Sampai di kamar,Siti langsung di bawa Rey ke atas kasur.
"Kamu mau main di belakang saya?" Tanya Rey dengan menahan emosi.
"Ti dak pak." Jawab Siti terbata-bata.
"Hmm,kamu tidak mau lagi jadi istri saya! Iya?
"Bu bukan begitu pak! Sa ya tidak kenal dengan orang tadi. Saya. . ." Siti mencoba menjelaskan tapi langsung di potong oleh Rey.
" Tidak kenal tapi dia berani pegang-pegang kamu seperti itu! Saya yang suami kamu saja tidak begitu!"
"Ini,ini salah paham. Sungguh saya. . ."
" Kamu ingin saya sentuh,iya?" Rey maju mendekati Siti dengan tatapan mata seperti ingin menerkam. Tiba-tiba Rey membuka pakaiannya hingga menampilkan dadanya yang putih dan bidang.
Siti gemetaran. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Ingin bilang tidak tapi Rey suaminya,bilang iya juga dia takut. Sebagai manusia normal dan istri yang normal tentu saja dia ingin. Tapi bukan dengan kemarahan dan kebencian.
"Kenapa diam? Jadi kamu benar-benar ingin ya!" Rey tersenyum menyeringai. Dia makin mendekati istrinya itu dengan emosi yang meledak-ledak. Dia tidak terima miliknya di ganggu orang lain. Siti hanya bisa pasrah. Dalam hitungan menit,Rey sudah tidak bisa mengontrol lagi tindakannya. Dia melakukannya dengan kasar dan tanpa ada sentuhan sayang sedikit pun. Kini dia sudah berhasil menguasai istrinya itu. Pakaian Siti pun berserakan di lantai. Dan akhirnya terjadilah sesuatu yang seharusnya terjadi di awal pernikahan mereka.
Siti hanya bisa meringis dan memejamkan mata. Sungguh,bukan seperti ini yang Siti mau. Bukan. Dia hanya ingin suami yang lembut dan hangat bukan yang kasar dan dingin seperti ini. Jika tidak ingin,Siti pun tidak akan menuntut itu. Tapi sekarang? Siti hanya bisa terisak tanpa bisa marah atau protes.
Rey bangun lalu duduk di pinggir kasur. Dia mengusap wajahnya dengan kasar. Aaaggh,apa yang sudah saya lakukan! Dia lalu menoleh ke belakang di mana istri nya sedang tidur meringkuk dengan bahu yang bergetar seperti sedang menangis. Tak sengaja pandangan matanya menubruk satu noda di atas kasur. Noda berwarna merah.
Rey berdiri lalu berjalan ke kamar mandi. Selama hampir satu jam dia di kamar mandi,selama itu hingga saat dia keluar di lihatnya Siti seperti tertidur. Tidak ada gerakan. Perlahan Rey mendekat. Ternyata istrinya itu telah tertidur dengan wajah basah oleh sisa air mata.
Entah apa yang Rey pikirkan tiba-tiba dadanya terasa sesak menatap penampilan istrinya yang sangat kacau itu. Maafkan saya!" Ucapnya dalam hati.
Dia lalu ke ruang ganti untuk mengambil pakaian,memakainya dan langsung keluar kamar tanpa menoleh lagi ke arah istrinya.
***
Siti mengerja-ngerjapkan matanya. Dia ingin bangun tapi tubuhnya terasa sakit semua,terutama bagian sensitifnya. Terasa sakit sekali. Dia jadi ingat apa yang terjadi sebelum dia tertidur. Perlakuan yang dia dapat dari suaminya. Tiba-tiba dadanya pun ikut merasakan sakit. Entah sakit hati atau kecewa.
Dia berusaha duduk dan bersandar di sandaran kasur. Dia rilekskan tubuhnya. Setelah lumayan enak dan sedikit berkurang rasa sakitnya,Siti pun bangun ingin ke kamar mandi. Di ambilnya pakaian yang jatuh di lantai. Segera dia pakai lalu buru-buru ke kamar mandi sambil menahan sakit. Saat dia berjalan,sakitnya makin terasa.
Siti nyalakan shower lalu duduk lunglai di lantai. Kembali menangis sambil memeluk lutut. Dia tidak meratapi hal berharganya di ambil oleh suaminya sendiri,dia hanya meratapi mengapa harus dalam keadaan marah bukan dalam keadaan benar-benar menginginkan dirinya.
