Rendy menatap Bening yang terdiam dengan seribu bahasa.
"Bening"
"Gue ga perlu jawab pertanyaan lo Ren, sebagai sahabat gue harusnya lo kenal sama gue"
"gue tau lo bukan orang yang menghalalkan segala cara untuk mencapai apa yang lo mau Ning, tapi gue pengen tau apa yang terjadi"
Akhirnya Bening menceritakan semua kejadian di kamar mandi di malam pesta ulang tahun Gilar panjang lebar .
"udah sekarang lo tenang, lo ga perlu hirauin kata2 Gilar Ning"
"lo ga usah ngelak terus Ning lo pasti rencanain semua ini supaya lo bisa bikin hubungan gue sama Reina hancurkan?. cara lo ini murahan ngerti! apa orangnya juga murahan?" lagi-lagi Gilar menuduh Bening
"lo keterlaluan Gil" saat Rendy ingin memukul Gilar, Bening menahannya.
"kenapa Ren lo berhenti, lo takut sama Bening?"
Saat Rendy ingin menjawab Bening tiba2 mendekat ke arah Gilar.
"Rendy bukannya takut sama gue, tapi Rendy menghargai gue. gue tau gue suka sama lo kak Gilar, walaupun gue ngelak sekeras apapun sampe gue pura2 pacaran sama Rendy. gue ga bisa bohong gue tetep suka sama lo kak! tapi gue ga pernah nyangka ternyata fikiran lo sedangkal ini. gue nyesel kenapa gue harus suka sama lo GILAR ARGANTHA" Bening berlari meninggalkan Gilar dan Rendy dengan berlinang air mata.
Rendy mendekat ke Gilar dan mengucapkan sesuatu "lo hebat Gil, lo satu2nya cowo yang bisa bikin Bening menangis. selama gue kenal sama Bening dia ga pernah netesin airmata, sekalipun waktu dia terluka. gue akan bikin lo nyesel ngerti!" Rendy mengejar Bening yang sedang menangis.
"apa bener Bening ga pernah nangis dan sekalinya menangis itupun gara2 gue? dan dia cuman pura2 pacaran sama Rendy?" Gilar sibuk memikirkan kata2 Rendy barusan.
Lalu Rendy mengambil semua foto2 yang terpajang di mading dan memasukkannya ke dalam tasnya.
#
"Bening.. tunggu Ning jangan lari"Rendy berlari sekuat tenaga dan akhirnya ia bisa meraih tangan Bening dan langsung menarik Bening ke pelulannya
"Jangan lari Ning, lo inget kaki lo baru sembuh. dan lo ga perlu nangis cuman2 gara2 Gilar Ning"
"apa gue emang terlihat murahan Ren, apa gue salah kalo gue suka sama Gilar, dan apa gue terlihat bisa rencanain semua itu Ren" Bening berbicara dengan sesenggukan
"Tenang Bening.. ada gue, gue percaya sama lo. dan lo itu bukan cewe murahan karna lo itu cewe istimewa yang pernah gue kenal" Rendy mengusap punggung Bening dan menenangkannya.
"kalo gue istimewa ga mungkin kak Gilar hina gue kaya gini Ren" Bening masih menangis di dada Rendy yang bidang itu
"itu bukan salah lo Ning, Gilar aja yang ga sadar istimewanya lo" ucap Rendy meyakinkan.
Bening melepaskan pelukannya dari Rendy dan entah angin apa yang merasuki Bening tiba2 Bening mengusap airmatanya dengan sekilas. dan Bening tiba2 hanya diam dengan tatapan ambisiusnya.
"Gue cabut dulu Ren, hari ini gue ga mau terlambat kerja" tanpa menunggu balasan Rendy Bening pergi begitu saja.
Bening menarik pedal gasnya dengan kecepatan tinggi, kebetulan siang itu jalanan terlihat sepi dan membuat Bening melenggang bebas.
Setelah beberapa menit Bening sampai di restauran milik Rendy dan mulai melayani pelanggan yang berdatangan.
Dua orang pria masuk dan mulai memesan makanan, kali ini Bening yang mengantaran makanan ke meja pelanggan.
"permisi ini pesanan kalian" Bening mulai menyajikan makanan dan minuman yang di pesan.
"Bening?" salah satu pria itu terkejut dan di ikuti oleh temannya yang ikut terkejut melihat Bening bekerja di tempat itu.
"iya, ada yang masih kurang tuan" Bening memang sudah tau kalau yang datang adalah Gilar dan Ricko, namun Bening bersikap seperti orang yang belum saling mengenal.
