Siti sudah siap di kamarnya. Memakai gaun pesta yang di bawakan oleh penata busananya. Wajahnya pun sudah di rias oleh penata rias saat dia akad nikah. Dia terlihat lebih cantik dan anggun di bandingkan saat akad nikah kemarin. Gadis desa yang tidak pernah tahu bagaimana berias diri telah berubah secantik bidadari.
Ceklek. Pintu kamar Siti di buka seseorang.
"Kamu sangat cantik Siti." Puji bu Ranti sambil tersenyum. Siti menoleh lalu membalas dengan senyum malu-malu. "Yuk,kita berangkat sekarang! Sopir suami kamu sudah menunggu di depan!" Ajak bu Ranti yang di berikan anggukan oleh Siti.
"Bu,saya gugup." Ucap Siti sedikit gemetar.,
"Tidak usah gugup. Ibu akan mendampingi kamu." Bu Ranti mencoba menenangkan Siti. Membuat Siti lega.
Kini mereka sedang dalam perjalanan mengendarai mobil mewah milik Rey menuju hotel tempat resepsi akan di gelar. Rey sudah lebih dulu berangkat. Jalanan mulai ramai karena waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Hari sabtu yang sebagian orang libur bekerja dan sebagian lain tetap sibuk dengan pekerjaannya.
Siti menatap keluar jendela. Pikirannya menerawang kemana-mana. Andai ibu masih ada. Ayah,nenek. Mungkin mereka sangat bahagia melihat putrinya kini sudah menikah. Seno. Tiba-tiba Siti teringat adik semata wayangnya yang tinggal di desa. Sayang sekali Seno tidak bisa hadir melihat pernikahannya. Dia begitu merindukan adik laki-lakinya itu. Tanpa dia sadari ada bulir hangat mengalir di pipinya.
"Loh Siti kok kamu menangis?" Tanya bu Ranti mengagetkannya." Riasan wajahmu bisa rusak." Bu Ranti segera membuka tasnya. Dia mengeluarkan tissu lalu mengusap lembut ke pipi Siti.
Siti memegangi pipinya yang sedikit basah.
"Kamu kenapa menangis? Kamu tidak bahagia dengan pernikahan kamu?" Tanya bu Ranti.
"Maaf bu. . ." Siti menunduk." Saya hanya sedang teringat keluarga saya."
"Hmm. Yasudah,kamu jangan sedih lagi ya. Kita sebentar lagi sampai dan tidak ada waktu lagi untuk memperbaiki riasan kamu. Semua orang sudah menunggu."
Sampai di sana,sudah ada beberapa tamu yang datang. Siti turun dari mobil. Tiba-tiba Rey sudah ada di depan pintu mobil. Rey mengulurkan tangannya pada Siti agar gadis itu menggandengnya tapi Siti malah hanya bengong tidak mengerti maksud Rey. Dia makin gugup.
"Gandeng tangan suami kamu." Bisik bu Ranti di telinga Siti.
Siti menoleh lalu menatap Rey beberapa detik. Setelah Rey mengangguk,baru Siti mau menggandeng tangan suaminya itu. Kembali jantungnya terasa bagai mau loncat dari tempatnya. Tangannya dingin berkeringat. Dia berjalan sangat pelan. Selain gugup,dia tidak terbiasa memakai high heel jadi dia menggandeng Rey sambil mencengkeram erat lengan suaminya itu.
Mereka berjalan menuju ballroom di mana pelaminan Siti dan Rey. Banyak mata memandang mereka. Ada yang tersenyum,ada yang bengong,sinis dan berbagai ekspresi lain. Siti pun tidak berani menoleh,dia hanya menatap lurus ke dapan. Dia begitu gugup menjadi pusat perhatian banyak orang.
Di sinilah Siti sekarang. Duduk di pelaminan mewah dan megah yang entah kapan orang-orang mendekor tempat ini jadi begitu indah. Tak pernah terbayang dalam benak Siti sebelumnya jika dia akan menikah dengan seorang yang kaya raya hingga pernikahannya bagaikan pernikahan seorang putri di dunia dongeng.
Paman Supri dan bi Rena duduk sebagai pendamping mempelai wanita. Mereka terlihat tersenyum-senyum setiap kali bersitatap dengan Siti.
Acara demi acara berlangsung dengan lancar. Selama di pelamian,mereka tidak ada yang berbicara. Siti pun lebih sering menundukkan kepalanya.
