Rey memarkirkan mobil nya di depan rumah bu Ranti,nenek nya Cinta. Setelah berbasa basi,Rey lalu mengenalkan Siti pada bu Ranti.
"Bu,kenalin ini mbak Siti! Mbak,kenalin ini bu Ranti,neneknya Cinta!" Ucap Rey.
Bu Ranti dan Siti pun berkenalan.
"Oh iya bu,saya mau minta tolong sama ibu. Saya mau titip mbak Siti di rumah ibu. Mungkin bisa bantu-bantu ibu di toko. Kalau ibu tidak keberatan!" Terang Rey. Siti hanya menunduk,dia merasa malu sudah merepotkan orang lain.
"Oh iya,tentu saja bisa nak Rey! Kamar di rumah ini kan ada tiga,jadi nak Siti bisa menempati salah satu nya!" Jawab bu Ranti dengan ramah.
"Maaf bu merepotkan. Saya janji hanya beberapa hari saja!" Ucap Siti masih sambil menunduk.
"Tidak merepotkan kok nak Siti! Ibu juga hanya sendirian." Jawab bu Ranti.
"Terimakasih bu!" Ucap Siti.
"Kalau begitu,mari ibu tunjukkan kamar kamu! Nak Rey,Cinta kita tinggal dulu ya!" Pamit bu Ranti pada Rey dan Cinta.
Siti lalu mengikuti bu Ranti menuju kamarnya. "Terimakasih sudah mau menerima saya di sini,bu!" Ucap Siti.
"Iya nak Siti. Tidak usah sungkan sama ibu ya! Ini kamar kamu dan itu kamar mandi nya!" Tunjuk bu Ranti. "Hanya ada kasur,nanti ibu carikan lemari pakaian untuk kamu ya!"
"Tidak usah repot-repot bu. Pakaian saya juga hanya sedikit." Ucap Siti tidak enak hati.
"Iya sudah. Kamu mau mandi? Ibu tinggal dulu ya!" Pamit bu Ranti pada Siti.
"Iya bu." Jawab Siti.
Setelah bu Ranti keluar dari kamar,Siti segera mandi. Kini Siti tiduran di pinggir kasur,menatap kosong ke langit-langit kamar.
Tok tok. . . Pintu kamar Siti ada yang mengetuk. Siti segera bangun lalu membukakan pintu.
"Tante Siti!" Panggil Cinta.
Siti berlutut menyejajarkan posisinya dengan Cinta. "Ada apa sayang?" Tanya nya.
"Cinta sama papa mau pulang. Tante di sini sama nenek ya!" Terang gadis kecil itu.
"Oh iya sayang! Yuk,tante antar sampai ke depan!"
Siti dan Cinta lalu keluar kamar. Bu Ranti dan Rey sedang mengobrol di teras rumah.
"Nak Siti sudah mandi?" Tanya bu Ranti.
"Iya bu,sudah."Jawab Siti.
"Cinta sama papa nya mau pulang!" Terang bu Ranti. Siti lalu menatap Rey sambil tersenyum. Rey hanya membalas dengan anggukan.
"Kita pulang dulu. Moga betah di sini mbak Siti!" Ucap Rey.
"I ya pak Rey! Terimakasih banyak!" Ucap Siti.
Rey dan Cinta pun meninggalkan rumah bu Ranti.
"Nak Siti kalau mau istirahat silahkan! Ibu mau ke toko dulu! Besok baru ibu ajak kamu ke toko ya!" Ucap bu Ranti ramah.
"Hmm,iya bu! Terimakasih."
Setelah bu Ranti pergi ke toko,Siti pun kembali ke kamar.
Di sinilah Siti sekarang. Di rumah orang asing yang baru saja dia kenal. Beruntung dia di pertemukan dengan orang-orang baik. Dia lalu ingat dengan keluarga paman nya. Apakah mereka mengkhawatirkan nya? Apakah mereka mencari nya? Tanya Siti dalam hati.
Azan maghrib berkumandang,Siti pun segera menunaikan kewajibannya. Selang beberapa menit ada yang mengetuk pintu kamarnya.
Tok tok...
Siti berjalan menuju pintu. Ceklek. . .
"Bu Ranti. . ." Sapa Siti dengan sopan.
"Yuk,kita makan malam dulu!" Ajak bu Ranti.
Siti pun mengikuti bu Ranti menuju dapur. Dapur yang menyatu dengan ruang makan. Dapur minimalis. Kecil tapi bersih dan tertata rapi.
Siti duduk di meja makan. Nasi beserta lauk nya sudah tertata di meja makan. Siti makin tidak enak hati.
"Maaf,bu saya sungguh merepotkan!" Ucap Siti sambil menunduk.