"apaan si Ning biasa aja kalo sama kita, iya ga Gil?" Ricko tersenyum terhadap Bening sedangkan Gilar tetap dengan wajah dinginnya
"maaf ada lagi? kalau sudah tidak ada yang di perlukan lagi saya permisi"
Bening meninggalkan Gilar dan Ricko untuk melanjutkan pekerjaanya
Saat itu tiba2 Reina datang dan menutup mata Gilar dari belakang
"siapa si ganggu aja gue makan"
"ih Gilar ini gue..."
"Reina.." Gilar segera menyiapkan tempat duduk untuk Reina
"makasih sayang.."
"Pelayan.." Gilar memanggil pelayan restoran dan kebetulan Bening yang saat itu datang.
"iya ada yang bisa saya bantu tuan"
"Bening, lo kerja di sini?" Reina pura2 terkejut melihat Bening disitu sebagai pelayan, karna pasalnya dia masuk ke restoran itu bukan karna ingin menemui Gilar namun hanya ingin memanas2i Bening.
"iya saya memang bekerja disini, ada yang mau nona pesan?"
"iya samain aja sama pacar gue ya Ning"
"baik nona mohon tunggu sebentar" Bening mengambilkan pesanan Reina dan beberapa saat ia datang.
"silahkan nona"
"makasih ya Bening, oiya lo tunggu disini ya takutnya gue butuh sesuatu"
"tapi saya harus melayani pengunjung lain nona"
"Iya Rei, Bening kan juga harus layanin pengunjung lainnya" ucap Ricko
"biarin dia pergi Rei" Gilar ikut angkat bicara
"ih apaan si sayang ga papa tau biar gue bilang sama managernya"
"Manager" Reina memanggil manager restoran
"iya ada apa nona, apa pelayanan disini bermasalah?"
"oh itu akan terjadi kalau pelayan ini ga mau disini nungguin saya makan "
"Bening kamu tunggu disini, biar pengunjung yang lain di layani sama pelayan yang lain"
"baik pak" Bening menuruti perintah manager
"kalau begitu saya permisi nona" Reina mengangguki perkataan Manager itu.
"sayang suapin.." Reina semakin manja terhadap Gilar untuk membuat Bening cemburu
"biasanya lo bisa makan sendiri kan Rei.." Gilar memang seseorang yang tidak Romantis namun melihat Reina yang hampir ngambek akhirnya Gilar menyuapi Reina.
"Gilar Aaaa gue suapin" Gilar ragu2 membuka mulutnya dan saat itu Ricko memperhatikan Bening yang berdiri di sebelah Reina.
*ada apa sama Bening kenapa dia seperti ga perduli sama Gilar, apa ini karna kejadian tadi?*
"Bening, lo duduk aja di sebelah gue biar lo ga capek" Ricko menyiapkan kursi untuk Bening
" tidak perlu tuan saya di sini saja " Bening menolak tawaran dari Ricko
"Bening, kenapa lo disini?"
"saya di minta nona Reina untuk menunggu di sini Bos"
"lo ga perlu nuruti kata2 Reina Ning, mending lo ikut gue ke ruangan gue"
"tidak Bos saya tidak akan membiarkan nama reatoran ini jadi jelek karna saya bos"
"tapi Ning"
'drrrrtttt ddrrrtttt'
tiba-tiba ponsel Bening bergetar.
"permisi saya mau angkat telfon, ini dari rumah takutnya penting"
"halo..."
"....."
"apa?" tiba2 Bening mengakhiri panggilan itu
"gue izin pulang Pak Rendy"
" apa ibu lo kambuh lagi Ning?" Bening mengiyakan. "ayo gue anter Ning "
Tanpa memperdulikan Gilar Reina Dan Ricko, Bening dan Rendy pergi begitu saja. bahkan Gilar yang bersikap dingin seakan tidak perduli tiba2 Gilar langsung mengikuti Rendy dan Bening.
Ricko dan Reina terkejut melihat Gilar yamg pergi mengikuti Bening.
"Gilar lo mau kemana" Reina memanggil2 Gilar namun Gilar tidak memperdulikan suara Reina.
*apa yang terjadi sama ibunya Bening* di sepanjang perjalanan Gilar terus bertanya-tanya.
setelah beberapa menit Bening sampai di rumahnya begitupun dengan Gilar. Reno yang saat itu membukakan pintu Reno langsung memeluk Bening dengan erat.
"apa gue ga salah lihat Bang Reno ada disini? dan mereka berpelukan? udah gue duga bang Reno emang punya hubungan sama cewe aneh itu"
.
.
.Beraambung
.
. . ayo dong vote, like , dan coment karya2 ku ya teman-teman tambahkam juga sebagai Favorite kalian. .
.
.happy Reading....
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments