Siti menangis tersedu-sedu. Dia tidak bisa berkata-kata. Paman dan bibi masih saja berdebat hebat. Bibi tetap dengan keinginan nya sementara paman juga tidak mau merubah keputusan nya.
"Mama tidak berhak mengatur hidup Siti!" Paman dengan suara tinggi.
"Semua demi kebaikan Siti juga,pa! Kalau dia mau,hidup nya pasti senang dan dia tidak perlu lagi membantu mama di warung. Itu kan yang papa mau? Membebaskan Siti dari membantu mama di warung!" Bibi tidak mau kalah.
"Papa tidak masalah Siti membantu mama di warung asal dengan bayaran yang cocok dan harus ada libur! Dari pada menikah dengan orang tua itu! Papa sebagai wali dari Siti tidak setuju!" Paman tetap menentang keinginan bi Rena.
Yah,bi Rena menginginkan Siti menikah dengan pak Agus. Orang yang selama ini membuat Siti takut.
***
"Bagaimana bu Rena? Saya jamin jika bu Rena mau menikahkan saya dengan keponakan ibu yang bernama Siti itu. Saya akan tanggung semua biaya hidup ibu sekeluarga!"
"Benarkah yang pak Agus bilang? Nanti hanya janji manis saja!" Bi Rena masih ragu namun dia sangat tertarik dengan tawaran yang di berikan pak Agus.
"Tentu saja bu Rena tidak perlu khawatir!" Sambil menyeringai. Ada maksud tertentu di balik kata-kata pak Agus.
***
"Tuh kamu lihat kan,warung selalu sepi! Semua gara-gara kamu Siti!" Bi Rena terus menyalahkan Siti. "Coba kamu mau menerima tawaran pak Agus,kamu pasti bisa hidup senang!"
"Tapi saya tidak mencintai pak Agus,bi!" Siti tetap berkeras menolak.
"Cinta,cinta! Tahu apa kamu soal cinta,heehh? Lama-lama kamu nanti juga bisa cinta sama pak Agus!"
"Tidak bi! Saya tetap tidak mau!"
"Dasar tidak tahu di untung kamu! Lihat, kalau warung saya sampai bangkrut gara-gara kamu! Awas saja!" Setelah marah-marah bi Rena langsung meninggalkan Siti sendirian di warung.
Siti kembali hanyut dalam lamunan nya. Menikah dengan pak Agus sama saja menghancurkan kebahagiaan nya sendiri. Sama seperti mimpi buruk saja. Siti berkutat dalam pikirannya.
"Siti!" Panggil paman,yang tiba-tiba sudah ada di samping Siti.
"Eehh,iya paman ada apa?"
"Maafkan bi Rena ya! Kamu tidak usah pikirin perkataan nya. Paman tidak akan biarkan bibi memaksakan kehendak nya sama kamu!" Hibur paman.
"Terimakasih paman!" Siti menundukkan kepala nya.
"Kamu jaga saja warung! Paman mau ngojek dulu!" Paman lalu pamit dan meninggalkan Siti sendirian di warung yang masih saja sepi.
Saking asik nya melamun,tanpa Siti sadari ada seseorang yang masuk diam-diam ke warung. Dengan senyum menyeringai,dia berdiri di hadapan Siti. Dengan lancang nya,dia mengusap wajah Siti membuat Siti sontak kaget dan langsung berdiri. Pak Agus.
"Eehh! Ka,kamu!" Mata Siti membulat.
"Halo sayang!" Tangan nya berusaha menyentuh lagi wajah Siti. Siti dengan cepat memalingkan wajahnya.
"Mau apa?" Siti bertanya dengan nada tinggi. Tentu saja untuk menutupi ketakutan nya.
"Saya? Hmm? Saya mau kamu,sayang!" Tersenyum penuh nafsu sambil mendekat lagi ke arah Siti.
"Pergi kamu! Atau saya akan teriak!" Siti coba mengancam.
