"Ka kamu?" Seru Siti dengan wajah pucat.
"Hehehee. . .!" Orang itu tersenyum menyeringai membuat Siti bergidik.
"Kenapa mbak?" Tanya Rania yang belum menyadari kehadiran seseorang yang sangat mereka kenal." Pak Agus??" Rania pun tak kalah kaget.
"Heehh!" Pak Agus menatap sinis Rania.
"Ayo mbak!" Rania cepat-cepat menarik tangan Siti agar meninggalkan pak Agus yang masih menatap intens mereka berdua.
"Mau kemana cah ayu?" Pak Agus dengan sigap menahan tangan Siti masih dengan senyum menyeringai nya.
"Lepas!" Siti berusaha menepiskan pegangan tangan pak Agus. Tapi pak Agus mencengkeram tangan Siti dengan sangat kuat hingga Siti kesakitan.
"Lepasin!" Rania lalu membantu Siti melepaskan tangan nya dari cengkeraman pak Agus.
Tangan Siti pun terlepas,dengan cepat Siti dan Rania berlarian meninggalkan pak Agus yang ternyata tidak sendirian. Dia bersama dua anak buah nya. Melihat Siti dan Rania kabur,pak Agus memerintahkan anak buah nya untuk mengejar mereka.
"Ayo kejar jangan sampai kehilangan mereka!" Titah pak Agus. Dan anak buah nya pun langsung mengejar Siti dan Rania.
Beruntung Mal malam itu cukup ramai jadi anak buah pak Agus kehilangan jejak Siti dan Rania. Tapi karena Siti dan Rania berlarian tidak tentu arah,akhirnya mereka terpisah.
"Mbak Siti!" Panggil Rania. Dia mengedarkan pandangan nya ke setiap sisi Mal tapi tidak menemukan keberadaan Siti. "Duuh,mbak Siti kemana ya?" Gumam Rania dengan wajah cemas. Dia kembali berjalan mencari keberadaan Siti.
Di sisi lain Mal,Siti pun tidak kalah kebingungan. Dia berjalan kesana sini mencari Rania tapi adik sepupu nya itu tidak terlihat di mana pun. Tiba-tiba Siti melihat pak Agus sedang menuju ke tempat nya berdiri. Dengan cepat Siti berlari dan dia pun melihat sebuah kafe yang cukup ramai. Mungkin di sana aman. Batin Siti. Karena terburu-buru,Siti menabrak seorang pria hingga sebagian kantong belanjaan pria tersebut berhamburan.
"Punya mata tidak sih!" Bentak pria itu.
"Hmm ma maaf pak! Maaf saya tidak sengaja!" Ucap Siti dengan wajah takut dan malu. Dia lalu membantu pria itu memunguti barang belanjaannya yang tercecer di lantai.
"Sudah,singkirkan tangan kamu! Jangan sentuh barang-barang saya!" Bentak pria itu angkuh.
"Ma maaf saya hanya ingin membantu!" Ucap Siti dengan suara bergetar. Dia tahu jika pria di hadapan nya ini sedang marah pada nya.
"Saya tidak butuh bantuan kamu! Cukup jaga saja mata kamu!" Bentak pria itu lagi tanpa menoleh ke arah Siti.
Siti berdiri lalu melangkah meninggalkan pria itu sambil sesekali menoleh. Dia lalu mencari meja yang masih kosong. Beruntung masih ada satu meja yang kosong dengan empat buah kursi,lalu Siti cepat-cepat duduk di sana. Siti melihat sekeliling takut kalau pak Agus datang juga ke kafe ini namun berharap sepupunya Rania yang datang.
Ketika Siti melihat ke arah pria yang dia tabrak tadi,ternyata pria itu sedang berdiri tidak jauh dari nya. Mungkin mencari meja yang kosong. Pikir Siti.
" Mau duduk di sini,pak?" Siti menawari pria itu duduk dengan seramah mungkin. Tapi pria itu masih menatap Siti dengan angkuh.
