Prasasti - 3

...Terkadang Semesta memang tidak mengizinkan kita memahami suatu hal di Dunia ini...

...- Unknown -...

Gadis itu mengerjap matanya tak percaya. Rasanya ia hanya mengundang Garuda untuk mampir ke rumahnya agar bisa mengambil bolu buatannya.

kenapa teman-teman seperumahannya dan Aksara justruikut hadir dan bahkan sekarang semuanya tengah minum teh di ruang tengah rumahnya. " rumah gue berasa kandang ayam. berisik banget." Keluh Nora bermonolog.

Seseorang merangkul leher Nora dan tertawa kecil. " Kan rumah kamu emang sering sepi. Lagian siapa suruh bikin bolu buat Garuda aja. kamu mulai pilih kasih ya."

Nora mendengus dan hanya mengikuti arah dorongan lengan Gerhana kepadanya. " Kak Han sirikan aja kalo kata kak Garuda."

" Rara cantik.. kita bukannya sirikan... tapi mencegah ketimpangan sosial diantara kita. Ya gak, Sam?" Saga menyenggol bahu Samuel yang membuat kue di tangan pria itu jatuh.

" Bangsat lu Ga!"

plak! Kepala Samuel terhantam nampan plastik yang Dipegang Bulan tadi. " mulutnya dijaga.. gue Tabok mulut lo pake nampan, mau?" Tawar Mahasiswi Kedokteran gigi itu.

Nora tertawa kecil sambil duduk disamping Gerhana dan Sagara. Gerhana melempar sekaleng minuman dingin kepada Aksara yang tengah menatap lekat Nora. " Bengong Bae, bro.. Ntar kecolongan luu.." ledek Gerhana sambil tertawa. Nora menatap aneh Tetangga depan rumahnya ini.

" Kak Han kayak bapak-bapak, gak jelas." ujar gadis itu. Garuda tertawa keras meledek Gerhana. Rumah yang biasanya sepi itu mendadak ramai.

Ada Gerhana dan Bulan si tetangga kembar dari rumah sebrang, Garuda tetangga samping kanan rumah Nora, Sagara dari rumah di samping kiri dan Samuel tetangga samping rumahnya Gerhana.

Masih ada dua orang yang belum hadir. Si Mahasiswa HI, Nagara, dan Mahasiswa tahun akhir psikologi, Gamaliel, kakaknya Samuel.

Aksara memang tidak tahu kenapa rumah Nora sepi, tapi melihat keramaian seperti ini, Aksara merasa sekalipun sepi sesaat pasti akan selalu ramai.

" Bolunya enak. Besok aku bawain brownies."

Nora menatap heran sekaligus kaget Aksara yang akan pulang. " Kak Aksa yang bikin?"

Aksara tertawa sambil menggeleng kepalanya. " Aku udah pernah coba, tapi jadinya gak shinning shimmering splendid kayak bikinan bunda."

Nora menggeleng kepalanya sambil menahan tawa. " Gapapa. yang penting kak Aksa yang buat. Dan... Makasih ya Kak." Ucap Nora kecil.

Aksara mengerutkan keningnya, ingin bertanya kenapa Nora berterima kasih padahal dia yang mendapat makanan gratis dari gadis itu,

tapi sebuah tangan menarik kerah Hoodienya, " Jan gangguin anak perawan ye... Ra, masuk sana. mau magrib di culik Wewe gombel lu.."

Nora menatap nyalang Tetangganya itu. " Wewe gombel yang takut sama aku, huh!" Ucap gadis itu sebelum berbalik masuk kedalam rumahnya. Tak menyadari bahwa balasannya barusan berhasil membuat Aksara terpukau.

Gadis ini benar-benar imut. melebihi adik kecilnya yang selalu Aksara akui sebagai makhluk paling imut.

......................

Nora menatap langit-langit kamarnya. Sudah hampir seminggu dirinya selalu memikirkan hal yang sama.

Apa salahnya?

Nora menerka sedalam mungkin, bahakn berusaha menyalahkan dirinya, Namun kembali lagi pada pertanyaan pertama, Memang salahnya dimana?

Nora tak pernah membangkang ucapan ibunya, apalagi ayahnya. Saat ayahnya menyuruh dirinya meminta maaf kepada Milly walau dalam permasalahan itu, Nora tidak salah, Nora tetap melakukannya.

Karena sang ayah dan ibunya memiliki hak untuk menerima kebaktian darinya. Nora tak mempermasalahkan egonya jika sudah menyangkut orang tua.

Tapi pertanyaannya kepada Langit sampai sekarang belum terjawab. Memangnya dia memiliki kesalahan apa Sampai Ibunya yang harus membayar dengan nyawa berharga wanita itu?

