Siti sedang sibuk memasak. Tiba-tiba bibi nya datang langsung menarik hijab nya hingga hampir terlepas.
"Auuws!" Siti memegangi hijab nya agar tidak terlepas.
"Sakit kan! Mau seperti ini terus heh?" Bentak bi Rena.
"Kenapa bi? Apa salah saya?" Tanya Siti sambil meringis.
"Masih tanya apa salah kamu?"
"Saya sungguh tidak tahu bi! Tolong lepas bi!" Siti memohon.
"Saya tidak akan lepas!" Ancam bi Rena.
"Tolong bi. . ." Siti masih memohon.
"Saya akan lepas tapi dengan syarat!" Ucap bi Rena.
"Syarat? Syarat apa bi?"
"Saya akan lepas asal kan kamu janji mau minta maaf pada pak Agus."
"A apa bi? Saya salah apa sama pak Agus?"
"Pura-pura terus kamu ya!"
"Sungguh bi!"
"Hmm,gara-gara kamu pak Agus sudah tidak pernah lagi makan di warung saya! Begitu pun anak buah nya! Saya jadi kehilangan banyak pelanggan gara-gara kamu tahu! Jadi kamu harus minta maaf sama pak Agus dan minta dia kembali makan di warung saya!"
"A apa bi? Tidak,saya tidak mau!" Tolak Siti.
"Apa! Berani kamu membantah saya,heh?"
"Saya tidak ada salah sama pak Agus bi! Untuk apa saya minta maaf sama dia?" Siti tetap menolak.
"Kamu! Masih tidak mau menurut heh?" Makin kuat manarik hijab Siti.
"Mama apa-apaan sih! Lepaskan Siti ma!" Paman Supri datang menyelamatkan keponakan nya itu.
"Papa. . .?" Bi Rena kaget melihat paman ada di dekat nya. Bibi pun melepaskan tangan nya dari hijab Siti.
"Papa tidak suka mama seperti ini! Ini yang pertama dan terakhir ma!" Paman lalu pergi dengan emosi. Bibi pun meninggalkan Siti sambil menatap tajam ke arah nya.
Siti lega,bibi nya masih mau menuruti kata-kata paman nya. Dia tidak akan mau di suruh meminta maaf pada pak Agus.
Siti pun kembali melanjutkan pekerjaan nya. Tapi tiba-tiba dia merasakan kepala nya pusing. Semua yang ada di depan nya mulai kabur. Dia segera duduk dan menyandarkan kepala nya di meja. Dia pejam kan mata nya. Seperti nya dia kurang darah,sudah lebih dua minggu dia tidur hanya empat jam saja.
Brraakk !! Tiba-tiba ada yang menggebrak meja tempat dia bersandar. Siti langsung bangun.
" Bibi?" Seru Siti,kaget sekaligus wajah nya terlihat pucat.
" Enak ya kerja sambil tidur! Tidak dengar ada yang manggil heeh?" Bentak bibi.
" Kepala saya pusing bi,saya anemia!" Terang Siti.
" Alasan saja kamu! Ayo bangun! Atau kamu tidak akan bisa makan siang dan malam! Mau?" Ancam bibi.
"Tapi bi . . ? Aawwss! Sakit bi!"Bibi dengan tega nya menarik hijab Siti sampai ke rambut-rambut nya.
" Mau bangun tidak?"
" I iya bi. . ." Jawab Siti lirih.
" Ayo layani pembeli!" Titah bibi.
" Tapi masakan nya belum selesai bi!" Terang Siti.
"Layani dulu pembeli!"
" Ba ik bi. . .!" Siti lalu berjalan ke warung depan di mana pembeli sedang menunggu. Dia berjalan sambil berpegangan tangan di dinding. Kepala nya makin pusing dan tiba-tiba pandangan nya menjadi gelap. Brruukk! Siti lalu pingsan.
"Mbak Siti !!" Seru ibu-ibu pembeli yang terakhir terdengar oleh Siti.
Siti perlahan menggerakkan jari nya. Hidung nya mencium aroma kayu putih yang khas. Kepala nya masih terasa berat.
"Siti !" Samar terdengar seseorang memanggilnya. "Siti,kamu tidak apa-apa kan?" Panggil nya lagi.
Siti lalu membuka mata nya perlahan. " Paman?" Paman Supri terlihat duduk di samping nya.
" Iya ini paman. Bagaimana? Apa yang sakit?" Tanya paman penuh perhatian. Siti jadi terharu. Dia bersyukur ada paman yang masih perhatian pada nya dan juga Seno adik nya.
" Siti tidak apa-apa paman,hanya pusing saja!" Jawab Siti berusaha menenangkan paman nya.
" Kok sampai pingsan begitu? Kamu tidur saja sekarang! Ayo minum dulu!"Titah paman,lalu memberikan Siti segelas air minum.
"Kok di suruh tidur pa? Terus warung bagaimana?" Bi Rena protes.
"Ya kan ada mama! Warung mama sendiri masa harus tergantung sama Siti! Lihat akibatnya Siti tidak pernah istirahat,tidak pernah libur! Semua Siti yang mengerjakan. Mama hanya duduk saja terima uang!" Paman marah-marah pada bibi. Siti jadi tidak enak hati.
"Papa ini! Terus saja membela keponakan nya! Huuhh!" Bibi lalu meninggalkan mereka.
