Seperti biasa setiap hari Siti selalu sibuk di warung. Hari ini Siti lebih waspada takut pak Agus datang lagi membuat keributan di warung. Warung tidak seramai kemarin. Pak Agus pun sampai siang tidak terlihat batang hidung nya padahal setiap hari selalu datang dari jam sembilan pagi sampai sore,lalu malam datang lagi hanya untuk makan dan minum kopi seperti tidak mempunyai pekerjaan saja.
"Siti,Seno ingin bicara sama kamu!" Paman Supri datang ke warung menyerahkan handphone nya kepada Siti.
"Seno,paman?" Tanya Siti kaget. Ada apa adik nya itu menelepon. Siti bertanya pada diri sendiri.
"Halo Seno!" Sapa Siti pada adiknya.
"Mbak Siti?" Tanya Seno.
"Iya ini mbak,Seno! Kamu baik-baik saja kan?" Tanya Siti cemas.
"Seno baik mbak! Mbak juga baik kan?"
"Alhamdulillah,mbak baik juga. Bagaimana sekolah kamu?"
"Mbak,Seno belum bayaran sudah tiga bulan,seminggu lagi ujian kenaikan kelas. Uang Seno juga habis yang untuk makan mbak! Ini masih ada beras dua kilo sama gula saja."
Siti merasa sakit di dada nya. Kasihan Seno. Batin Siti. "Mbak usahakan uang nya. Kamu sabar sebentar ya! Kamu tidak bisa jual kelapa yang ada di belakang rumah?"
"Kelapa nya habis mbak. Waktu itu masih ada beberapa buah tapi tiba-tiba sudah tidak ada lagi. Mungkin ada yang ambil,Seno tidak tahu mbak." Ucap Seno sedih.
Siti pun makin sedih mendengar cerita adik semata wayang nya itu. "Ya sudah,kamu tunggu ya Seno! Mbak akan kirim secepatnya!" Janji Siti. Walau dia sendiri ragu kapan bisa mengirimi adik nya itu uang.
"Iya mbak. Sudah dulu ya mbak tidak enak menumpang telepon terlalu lama!" Pamit Seno.
"Iya,Seno. Kamu jaga diri ya!" Pesan Siti.
"Mbak Siti juga jaga diri!"
"Assalammualaikum. . ."
"Wa alaikumsalam. . ."
Telepon pun terputus.
"Ini paman,handphone nya! Terimakasih!" Ucap Siti lalu menyerahkan handphone milik paman nya itu.
"Bagaimana,apa kata Seno?" Tanya paman Supri.
"Paman,Seno belum bayaran sekolah sudah tiga bulan. . ." Jawab Siti sedih.
"Berapa bayaran nya sebulan?" Tanya paman lagi.
"Sebulan empat puluh jadi total seratus dua puluh ribu,paman! Uang untuk makan juga sudah habis!"
"Hmm,paman usahakan minta sama bibi kamu ya!" Janji paman.
"Sungguh paman? Terimakasih banyak paman!" Siti terharu lalu mencium tangan paman nya itu.
"Kalian dari tadi ngobrol saja! Siti!" Bentak bibi yang tiba-tiba datang.
"Tadi si Seno menelepon Siti,ma!" Terang paman.
"Ah saya tidak peduli! Siti ayo kerja lagi! Hutang kamu masih banyak!" Bentak bibi lagi.
Siti bergegas kembali ke dapur.
"Hutang apa sih ma si Siti?" Tanya paman pada bibi.
"Papa lupa ya keponakan papa itu sudah merusak warung mama? Pecah semua piring mama!" Jawab bibi ketus.
"Piring hanya beberapa yang pecah ma! Siti sudah lebih satu bulan kerja di sini,sudah wakti nya dia gajian ma!" Terang paman.
"Siapa bilang hanya beberapa? Jangan mentang-mentang dia keponakan papa lalu papa belain terus!"
"Papa tidak belain ma! Papa lihat sendiri piring hanya beberapa yang pecah. Masa hutang nya jadi banyak? Ingat ma,Siti yang capek di warung ini!"
"Oohh maksud papa apa?" Bibi emosi.
"Berikan gaji Siti ma! Kalau tidak,Siti papa suruh pulang biar mama sendirian di warung!" Ancam paman.
"Oohh papa mengancam mama ya! Papa sediri tidak kerja apa-apa?" Bibi makin emosi.
"Papa kan narik gojek ma! Mana bisa jaga warung juga! Uang nya juga papa kasih mama semua!"
"Gojek hanya dapet dikit saja sombong kamu pa!"
