*Episode 5

"aku tahu alasan pastimu menyelamatkan bang Angga ,pasti kamu menganggap itu adalah tunanganmu,sebesar itukah cintamu padanya ,apakah ,,? terbersit pikiran buruk dalam hatinya ,,iapun menggeleng keras ,tidak mungkin ,pikir Raffa disela tatapannya .

" ada apa ?"

"apa yang kau pikirkan ? "

tanya Amara perlahan ketika ia membuka matanya,

Raffa menggeleng,

"kenapa kau menyelamatkan bang Angga?"

tanya Raffa ,ia sudah tahu jawabannya tapi tetap saja ia penasaran.

"bukankah kau tidak mengenalnya bukan ? " tanyanya lagi ,,,

Amara hanya tersenyum miris ,,,memang sesaat saat ia melihat seseorang dengan seragam loreng itu ,ia seakan melihat Andika,ataukah abangnya Arjuna ,ia hanya berharap mereka baik baik saja ,ia hanya tak sadar ketika menarik tangan Angga dan mengganti nya dengan tubuhnya,,ia tak memikirkan apapun ,hanya berharap orang yang diselamatkannya selamat.

"aku hanya membayangkan dirinya ,,,berharap orang itu adalah mas Dika,yang kembali namun ternyata aku salah,,,,"perlahan air mata itu mengalir di pipi putih nya,ia menunduk ,Raffa mengusap air mata Amara,gadis itu ternyata rapuh,dibalik senyumannya,dibalik cerewetnya,dan arogannya dia adalah seorang gadis rapuh nan manja ,wajar dihidupnya ia dikelilingi oleh orang 2 yang menyayanginya ,Andhika dan arjuna ,Raffa tahu betul ,antara kakak dan tunangannya itu seolah berebut memberikan kasih sayangnya,mereka menjaganya bak seorang putri.walaupun tempat dan jarak memisahkan mereka ,namun perhatian dan kasih sayang mereka tak pernah putus.seperti kemarin ketika Amara kecelakaan ,Arjuna terlihat kusut ia mengamuk ,namun ketika mendengar penjelasan Ica ia mulai mengerti ,baru pertama Raffa lihat wajah Arjuna yang kalap,karena ia biasanya kalem dan anteng ,selalu bijaksana ,ia selalu berfikir secara logika.namun hari itu ia hampir saja menghajar bang Angga namun dia urungkan karena mengingat bang Angga adalah kakak lettingnya ,dan senior nya .

Raffa dapat melihat parhatiannya ,dan perlakuan Arjuna terhadap Amara ketika tidak sadar ,sangatlah berbeda ia lebih takut kehilangan, posesif ,wajar memang Amara satu 2 nya keluarganya ,ia sedikit lega ketika dokter mengatakan Amara sudah melewati masa kritisnya,ketika perintah komandannya untuk kembali karena guna memberikan sisa pekerjaannya di akhir masa dinasnya ,ia dengan berat hati menitipkan Amara kepada bang Angga,

" kenapa terlalu sulit ,,,untuk lupa bahwa mas Dhika ada dihidup gue ,Raff !"isaknya ,

"apakah sesulit itu Ra,,,,atau jangan 2 hubungan elo sudah t"erlalu jauh ?" tanya Raffa ,ia tergagap karena dengan pertanyaan nya yang tidak sopan ,sontak mata Amara terbelalak "Raffa,,,,"

"maaf,,,," sahut Raffa,kemudian raut Amara berubah ia tersenyum" justru aku aneh sama mas Dhika ,ia begitu menjagaku ,ia memperlakukanku dengan baik,ia tak pernah aneh 2,ia bilang tak ingin mempermalukan aku ketika pengajuan nikah kami,

ia ingin melihat aku mewujudkan mimpiku,justru karena dia terlalu baik,fa ,,terlalu baik bagiku ,aku jadi tak bisa melupakannya ,terlalu berat! "rintihnya,

"harus kemana ,,,dan bagaimana supaya aku menemukannya fa ,bisa jawab aku ?" tanyanya pilu,Raffa mendekap erat Amara,

hatinya sakit melihat keterpurukan Amara,rindunya yang tak berujung ,sungguh memilukan .

apalagi ia menjalaninya sendirian selama ini ,sang kakak tak dapat membawanya karena pendidikan Amara yang sebentar lagi lulus ,walaupun ia bolak balik ketika mendapat cutinya .

" sudah cukup ,,,walaupun sulit kau harus mencoba bertahan,kau harus bahagia mas Dhika mu aku yakin menginginkan hal yang sama ,semangat lah ,,,! " hibur Raffa.

"jangan nangis terus,,,,jelek tahu ,bener kata Ica kalo mo liat jelek elo ya ketika elo nangis !" goda Raffa,"ia shock banget ngeliat elo waktu kecelakaan ,ia tak berhenti nangis Ra ,,,ia takut banget,"