"Hehehee! Saya kesini hanya ingin bicara dengan kamu berdua. Kamu lihat warung ini sekarang kan? Jika kamu tidak mau menuruti kemauan bibi kamu,warung ini sebentar lagi akan tutup! Bangkrut!" Ancam pak Agus.
"Apa maksud nya?" Siti masih belum mengerti.
"Menikah dengan saya! Dan saya akan buat warung ini kembali ramai pembeli!"
"Tidak! Saya tidak sudi menikah dengan kamu!" Jawab Siti sambil menggeleng.
"Kamu! Hmm,jadi kamu ingin warung ini tutup,heehh?"
"Itu bukan urusan kamu!" Siti berniat meninggalkan pak Agus.
"Ok! Kamu lihat saja!" Dengan wajah merah menahan marah,pak Agus meninggalkan Siti.
Bi Rena yang menguping dari balik pintu langsung menghampiri Siti. "Ooh begitu kamu ya!" Bi Rena datang lalu menarik hijab Siti.
"Lepas bi. . ." Siti memohon.
"Saya akan lepasin kamu! Pergi dari rumah saya!" Bi Rena menarik Siti keluar dari warung.
"Bi. . .?" Bi Rena tanpa perasaan menarik Siti keluar warung lalu mendorongnya hingga Siti terjatuh. Siti menangis sesenggukan.
"Pergi sana! Dasar wanita tidak berguna!" Bentak bi Rena.
Tiba-tiba ada seorang pria yang datang mendekati mereka."Ada apa ini?" Tanya pria itu.
Siti menoleh. Betapa kagetnya dia ternyata Rey datang ke warung nya. "Pak Rey." Ucap Siti lirih.
"Siapa kamu? Tidak usah ikut campur urusan saya!" Bentak bi Rena pada Rey.
"Tentu saja saya harus ikut campur karena anda sudah melakukan kekerasan! Apa mau saya laporkan anda polisi?" Tantang Rey.
"Jangan pak! Lebih baik pak Rey pergi dari sini!" Pinta Siti.
"Tante Siti?" Tiba-tiba dari belakang punggung Rey muncul Cinta,putrinya.
"Cinta." Ucap Siti kaget.
"Siapa kalian? Tidak usah ikut campur! Wanita ini sudah sangat merugikan saya!" Bibi memandang Rey dan Cinta dengan tajam.
"Merugikan apa?" Rey bertanya.
"Gara-gara dia warung saya rugi banyak karena kehilangan banyak pelanggan! Dan dia pantas di perlakukan seperti ini!" Ucap Bi Rena dengan nada tinggi.
"Hmm,berapa kerugian ibu?" Rey menatap tajam ke arah bi Rena.
"Banyak sekali! Bisa berjuta-juta!" Jawab bi Rena.
"Jika ibu mau melepaskan dia,saya akan ganti semua kerugian ibu! Bagaimana?"
"Jangan sombong anak muda! Kamu tidak akan sanggup!" Ucap bi Rena sinis.
"Sebutkan saja berapa!" Bentak Rey,sudah tidak sabar menghadapi sikap bi Rena.
"Hey,berani membentak saya!" bi Rena tidak terima.
Rey berlalu menuju mobilnya. Lalu dia kembali sambil membawa sesuatu. "Apa ini cukup?" Rey melemparkan segepok uang sepuluh ribuan ke pada bi Rena. Dia pikir tidak mungkin lebih dari itu.
" I ini untuk saya?" Tanya bi Rena dengan gemetar memegang uang dari Rey.
"Ambil dan biarkan wanita itu pergi!"
"Baiklah! Bawa saja wanita tidak berguna itu! Huuhh!" Masuk ke warung sambil membanting pintu.
" Tante Siti tidak apa-apa kan?" Putri nya Rey,Cinta berlarian ke arah Siti.
"Cinta kok di sini? Tante tidak apa-apa kok!" Jawab Siti dengan tersenyum.
"Cinta mau ajak tante makan di mal seperti waktu itu. Tante mau kan?" Ajak Cinta.
Siti lalu menoleh ke arah Rey.