"Mana gaji Siti ma! Si Seno butuh!" Paman memaksa.
"Huuhh! Iya nanti saya kasih!" Jawab bibi.
"Sekarang ma! Papa mau kirim siang ini juga!" Paman terus memaksa. Dia sudah kesal dengan tingkah istri nya itu.
"Papa ini!" Berlari ke kamar lalu di susul oleh paman.
"Mana ma?"
"Niihh!" Melemparkan uang di kasur.
"Tidak sopan sekali kamu sama suami ma!" Bentak paman. Di hitungnya uang pemberian bibi Rena.
"Masa hanya tiga ratus ma?" Paman protes.
"Lalu mau papa berapa?"
"Gaji Siti satu bulan ma!"
"Gaji Siti satu bulan itu empat ratus di potong seratus buat ganti piring pecah!" Jawab bibi ketus.
"Empat ratus satu bulan ma?" Paman kaget.
"Mau papa berapa? Satu juta?"
"Sudah kalau begitu,Siti saya suruh kerja sama bu Dokter saja,di sana gaji nya sembilan ratus. Jauh sekali!" Ancam paman.
"Papa!" Jerit bi Rena.
"Papa tidak memaksa mama!" Paman Supri hendak keluar dari kamar.
"Tunggu!" Teriak bi Rena. "Niihh! Puas kamu pa!" Menyerah kan uang dua ratus lagi kepada paman lalu segera meninggalkan paman sendirian di kamar. Paman hanya geleng-geleng kapala.
Sementara Siti masih berkutat di dapur,sesekali ke depan jika ada yang beli. Bibi Rena datang dengan muka masam nya lalu melirik ke arah Siti. Dia lalu duduk di kursi biasa tempat dia menerima uang dari pembeli,terkadang ikut membantu melayani pembeli jika Siti masih sibuk memasak.
Paman datang mendekati Siti. " Siti,paman akan kirim uang untuk adik kamu! Ini di kasih oleh bibi kamu lima ratus ribu,seratusnya untuk ganti piring nya yang pecah. Kamu mau kirim semua?" Tanya paman.
"Iya paman,tolong kirim saja semua untuk Seno!" Pinta Siti.
"Kamu pegang seratus untuk jaga-jaga kalau kamu butuh uang,Siti!" Saran paman.
"Siti tidak butuh uang,paman! Kan Siti bisa makan di sini!" Siti beralasan.
Kamu memang anak yang baik,Siti. Batin paman Supri. "Jadi kirim semua,lima ratus?" Tanya paman lagi.
"Iya paman! Terimakasih ya paman!" Siti tersenyum lega. Tidak bisa di bayangkan kalau adiknya sampai berhenti sekolah juga. Adik nya yang cerdas.
"Ya sudah kalau begitu paman pergi dulu!" Pamit paman.
Setelah paman pergi,bi Rena menghampiri Siti. Seperti nya istri paman nya itu mendengar pembicaraan suami nya dan Siti.
"Siti! Kamu jangan besar kapala ya mentang-mentang suami saya belain kamu! Ingat Siti,kamu masih punya hutang sama saya! Bentak bibi.
"Saya tidak mengerti maksud bibi?"
"Sok lugu kamu! Masak yang benar! Kamu harus bikin warung saya makin ramai! Mengerti kamu!" Ancam bibi lalu kembali lagi duduk di kursi nya.
Hari mulai malam. Pembeli masih ada yang duduk-duduk hanya sekadar ngopi. Sebenarnya pembeli yang makan hanya sampai jam sembilan saja. Tapi warung baru bisa tutup paling cepat jam sepuluh karena warung bibi menyediakan wifi juga jadi ramai sampai malam. Itu pun karena paman yang membatasi sampai jam sepuluh kalau tidak,bisa tutup sampai pagi. Dan tentu saja Siti yang akan susah.
"Warung nya di tutup saja Siti!" Titah paman. Paman duduk di bangku yang ada di pintu masuk warung. Tidak biasa nya paman menemani Siti di warung sampai malam.
"Baik paman!" Jawab Siti.
Siti bergegas membereskan warung dan mencuci peralatan yang kotor. Sementara paman sudah mengunci pintu dan jendela warung,lalu masuk ke rumah.
"Aahh. . . ngantuk sekali!" Gumam Siti. Dengan cepat Siti pun terlelap.
N E X T
120321/14.10
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
@Kristin
mampir Thor 🖐️
2022-08-13
0
karim Ok
kasian bgt sitiiiiii
2021-09-10
0
S͟p͟a͟S͟i͟
Hadir juga😀
2021-09-06
0