Rey hanya bisa menatap istrinya itu dengan perasaan menyesal. Dia sadar jika semua adalah kesalahannya. Dia yang membuat keputusan. Dia yang membuat masalah sendiri. Lalu di susulnya istrinya itu ke kamar mandi.
Ceklek. Pintu tidak terkunci. Dari pintu bisa di lihatnya istrinya sedang duduk di bawah shower dengan air yang sedang mengalir. Rey berjalan menghampirinya lalu mematikan airnya. Tanpa bertanya lagi langsung di bopongnya istrinya itu ke dalam kamar lalu di baringkannya di kasur.
"Kamu kenapa? Tidak harus seperti ini! Kamu bisa sakit!" Tanya Rey sambil mencoba membuka pakaian istrinya yang basah kuyup.
"Biarkan saja saya." Siti menolak dengan menepiskan tangan Rey. Dia masih menangis tapi tanpa suara.
Rey tidak menggubris ucapan istrinya itu. Dia tetap membuka pakaian Siti yang basah kuyup hingga sprey pun ikut basah. Tanpa di sadari itu justru jadi bumerang untuknya. Dia telah membangunkan bagian dari dirinya yang selama ini berusaha dia tahan.
Tentu saja siapa pun tidak akan bisa melawan gejolak jika melihat wanita dalam kondisi tidak memakai apa pun. Wanita cantik dengan kulit putih dan bersih. Terlebih wanita itu adalah istrinya sendiri walau entah dia sudah mempunyai rasa atau tidak.
Dan hal yang selama ini dia tahan pun akhirnya tak terbendung lagi. Rasanya Siti ingin menolak tapi dia takut dosa. Bukankan itu memang hak dan kewajiban suaminya. Namun kali ini Rey melakukannya dengan lembut,membuat Siti jadi terbuai,melayang ke udara. Jantungnya berdebar kencang. Baru kali ini dia merasakan manisnya. Dia tidak bisa lagi menyembunyikan rasa bahagianya hingga menimbulkan suara-suara yang makin membuat Rey bergejolak. Peluh membasahi. Dia begitu mendamba. Bahkan sudah begitu lama.
Hampir setengah jam mereka melakukannya. Rey langsung membaringkan diri di samping Siti. Siti pun langsung tidur menyamping membelakangi suaminya dengan menyelimuti tubuhnya sampai kepala karena merasa malu. Rey menatap istrinya itu dengan senyum di kulum.
Setelah beberapa menit,Rey memakai lagi pakaiannya. "Kamu tidak ingin makan,hmm? Sudah dingin ini!" Ucapnya. Istrinya itu diam saja tanpa ada gerakan sedikit pun. "Ya sudah,saya tinggal mandi dulu. Jangan nyariin!" Ucapnya lagi sambil menggoda istrinya. Lalu dia segera ke kamar mandi. Mungkin saya harus membuka hati untuknya. Batin Rey.
Tanpa dia sadari,ucapannya membuat wajah Siti merona lalu menyunggingkan senyum tipis. Setelah mendengar suara pintu kamar mandi tertutup,Siti cepat-cepat bangun. Sambil masih berbalut selimut,di ambilnya bungkusan yang di bawa oleh suaminya tadi. "Kelihatannya lezat" Gumamnya. Lalu dia pun makan dengan lahap.
Setelah selesai makan,dia kembali duduk bersandar di kasur. Kasur sangat berantakan. Spreynya sudah tidak berbentuk lagi. Dia kembali menyunggingkan senyum mengingat apa yang barusan dia dan suaminya lakukan. Lalu dia menutup wajah dengan kedua tangannya.
Ceklek. Pintu kamar mandi terbuka. Muncullah Rey dengan hanya berbalut handuk di pinggangnya dengan tubuh yang masih sedikit basah. Tanpa sadar,Siti menatap ke arah suaminya dengan tanpa berkedip. Rey tahu. Mata mereka saling bersitatap.
"Kalau sudah makan,mandilah!" Titah Rey lembut sambil menatapnya hingga membuatnya malu.
Karena tak ingin istrinya makin malu,Rey segera mengambil pakaian di koper lalu memakainya di depan di Siti karena di sana tidak ada ruang ganti. Siti langsung menelungkup menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Mau sampai kapan seperti itu? Mandi sana!" Ucap Rey lagi setelah selesai memakai pakaian tapi Siti tetap berbalut selimut.
Siti membuka selimutnya sampai leher. Dengan masih menahan malu,dia bangkit lalu berjalan ke kamar mandi dengan tetap berbalut selimut. Rey tersenyum tipis hampir tidak terlihat. Kenapa dia sangat menggemaskan. Batin Rey.