" Ra? belom bangun?" pertanyaan Nagara didepan pintu kamarnya menarik perhatian Nora. konsentrasi lamunannya buyar.

Nora menoleh, " udah, Ini Mau siap-siap." ucap gadis itu lantang tanpa meninggikan intonasinya. Nora turun ke lantai bawah dan menghampiri meja makan. Disana sudah duduk sang Kepala keluarga dan kakaknya.

" Mama di Korea gimana Pa?" tanya Nora setibanya ia duduk di kursi samping sang ayah. Dion mengunyah rotinya dan mengangguk santai.

" Sehat kok. Kemarin ikut konser... eso ya?"

" EXO, pa... pake X. kalo Mama denger, Papa diomelin." Ujar Nora sambil menggeleng kepalanya kecil. Walau terlihat datar dan cuek, Ayahnya ini sangatlah polos dan menggemaskan. Nora sering merasa gemas kepada ayahnya. Apalagi pria yang sudah berkepala 4 ini masih terlihat awet muda dengan pipinya yang masih terlihat bulat menggemaskan.

Dion tertawa membayangkan sang istri memarahinya karena salah sebut nama idola wanita itu.

" Bang Gara nebeng Kak Gama 'kan?"

Nagara mengangguk patuh sambil tersenyum manis. Jika Adiknya sudah memohon seperti seminggu yang lalu, Nagara bisa apa selain menurutinya? Sedangkan Dion menatap heran.

" kenapa Emangnya? mobil Kamu rusak, bang? 'kan masih ada motor?" Tanya Dion keheranan. Nagara menggeleng sambil menunjuk Nora yang tengah memakan sarapannya dengan cuek seolah percakapan kedua pria dihadapannya tak ada sangkut pautnya dengan gadis itu.

" Rara yang minta.. Dia larang Abang naik kendaraan sendiri dan bahkan nyogok Gama pake Bolu Marmer nya."

Dion menatap bertanya kepada putrinya sedangkan Nora menghela nafasnya lelah sejenak dan sepekan mungkin. " Kemarin-kemarin tuh... Nora mimpi Abang kecelakaan motor... Makanya Nora suruh jangan berangkat sendiri. kan kalo kecelakaan ada yang jagain. Makanya Abang cari pacar... jadi Kesadaran untuk menjaga diri sendiri meningkat."

Ucapan gadis itu membuat kedua pria itu tertawa kecil, Merasa gemas dengan perhatian besar Nora kepada Nagara.

Pada Akhirnya Nora diantar Dion agar Nagara dan Gamaliel bisa langsung ke kampus sedangkan Nora yang searah dengan Dion tidak akan mengukur waktu siapapun.

Nora menatap layar ponselnya yang menampilkan notifikasi baru sambil berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya. Notifikasi line yang dua hari ini tak pernah bosan menguji Fleksibilitas emosi Nora.

APerv12

Gimana? Kapan giliran Lo? atau Lo maunya live aja? di Sekolah nih? hayu aja gue mah.

Nora menghela nafasnya kesal. Dikira Nora tidak orang ini siapa dan Nora akan diam?

Nora mendengus. Ia tak tahu wajah orang ini, tapi ia ingat hari inilah ia membuat anak orang mimisan dengan bola basket. Senyum iblis terpatri diwajah Nora. Ia tak perlu mengulangi perbuatannya dulu.

hanya perlu memperparahnya.

Nora tau orang itu satu kelas dengannya. Karena nomor itu juga ada di grup Line kelasnya. Tapi sayangnya gadis itu tak ingat wajah orang itu. Terlalu banyak pria yang Nora buat babak belur sampai Nora tak pernah ingat siapa saja yang bermasalah dengannya.

Nora menatap lapangan dimana teman-teman sekelasnya menggunakan seragam olahraga yang sama dengannya. Ia memperhatikan dengan teliti pandangan-pandangan yang bertemu dengannya.

Gotcha! Nora mendapatkannya. Jadi dia? wahh orang cupu dengan tampang sok polos seperti ini?

Nora baru saja melangkah mendekati teman sekelasnya itu, Tapi namanya sudah di panggil oleh guru olahraga, Pak Abidin. " Katanya Ada kabar dari keluarga kamu, kamu bisa ke lobby, Surat Dispennya nyusul juga gapapa."

Nora mengerutkan keningnya. memangnya ada apa lagi? Setahunya Sang Ayah ada rapat penting pagi ini. Kakaknya juga katanya sedang sibuk dengan kegiatan mahasiswa.

Ah, jika diingat-ingat Nagara kecelakaan saat tengah dalam perjalanan untuk menjemput Nora yang di skors karena membuat si mesum dikelas gadiis itu mimisan.

Seharusnya, karena Nora tidak jadi melakukannya, Nagara tidak akan kenapa-kenapa.