"Ayo ikut!" Rey lalu menuntun Cinta pergi dari sana.
Mau tidak mau Siti akhirnya mengikuti mereka.
***
Mereka sudah tiba di mal. Cinta denga riang gembira berjalan sambil memegang tangan Siti dan Rey. Siti ingin menolak tapi tidak enak hati sementara Rey menurut saja untuk menyenangkan putrinya.
Tiba-tiba Cinta melepaskan pegangan tangan nya lalu berlarian ke depan. Sontak Siti dan Rey pun berlari mengejarnya.
"Bundaa. . .!" Seru Cinta. Ternyata dia berlarian karena melihat bunda nya.
Mereka lalu berbicara sebentar.
"Loh ada mbak Siti juga." Ucap Cyndia,bunda nya Cinta.
"I iya mbak."Jawab Siti dengan senyum.
"Bunda,tante Siti kasian loh. Tadi di marahi sama ibu-ibu sampai nangis!" Cerita Cinta pada bunda nya. Cyndia.
"Loh kenapa?" Tanya Cyndia.
"Kita cari kafe saja bagaimana,biar enak ngobrolnya!" Ajak Fadil,ayahnya Cinta.
"Iya yah,Cinta sudah lapar! Tapi jangan kafe yanv terlalu ramai ya!" Ucap Cinta bersemangat.
"Iya sayang,ayo!"
Sampai di kafe mereka langsung memesan makanan. Tiba-tiba Cyndia ingin ke toilet,Siti pun mengikutinya.
"Mbak Siti maaf kok bisa bareng putri saya ya?" Tanya Cyndia saat mereka sedang berjalan ke toilet.
"Iya mbak. Cinta dan papa nya datang ke rumah paman saya!" Jawab Siti.
" Oh ya?"
"Iya mbak." Jawab Siti lirih. Dia kembali sedih mengingat apa yang terjadi.
" Mbak kalau ada masalah cerita saja sama saya! Saya siap mendengarkan! Jika mbak nya mau." Ucap Cyndia penuh perhatian. Di pegang nya tangan Siti.
"Iya mbak,terimakasih!" Ucap Siti.
Mereka lalu kembali ke meja mereka. Makanan sudah datang dan mereka pun langsung makan.
"Pa,tante Siti ikut kita saja ya! Tidur sama Cinta!" Ucap Cinta saat mereka selesai makan.
"Tante pulang saja Cinta!" Ucap Siti tidak enak hati.
"Loh jangan tante! Nanti tante di marahi lagi sama ibu-ibu yang tadi." Ucap Cinta penuh khawatir.
"Tante tidak apa-apa sayang! Tadi memang tante yang salah! Nanti ibu yang tadi baik lagi kok sama tante." Siti mencoba meyakinkan Cinta karena dia tidak ingin terlalu merepotkan.
"Tapi tante. . . Papa boleh ya!" Rengek Cinta pada papa nya.
Setelah berdiskusi sebentar,akhirnya di putuskan Siti untuk tinggal di rumah bu Ranti,ibu nya Cyndia yang juga neneknya Cinta. Siti terlihat ragu.
"Tidak apa-apa mbak Siti. Ibu saya itu baik kok. Ibu saya pasti senang ada yang menemaninya." Terang Cyndia.
Siti jadi terharu. Dia sangat bersyukur bisa bertemu dengan Cinta dan orang tua nya. Setelah makan,Cyndia dan suami nya pulang sementara Rey mengajak Cinta dan Siti berkeliling mal. Rey berniat membelikan Siti beberapa pakaian karena Siti pergi dari rumah tidak membawa apa-apa.
NEXT
240321/06.20
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
karim Ok
akhirnya Siti bebaaasssss
2021-09-10
0
Desi Ummu Ihsan
akhirnya Siti bisa keluar dari sarang singa semoga tidak masuk ke mulut buaya hehe
2021-07-28
0
Ummi Alfa
Alhamdulillah... siti bertemu dwngan orang baik. smoga aza siti sll bahagia.
2021-07-11
0