Diam!
Sementara itu polisi segera mengurus semua itu, untuk mengumpulkan bukti dan informasi sedangkan ketiga orang itu langsung dilarikan kerumah sakit,meskipun mereka tau kalau ketiganya sudah tidah ada harapan lagi.
Devan terjatuh, tidak pernah membayangkan hari ini akan terjadi pada dirinya dan keluarganya.
"Mama.....papa......."
Kata Devan dengan bibir bergetar sambil mengeluarkan air matanya yang sudah tak dapat lagi ia bendung.
"Devan tenangkan dirimu" Siska mencoba menenangkan Devan meskipun ia sendiri masih syok dengan situasi ini.
Devan memikirkan siapa yang sudah melakukan ini pada keluarganya, tiba-tiba ia teringat pada perkataan orang tadi yang mengatakan kalau hal ini tak akan pernah terjadi jika orang tua nya tidak pernah mengasuh Siska.
"Devan ayo kita masuk"
"Kau akan sakit nanti" kata Siska menawarkan pada Devan.
"DIAM!" Bentak Devan pada siska yang sukses membuat Siska terkejut dengan sikap Devan.
"Siapa kau sebenarnya?"
"Seberapa banyak orang yang membencimu?"
"Mengapa mereka melakukannya!" Devan tampak sangat marah sambil mencengkram kuat tangan Siska yang membuat Siska merintih kesakitan.
"Ah.....Dev ini sakit" sisika merintih kesakitan sambil menangis.
"JAWAB!"
"Aku tidak tau Devan"
"Aku sama sekali tidak tau"Siska menjawab ketakutan
"Apa maksudmu?" Hm?"
Apa kau ingin mendapatkan harta keluarga ku?"
"Apa ini semua rencana mu?" Tanya Devan yang menduga bahwa semua ini adalah rencana dari Siska
"Tidak Van ....."
"Aku sama sekali tidak tau semua ini" kata Siska jujur
"Bagaimana bisa kau tak tau ha?"
"Sudah pasti kau mengenal orang itu kan!"
"Orang itu pasti orang suruhan mu kan?"
"Kaulah tuannya!" Kini Devan benar-benar marah.
"Tidak sama sekali Devan"
"Aku tidak tau hiks.……."
Siska menangis mendengar semua tuduhan yang dilontarkan Devan kepadanya.
"Bagaimana bisa kau tak tau!"
"Jika dia dendam kepadamu mengapa, ia membunuh kedua orang tuaku!"
"Ini semua sudah pasti rencana mu!" Devan semakin percaya kalau ini ulah dari Siska dengan tanpa sedikitpun pertimbangan.
Lalu Devan masuk kedalam rumahnya meninggal Siska sendiri.
"Hiks......hiks......"
"Devan.....aku sama sekali tidak tau" Siska terisak.
"Sudah non, tuan Devan masih syok dia hanya sedang marah" kata bibi mencoba meyakinkan Siska akan situasinya.
"Apa bibi percaya padaku?"
"Iya non bibi percaya"
Kata bibi dan langsung membawa Siska masuk kedalam rumah untuk menenangkan Siska yang juga masih terlihat syok dengan apa yang terjadi di tambah lagi tuduhan Devan yang semakin membebani pikiran Siska.
"Siska sama sekali tidak tau apa-apa bi" Siska menangis tersedu-sedu.
"iya non bibi tau"
"ini semua pasti hanya salah paham saja non"
"non yang sabar ya ....." bibi terus berusaha menenangkan Siska.
"apa Devan akan benar-benar membenci aku bi?"
"tapi apa salahku bi?"
"aku tidak siap dibenci olehnya "
"aku tidak ingin dia pergi bi"
"hiks.....hiks......" Siska menangis tak henti-hentinya , dia tidak bisa membayangkan apa yang mungkin akan terjadi saat Devan benar-benar akan meninggalkan apalagi Devan membencinya.
"tentu tidak non"
"tuan muda hanya sedang marah saja"
sementara itu Devan.......
"akh...... apa-apaan ini?"
"kenapa bisa jadi seperti ini?"
"siapa orang itu?,mengapa dia menghabisi keluarga ku?"
"siapa sebenarnya kamu SISKA?
"Apa maumu?" kata Devan di dalam hatinya, ia benar-benar termakan omongan orang itu, yang mengatakan kalau semua ini terjadi karena Siska.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Mang Kadung
masih nyimak ya thor 😊
2021-05-25
2