjang king size nya dan merebahkan tubuh lelahnya di sana.

Dan tak perlu lama Farhan langsung menuju ke alam mimpi indahnya.

BERSAMBUNG........

jangan lupa tinggalkan jejak kalian sayang sayangku 😘 😘 😘 TERIMAKASIH

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***