" Papa. . .!" Tiba-tiba ada seorang gadis kecil datang memanggil laki-laki itu dengan sebutan "papa". Oohh pria ini sudah punya anak. Pikir Siti. Siti terus memperhatikan mereka.
Tiba-tiba gadis kecil itu menunjuk sepasang pria dan wanita yang sedang menuju ke arah mereka.
"Pak Reynan,anda di sini juga?" Pria yang baru datang itu menyapa pria yang tadi di tabrak Siti. Ooh jadi pria itu nama nya Reynan. Batin Siti. Dia tanpa sadar menyunggingkan senyum saat tahu siapa nama pria itu. Mereka terlibat pembicaraan sebentar.
"Papa,tante ini siapa?" Tanya gadis kecil itu sambil melihat ke arah Siti membuat Siti jadi tidak enak hati.
"Ooh papa tidak kenal sayang!" Jawab papa nya.
"Cinta capek mau duduk pa!" Ucap gadis kecil itu yang ternyata bernama Cinta.
"Silahkan duduk di sini dik!" Ajak Siti pada gadis kecil itu." Mbak nya kelihatan kelelahan sekali,ayo duduk di sini! Biar saya cari meja yang lain!" Ucap Siti pada wanita yang baru datang.
Gadis kecil itu langsung duduk sementara wanita itu tampak ragu-ragu.
"Ayo mbak silahkan duduk nanti pingsan!" Siti setengah memaksa. Di raihnya tangan wanita itu dan langsung di suruhnya duduk. Siti berniat meninggalkan kafe mencari adik sepupu nya Rania yang entah sekarang ada di mana.
"Mbak mau kemana,duduk di sini saja!" Ucap wanita itu.
"Tidak apa-apa mbak saya cari meja yang lain saja!" Tolak Siti. Dia sudah berdiri ingin meninggalkan mereka.
Tapi wanita itu terus memaksa."Tapi semua meja sudah penuh! Ayo mbak!"
"Tante baik,duduk di sini saja sama Cinta ya!" Gadis kecil yang bernama Cinta itu menarik tangan Siti. Siti akhirnya duduk lagi.
"Saya pamit dulu ya,Cinta,pak Fadil!" Ucap pak Reynan. Tapi tangan nya di tarik oleh putri nya.
"Papa mau kemana? Ayo kita makan!" Cinta menarik tangan papa nya.
"Tapi kursi nya tidak cukup sayang! Papa pulang saja!" Tolak Reynan.
"Cinta saya pangku saja pak Reynan!" Fadil memberi usul.
"Ya sudah,Cinta di pangku papa saja ya!" Pinta Reynan. Akhirnya Cinta di pangku papanya.
Siti memperhatikan mereka satu persatu sampai bingung kok bisa satu anak mempunyai satu bunda tapi ayah dan papa yang berbeda.
"Mbak nama nya siapa? Maaf ya kita sudah ganggu acara mbak! Kenalin saya Cyndia dan dia putri saya Cinta!" Wanita yang di panggil bunda oleh gadis kecil itu mengenalkan diri. Ternyata nama nya Cyndia. Nama yang cantik seperti sang pemilik nama. Batin Siti.
"Saya Fadil. Suami nya!" Ayah nya Cinta ikut mengenalkan diri.
"Hmm,saya Rey!" Ucap papa nya Cinta.
"Saya Siti!" Ucap Siti malu-malu.
Setelah berkenalan,mereka lalu memesan makanan. Sambil menunggu pesanan mereka datang,mereka ngobrol-ngobrol. Siti cepat akrab dengan bunda nya Cinta.
"Jadi mbak sedang hamil muda ya! Pantas terlihat pucat. Selamat ya mbak!" Ucap Siti saat tahu bunda nya Cinta ternyata sedang hamil.
"Terimakasih mbak!" Jawab Cyndia.
"Tante Siti cantik deh! Iya kan pa!" Cinta berucap yang membuat Siti menjadi malu. Papa nya hanya senyum mendengar ucapan putri nya.