Setelah melewati banyak acara,akhirnya tibalah saat tamu undangan memberikan ucapan selamat pada dua mempelai di atas pelaminan. Satu persatu tamu undangan pulang. Tak lupa mereka juga berfoto-foto.
"Cinta mau foto bertiga sama mama papa ." Seru Cinta dengan heboh. Gadis kecil itu terlihat sangat bahagia. Papa nya Rey berulang kali mengusap dan mencium kepalanya. Terlihat betapa dia sangat menyayangi putri kecilnya itu. Tak ketinggalan Cyndia dan Fadil pun berfoto dengan Rey dan Siti. Paman dan bibinya pun tak mau kalah,mereka juga berebut ingin berfoto dengan pengantin.
"Selamat Siti. Semoga kamu bahagia. Maafkan paman yang tidak bisa menjaga kamu!" Ucap paman dengan mata berkaca-kaca.
"Terimakasih paman. Mohon doanya untuk Siti!" Siti tersenyum haru. Setidaknya ada paman dan bibi yang menyaksikan pernikahannya.
Lewat tengah hari,acara benar-benar selesai. Rey mengajak Siti menaiki sedan mewah yang sudah di hias. Dengan malu-malu Siti berjalan sambil menggandeng tangan Rey menuju mobil yang sudah terparkir di halaman hotel. Entah mau kemana mereka,Siti hanya menurut saja.
Rey membukakan pintu mobil untuk Siti. Ternyata hanya mereka berdua yang ada di mobil tanpa sopir. Rey mulai menghidupkan mesin mobil dan melajukan mobil dengan perlahan.
Siti ingin bertanya tapi lidahnya terasa kelu. Kenapa Rey dari sebelum acara di mulai sampai sekarang belum juga mau bicara sedikit pun padanya. Apa mereka akan terus diam-diaman seperti ini.
Sesekali Siti menoleh kearah Rey,tapi suaminya itu seperti tidak menghiraukannya. Seperti dia tidak ada saja. Karena terus-terusan diam dan tubuhnya merasakan lelah,lama-lama Siti mengantuk dan tertidur.
Siti mengerjap-ngerjapkan matanya. Silau. Lampu yang ada di atas kepalanya begitu terang. Lalu perlahan dia buka kedua matanya. Di edarkannya pandangannya ke sisi kiri dan kanan. Deg. Dia berada di sebuah kamar yang luas dan mewah. Dia lalu duduk bersandar. Saya di mana? Tanyanya dalam hati. Lalu dia mencoba mengingat-ingat kembali saat-saat terakhir yang masih dia ingat.
"Tadi kan di mobil sama pak Rey." Gumamnya. "Dimana dia?"
Siti merasakan tenggorokannya kering. Dia lalu turun dari kasur. Di meja dekat sofa ada dua botol air mineral. Lalu di ambilnya satu lalu dia buka dan langsung di tenggaknya hampir setengah botol. Aahhh" Gumamnya sambil mengusap lehernya yang terasa lega.
Siti berjalan ke arah jendela lalu di bukanya tirai jendela. "Masih siang,mungkin sore." Gumamnya. Dia lalu menutup kembali tirai jendela lalu berjalan menuju kamar mandi.
Ceklek. Pelan Siti buka pintu kamar mandi. Lalu dia masuk dan berdiri di depan wastafel yang ada di dekat pintu. Di pandanginya wajahnya di depan cermin. Dia sunggingkan senyum tipis. Lalu perlahan di bukanya gaun pengantin yang masih melekat di tubuhnya. Untung saja gaun pengantinnya sedikit longgar jadi dia tadi memakaikan juga pakaian tidurnya sehari-hari sebelum memakai gaun pengantinnya. Di gantungnya gaun pengantin itu di balik pintu,lalu dia berjalan santai menuju bathup. Tiba-tiba. . "Aakkkhh!" Teriak Siti sekencang-kencangnya. Dengan tergesa dia keluar dari kamar mandi dan mengunci pintunya dari dalam kamar.
Deg deg deg. . . Jantungnya berdebar begitu kencang. Benar-benar gila,siapa tadi? Apa yang di lakukan orang itu di kamar mandi? Batin Siti. Dia mengusap wajahnya dengan kasar.
NEXT
310321/20.40
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
re
Rey masuk yah
2021-09-17
0
coco
like dan hadiah meluncur.
ttp semangat kk
2021-08-06
0
3 semprul
kok adiknya gk di kabari klau nikah
2021-08-06
0