Siti masuk ke kamar mandi lalu menutup pintu rapat. Dia menatap wajahnya di wastafel kamar mandi dengan wajah merona. Matanya langsung membulat demi melihat banyaknya bekas merah di leher serta bahunya. "A apa ini?" Gumamnya lirih. Siti sungguh tidak mengerti apa yang terjadi dengannya. Karena saat pertama suaminya melakukan itu,tidak ada bekas merah sedikit pun. "Apa ada binatang kecil di kasur? Atau di selimut ini ya?" Gumamnya lagi. Dia lalu membuka selimutnya hingga jatuh ke lantai kamar mandi. "Aaaahhhk!" Jeritnya. Dia makin terkejut menatap dirinya sendiri. Tidak terhitung jumlah bekas merah di tubuhnya. Dia hampir menangis.
Ceklek. Pintu kamar mandi terbuka. Rey menatap istrinya yang sedang terduduk di dekat wastafel tanpa mengenakan selimut lagi. Polos. Rey pun hanya bisa menelan salivanya. Siti kaget lalu melihat ke arahnya. Mata mereka bersitatap. "Ba banyak binatang kecil di kamar ini." Ucapnya gugup. Siti lupa jika dia sedang dalam keadaan polos.
"Binatang kecil apa?" Tanya Rey belum mengerti maksud kata-kata Siti.
"I ini. Lihat,kulit saya penuh bekas merah di gigit binatang kecil" Tunjuknya. Seketika dia sadar lalu cepat-cepat meraih lagi selimut yang sudah terjatuh di lantai kamar mandi dengan wajah bersemu. Dia sangat malu.
"Bekas merah?" Kening Rey berkerut tapi sejurus kemudian langsung mengulum senyum saat tahu bekas merah yang di maksud istrinya itu.
"I iya. . ." Ucap Siti lirih sambil menunduk,menyembunyikan wajahnya yang makin merona.
Rey maju mendekati Siti lalu ikut duduk di sebelah Siti. Jantung Siti makin berdetak kencang. "Itu bukan gigitan binatang kecil. Itu gigitan saya!" Bisik Rey tepat di telinga Siti hingga istrinya itu merinding. Siti lalu menoleh ke arahnya.
"Kamu mau tahu bagaimana caranya,hmm?" Di raihnya tangan Siti. Lalu dia mulai mempraktekkan bagaimana kulit Siti bisa ada bekas merah pada lengannya.
Siti hanya diam lalu memejamkan matanya. Dia merasakan lagi getaran aneh di tubuhnya.
"Seperti itu. Kamu mau lagi,hmm?" Bisik Rey sambil menyentuh telinga Siti dengan bibirnya hingga telinga Siti pun memerah.
Tanpa menunggu jawaban Siti,Rey mengangkat tubuh Siti lalu membawanya kembali ke kamar. "Sa saya mau mandi." Ucap Siti lirih dengan jantung yang berdegup makin kencang.
Rey tak menggubris ucapan istrinya itu. Dia sudah di balut gelora. Dan perasaan ingin melakukan itu lagi. Di baringkannya Siti di kasur lalu di bukanya selimut yang membalut.
Beberapa jam kemudian Siti terbangun. Mengerjap-ngerjapkan matanya lalu menggeliat. "Uuhh,badanku pegal-pegal semua." Gumamnya. Lamat terdengar suara azan dari kejauhan. Siti menajamkan pendengarannya. Ini azan sholat asharkah? Tanyanya dalam hati. Ya Allah tadi kan tidak jadi mandi! Dia menepuk keningnya sendiri. Dia duduk lalu menoleh ke samping. "Eehh." Gumamnya sambil menutup mulut. Di lihatnya Rey sedang tertidur pulas dalam selimut yang sama dengannya. Siti pun tersenyum-senyum sendiri mengingat apa yang barusan terjadi.
"Kenapa kamu tampan sekali?" Gumamnya sambil menatap lekat-lekat setiap inci wajah suaminya. Ah iya tadi kan azan. Ucapnya dalam hati. Siti ingin turun dari kasur tapi bagaimana caranya? Selimut di pakai berdua. Siti menoleh kiri kanan,matanya tidak sengaja menangkap sesuatu yang membuatnya tersenyum. Di bawah kasur teronggok pakaian suaminya yang tadi baru di pakai sehabis mandi. Di raihnya lalu langsung di pakai,kemudian buru-buru Siti berlarian ke kamar mandi.
NEXT
080421/21.25
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
Si Bungsu
boom like+favorit
semangat kakak 👍
salam manis dari (salah haluan)
2022-01-03
0
💖Jihan💝🎀
next
2021-09-15
0
Fahri doank
mantaapp
2021-09-13
0