"Paman,Siti sudah tidak apa-apa kok! Kasian bi Rena kalau jaga warung sendirian!" Ucap Siti.
"Kamu istirahat saja Siti! Jangan takut,ada paman!" Titah paman. Dia pun meninggalkan Siti sendirian.
Karena kepala nya masih terasa berat dan pusing sekali,Siti pun tertidur.
Praanngg!! Terdengar suara piring pecah. Siti terkejut dan terbangun. Di lihat nya jam di dinding sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Duuhh ternyata sudah malam. Batin Siti. Tanpa terasa dia tidur begitu nyenyak dari sore. Sudah lama dia tidak tidur senyenyak itu.
Siti lalu bangun,dia merasa tubuh nya sudah lebih segar. Dia berjalan ke arah dapur di mana terdengar suara piring pecah.
"Paman ada apa?" Tanya Siti saat di lihat nya ternyata di warung ada beberapa piring pecah yang berserakan. Dia hendak memunguti pecahan piring.
"Sudah,Siti. Biarkan saja tidak usah kamu bersihkan!" Paman menarik tangan Siti agar tidak menyentuh pecahan-pecahan piring itu. "Kamu istirahat lagi,kenapa sudah bangun! Kamu lapar?"
"Tapi paman?"
"Lebih baik sekarang kamu makan lalu istirahat lagi sudah malam juga! Besok kalau sudah enak baru kerja lagi!!" Titah paman.
"Hmm,baiklah paman." Siti lalu makan dan kembali tidur.
***
Siti terbangun mendengar suara azan subuh. Dia buru-buru bangun dan ke kamar mandi. Rumah paman terlihat sepi. Siti coba cek ke dapur juga sepi. "Duuhh,kesiangan deh!"Gumam nya.
Tak lama paman keluar dari kamar nya.
"Siti,kamu sudah sehat?" Tanya paman.
"Alhamdulillah sehat,paman! Paman tidak ke pasar?" Tanya Siti.
"Hari ini warung libur dulu!" Jawab paman.
"Loh kenapa paman?" Tanya Siti heran.
"Tidak apa-apa Siti. Sesekali warung juga butuh libur!" Terang paman. "Ya sudah paman tinggal dulu!" Paman lalu pergi ke kamar mandi.
Siti lalu sholat subuh. Setelahnya dia ke dapur ingin membuatkan sarapan untuk orang rumah.
"Mbak Siti!" Panggil Rania.
"Rania,kamu sudah bangun?"
"Mbak Siti sudah sehat? Hari ini warung libur kata papa!" Terang Rania.
"Iya,tadi papa kamu sudah bilang sama mbak! Mama kamu mana dari tadi tidak kelihatan?" Tanya Siti. Dia mulai menyiapkan bahan untuk sarapan.
"Mama masih tidur mbak. Mama tidak setuju hari ini libur!" Jawab Rania.
"Maaf ya Rania,semua gara-gara mbak." Ucap Siti lirih.
"Tidak kok mbak! Memang seharusnya warung libur sesekali. Mbak juga kan capek!" Terang Rania. "Oh iya mbak,mau tidak temani Rania beli buku nanti sore,mumpung mbak libur sesekali kita keluar?" Ajak Rania.
"Hmm,mbak sih mau saja Rania tapi tidak enak sama mama kamu. Libur bukan nya istirahat kok jalan-jalan." Tolak Siti.
"Nanti Rania bilang sama papa ya mbak! Mbak kan juga butuh hiburan!" Terang Rania.
"Tapi Rania. . ."
"Sudah,nanti biar Rania yang bilang!" Rania lalu meninggalkan Siti yang masih sibuk membuat sarapan.
***
Siti dan Rania sudah berada di sebuah Mal yang tidak begitu jauh dari rumah nya. Setelah merayu mama dan papa nya,akhirnya Rania berhasil mengajak Siti keluar rumah. Yah Rania mengajak Siti ke Mal. Sejak datang ke kota,Siti sekalipun belum pernah keluar rumah apalagi ke Mal. Mama nya langsung menyuruh Siti mengurus warung,dari masak hingga melayani pembeli. Bahkan membersihkan warung dan mencuci peralatan pun Siti yang mengerjakan sampai larut. Terkadang Rania tidak tega ingin membantu tapi mama nya selalu melarang dengan alasan dia harus sekolah dan belajar.
"Rania,ramai sekali di sini!" Ucap Siti. Matanya menatap setiap sudut Mal.
"Nama nya Mal ya ramai mbak kalau sepi ya kuburan!" Canda Rania.
"Hahahaa!" Mereka tertawa bersama.
"Mau cari buku di mana?" Tanya Siti.
"Kita keliling dulu mbak!" Ajak Rania.
"Tapi jangan lama-lama nanti mama kamu marah!" Siti mengingatkan.
"Iya mbak tenang saja!" Ucap Rania.
Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Siti. Reflek Siti menoleh. Mata Siti pun membelalak sempurna saat tahu siapa yang telah menepuk pundak nya " Haloo dik Siti!" Sapa orang itu.
N E X T
140321/19.35
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
karim Ok
kerja bagai kuda Gaji gru hnorer 😭😭😭😭😭
2021-09-10
0
syafridawati
semangat saling dukung makasih
2021-08-06
0
mamayot
hai aku mampir thor, mendarat like buat author
2021-07-29
0