"Tidak merepotkan kok nak Siti! Anggap rumah sendiri ya!" Ucap bu Ranti ramah. Bu Ranti tahu gadis di depan nya sedang ada masalah. Dia jadi ingat putri nya Cyndia.
"Iya bu. . ."
"Yuk makan! Apa mau ibu ambilkan?"
"Tidak bu! Saya ambil sendiri!" Ucap Siti.
Mereka pun makan dalam diam.
Setelah makan,Siti membantu bu Ranti membereskan piring kotor. Lalu bu Ranti mengajak Siti nonton tv di ruang keluarga.
"Siti,maaf ibu hanya ingin bertanya saja. Kalau boleh tahu kamu selama ini tinggal di mana?" Tanya bu Ranti sopan. Dia tidak mau Siti sampai tersinggung dengan ucapannya.
"Saya selama ini tinggal di rumah paman saya bu,membantu istri nya di warung nasi!" Terang Siti.
"Hmm. Maaf ya nak Siti,tadi cucu ibu cerita kalau dia melihat saat nak Siti di marahi oleh ibu-ibu. Maaf kalau ibu terlalu ingin tahu. Kalau nak Siti tidak mau bercerita,tidak apa-apa!"
"Iya bu,beliau bibi saya,istri nya paman! Saya yang salah bu,makanya bibi sampai marah!" Siti menunduk.
"Ooh begitu! Kapan pun nak Siti mau cerita sama ibu,ibu akan dengarkan. Siti jangan sungkan sama ibu ya! Kalau sekarang nak Siti belum siap tidak apa-apa. Atau sekarang sudah mau tidur?"
"Hmm,saya. . . " Siti bingung harus memulai cerita dari mana. "Saya di minta bibi menikah dengan seseorang yang tidak saya suka bu! Saya tidak mau!" Terang Siti. Wajahnya terlihat tertekan.
"Kenapa di paksa? Lalu paman kamu bagaimana?"
"Warung sepi bu,sejak orang yang mau di nikahkan sama saya itu tidak makan lagi di warung! Paman saya tidak setuju!"
"Hmm,gara-gara orang itu tidak makan lagi di warung,lalu warung jadi sepi? Kok bisa?" Bu Ranti mengernyit kan dahi nya.
"Iya bu,saya juga tidak tahu. Kalau saya mau di nikahkan dengan dia,dia janji warung akan kembali ramai."
"Loh kok aneh!"
"Iya bu. . ." Siti terlihat sedih.
"Ya sudah,kamu di sini saja tinggal sama ibu. Kamu mau bantu-bantu ibu di toko?" Bu Ranti menawari.
"Wah,mau sekali bu! Terimakasih banyak bu!" Seru Siti. Saking senang nya dia langsung memeluk bu Ranti. Bu Ranti pun membalas pelukan Siti.
"Hmm,maaf bu,saya. . ." Siti buru-buru melepaskan pelukan nya.
"Tidak apa-apa Siti. Ya sudah ibu tinggal dulu ya mau istirahat. Kalau kamu mau nonton tv silahkan tapi nanti jangan lupa di matikan ya!" Pamit bu Ranti.
"Saya juga mau istirahat bu!" Jawab Siti.
"Oh yasudah,ayo kita tidur!" Ajak bu Ranti.
***
Sebelum subuh Siti sudah bangun. Setelah mandi dan menunaikan kewajibannya,Siti segera pergi ke dapur. Ternyata bu Ranti pun baru saja masuk ke dapur.
"Nak Siti. . .!" Sapa bu Ranti. "Kamu sudah bangun!"
"Ya bu. Mau masak apa bu?" Tanya Siti.
"Ibu mau bikin nasi goreng saja nak. Nasi yang semalam masih ada." Jawab bu Ranti.
Siti pun membantu bu Ranti menyiapkan sarapan mereka. Setelah sarapan,bu Ranti mengajak Siti ke toko nya. Jam sudah menunjukkan pukul enam pagi.
"Ayo sini ibu ajarin kamu cara menggunakan mesin kasir ya mumpung belum ada pembeli!" Ucap bu Ranti.
"Iya bu. . .!" Siti pun begitu semangat. Tidak sampai lima menit,dia sudah memahami apa yang di ajarkan oleh bu Ranti.
Ketika ada pembeli,bu Ranti langsung menyuruh Siti memegang mesin kasir tapi tetap masih dalam pengawasannya. Setelah yakin kalau Siti mampu,bu Ranti pun menyuruh Siti memegang mesin kasir. Siti begitu senang dan antusias dengan pekerjaan baru nya itu.
N E X T
270321/09.10
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
karim Ok
Alhamdulillah turut bahagia
2021-09-10
0
Desi Ummu Ihsan
Alhamdulillah...turut bahagia membaca part ini...semoga Siti memperoleh kebahagiaan...
2021-07-28
0
coco
semangat kk.
2021-07-08
0