Tak berapa lama pesanan mereka datang. Cinta dengan tidak sabar ingin segera makan.
"Sabar nak!" Ucap bunda nya.
Lalu Cinta pun di suapi oleh papa nya. Mereka makan dalam diam. Kafe masih terlihat ramai. Siti jadi ingat dengan Rania. Dimana anak itu sekarang. Batin Siti. Dia pun bingung bagaimana cara nya pulang sementara dia tidak punya uang dan juga tidak paham jalan.
"Mas,saya mau ke toilet!" Ucap bunda nya Cinta pada suami nya.
"Saya temani ya?" Sahut suami nya.
"Biar saya saja yang temani! Saya juga mau ke toilet! Yuk Cyndia!" Ajak Siti.
"Oh baiklah. Ayo! Mas saya sama mbak Siti saja!" Pamir Cyndia pada suami nya.
"Baiklah sayang! Hati-hati jalan nya ya!" Pesan suami Cyndia.
Siti dan Cyndia lalu ke toilet bersama.
"Mbak Siti sendirian ke mal?" Tanya Cyndia saat mereka baru selesai dari toilet.
"Saya sama adik,mbak. Tapi kami terpisah dan saya tidak tahu di mana adik saya itu!" Jawab Siti.
"Oohh kok bisa terpisah mbak? Moga adik nya baik-baik saja ya!" Ucap Cyndia.
"Tadi terlalu ramai mbak!" Siti beralasan. Dia tidak mungkin bercerita tentang pak Agus dan anak buah nya.
Mereka kembali duduk bersama.
"Kalau begitu saya pulang duluan ya!" Ucap Rey. Rey berniat pulang duluan tapi di larang putri nya.
"Saya juga permisi!" Ucap Siti seraya hendak berdiri.
"Mbak Siti rumah nya di mana?" Tanya Cyndia.
"Saya di jalan X1 mbak!" Jawab Siti.
"Wah dekat dengan rumah kita ya sayang!" Seru ayah nya Cinta."Bagaimana kalau pulang bareng kita? Nanti saya antar,kan searah!" Ayah Cinta coba menawari.
"Tante Siti pulang bareng papa saja,yah!" Seru Cinta." Iya kan pa? Biar papa tidak pulang sendirian!"
"Tapi sayang,tante Siti rumah nya jauh dari rumah papa nak!" Tolak Rey.
"Tante Siti bisa pulang sendiri kok sayang!" Ucap Siti sambil membelai rambut Cinta. Dia tidak enak hati dengan papa nya. Cinta cemberut.
"Kalau begitu tante Siti pulang sama kita saja ya mas?" Cyndia memberikan saran.
" Iya tante Siti pulang sama kita saja ya nak!" Ayah nya Cinta setuju.
"Tidak mau! Tante Siti pulang sama papa!" Cinta masih memaksa.
"Iya iya sayang jangan ngambek ya! Tante Siti papa yang anterin pulang!" Rey akhirnya mau mengantarkan Siti pulang.
"Beneran pa?" Cinta tersenyum semringah.
"Iya sayang!" Di belai nya rambut putri nya dengan lembut. Seperti nya papa nya begitu menyayangi Cinta sampai mau menuruti kemauan putri nya itu.
"Terimakasih ya pa! Cinta sayang sama papa!" Lalu papa dan putri nya itu berpelukan dengan hangat.
"Kita pulang yuk nak! Bunda capek!" Ajak Cyndia pada Cinta.
"Iya bunda!" Lalu menoleh ke arah Siti." Tante Siti pulang di antar papa ya!"
Wajah Siti memerah karena tidak enak hati. Mereka lalu berjalan bersama ke parkiran lalu berpisah setelah naik ke mobil masing-masing.
N E X T
160321/ 12.20
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
Nindira
Lanjut thor
2021-08-18
0
🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™
aku mampir akak
2021-08-07
0
mamayot
aku mampir thor, salam dari tetangga ku om mafia tampan
2021-08-07
0