Setelah puas,Siti segera membersihkan diri. Mandi besar untuk pertama kalinya bukan karena tamu bulanan. Setelah bersuci lalu Siti langsung keruang ganti,mengambil pakaian tidurnya dan juga alat sholat untuk menunaikan kewajibannya tak lupa dia mengadu juga pada sang pemberi kehidupan. Dia berjalan dengan pelan karena rasa nyerinya belum hilang. Siti lalu mulai dengan ibadahnya.
Siti tak langsung beranjak setelah selesai. Dia merasakan kenyamanan setiap kali dia mengenakan alat sholat dan duduk di atas sajadah. Lalu dia ingat dulu setiap habis melaksanakan ibadah,dia tak pernah lupa membaca satu dua ayat alquran. Siti lalu berjalan ke meja rias,di mana di dalam laci dia simpan alquran kecil yang selalu dia bawa. Lalu Siti mulai membacanya dengan khusuk dan terdengarlah suara Siti yang merdu membuat siapa pun yang mendengar jadi merinding. Siti tidak menyadari ada seseorang yang dari tadi mengawasinya. Karena kamar masih dalam kondisi remang.
Setelah selesai membaca,Siti tidak langsung menaruh alat sholatnya tapi malah melamun sambil bersyujud. Tak lama dia pun tertidur
Entah sudah berapa lama Siti tertidur,tiba-tiba dia merasakan tubuhnya seperti terangkat. Siti membuka matanya dan betapa kagetnya ternyata dia sedang di gendong. Dan makin kaget ternyata suaminya yang sedang menggendongnya. Setelah dia di tidurkan di kasur,suaminya baru sadar kalau dia sudah bangun.
"Hmm. . . Kamu sudah bangun? Kenapa tidak bilang? Bikin capek saja gendong kamu! Ayo turun,makan malam!" Gerutu suaminya.
"Hmm,sa ya baru saja terbangun." Jawab Siti terbata-bata. Kenapa suaminya menggendongnya?
"Ayo turun,sudah di tungguin kok malah diam!" Rey tidak sabar.
Siti segera duduk dan bangun dari tempat tidur sambil melepaskan alat sholatnya. Dia lupa kalau dia hanya mengenakan pakaian tidur tanpa hijab karena biasanya dia tidur masih mengenakan hijab. "Eehh. . ." Gumamnya salah tingkah sambil menoleh ke arah suaminya yang tengah menatapnya lekat. Dia bergegas ke ruang ganti untuk mengambil hijab dan menaruh alat sholatnya.
Rey hanya melihatnya dari belakang saat Siti masuk ke ruang ganti sambil berjalan dengan tidak nyaman seperti sedang menahan sakit. Rey tahu. "Maafkan saya. . ." Gumamnya dengan perasaan bersalah. Kenapa dia bisa begitu marah sampai berbuat yang menyakiti hati dan tubuh istrinya sendiri hanya karena melihat seorang pria asing memegang mesra tangan istrinya.
Rey langsung menggandeng tangan Siti setelah istrinya itu keluar dari ruang ganti. Mambawanya keluar kamar lalu menuruni satu persatu anak tangga. Sampai di ruang makan,dia tarik kursi untuk Siti duduk. Makanan sudah terhidang di meja makan. Banyak menu lauk dan sayur yang terlihat sangat lezat membuat siapa pun yang melihat menjadi bersemangat untuk segera makan. Rey lalu mengambilkan nasi serta lauk untuk Siti.
"Ayo di makan!" Titah Rey dengan suara sangat lembut tapi terasa hangat di telinga Siti tidak dingin dan kaku seperti biasa.
"Terimakasih." Ucap Siti lirih.
Mereka makan dalam diam. Sesekali Rey menambahkan lauk dan sayur ke piring Siti. Siti hanya diam dan menurut saja. Setelah selesai,Rey meraih tangan Siti lalu menggandeng dan membawanya lagi ke kamarnya di lantai atas.
"Istirahatlah!" Titah Rey dan tanpa menunggu jawaban Siti,dia berjalan keluar kamar. Entah mau kemana Siti sungkan untuk bertanya. Siti hanya merasa heran dengan perlakuan suaminya barusan. Dari dia menggendongnya,makan hingga kembali ke kamar begitu lembut. Seperti bukan suaminya.
NEXT
040421/22.25
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
Fahri doank
guuudd
2021-09-13
0
Desi Ummu Ihsan
Iya masak udah diperawani baru merasa bersalah dan berubah lembut...kasian Siti...Semangat ya Siti..
2021-07-28
0
Ummi Alfa
rey berubah lembut karena merasa bersalah.
2021-07-11
0