" Rara! Gara masuk rumah sakit... dia ketabrak mobil di daerah parkiran kampusnya.... dokter bilang tangannya patah dan perlu di gips. kamu ikut Tante ke rumah sakit ya?" Ucapan terburu-buru yang dilakukan Ibu Garuda membuat Nora mengerutkan keningnya tak mengerti.

Apa ia tak salah dengar? Ia bahkan belum memegang bola basket sama sekali, kenapa Nagara sudah masuk rumah sakit??

Melihat wajah pucat Nora, Ibu Garuda menghela nafasnya, ia mengusap bahu Nora lembut, " Kalo belum siap gapapa, Nanti Garuda yang anter ya?" Nora hanya bisa mengangguk dengan pandangan kosong.

Pandangannya terus kosong, bahkan ia tak menghiraukan panggilan orang-orang yang memperingatinya tentang bola yang melayang ke arahnya.

" Ra!!" Teguran dan cengkraman yang tidak begitu keras dibahunya membangunkan Nora dari lamunannya. Ia terlalu shock mendengar berita kakaknya kecelakaan.

" Kenapa?" Pertanyaan lembut itu membuat Nora mendongak dan menatap Pemilik suara lembut itu. Tentu orang itu sedikit terkejut,

Dimatanya, Nora adalah gadis yang pribadinya sulit ditebak termasuk emosi gadis itu. Karena Nora sering bersikap cuek dan apathis.

Tapi pandangan Nora yang menggambarkan ketakutan yang benar-benar menekan Aksara membungkam pria itu. Tangan Nora bergetar hebat, Berita ini benar-benar guncangan besar baginya.

Nora kira semuanya sudah terkendali. Nora kira dirinya benar-benar bisa mengubah semuanya menjadi lebih baik. Nora kira dirinya bisa memulai kembali semuanya dan menata semua yang salah menjadi lebih baik.

Tapi bahkan sampai saat ini, Nora tidak tahu menahu letak masalah dan kesalahannya dimana.

" Ra? muka Lo pucet, ke UKS aja ya?" Kecemasan Aksara benar-benar terlambat karena tepat ia berhenti bicara, Nora jatuh pingsan dihadapannya.

...****************...

Sekali lagi, Nora tak tahu salahnya dimana. Bahkan sampai hari ini ia tidak ada memukul anak orang sama sekali walau banyak yang memancingnya untuk melakukan itu.

Ia benar-benar sudah jadi Nora yang tenang seperti waktu itu. Seperti saat hari pemakaman ibunya. Tapi seolah Semesta menjadikan dirinya sebagai badut, Ia selalu saja menemukan kegagalan disetiap langkahnya. Dan ia tak tahu letak kegagalannya dimana.

Saat Nora membuka matanya, yang paling pertama ia lihat adalah langit-langit biru laut khas sekolahnya. memang sekolah yang sedikit aneh. Saat nyaris semua sekolah menggunakan cat hijau dan langit langit dibiarkan putih, Sekolahnya memakai cat abu-abu muda dan langit-langit biru laut seperti ini. seperti apa? seperti kantor PLN.

Tak ada orang disampingnya, Tapi Nora tahu siapa yang membawanya ke UKS sekolah. Aksara pastinya. Melihat jam dinding di UKS, Nora rasa pria itu tengah membeli makan dengan Garuda di kantin.

Nora menghela nafasnya dan beranjak dari kasur yang lumayan tinggi itu. kenapa kasur saja rasis?? mempersulit orang bertubuh mungil seperti Nora. baru Nora menapakkan kaki di lantai, pintu UKS sudah terbuka kecil lalu tertutup kembali.

" kenapa pelan-pelan gitu?" tanya Nora. Ia heran dengan sikap Aksara belakangan ini. Seolah dirinya tengah berhati-hati untuk mendekati Nora. Nora tidak mau munafik dan takut kepedean, Tapi Aksara memang sangat terlihat mencoba mendekatinya. Entah mendekati untuk berteman atau yang lain, Nora merasa Aneh.

Karena di masa sebelumnya, Nora dan Aksara tak pernah mencoba menjadi dekat. Mereka berteman karena Garuda menjadi penghubung mereka. tidak lebih dari itu. Makanya, Nora merasa aneh dan belum terbiasa dengan ini.

Tapi atensi yang muncul di hadapannya bukanlah Aksara, Melainkan Zidan, Si APerv12 alias A Pervert ke 12. Nora menamai pria-pria brengsek yang menggodanya dengan Asilly atau Aperv tergantung dengan pesan apa yg mereka kirim. Zidan adalah salah satu yg mesum. pria itu tidak hanya menggodanya tapi juga mengirim beberapa gambar tidak pantas dilihat dan bahkan memintanya melakukan hal yang sama.

tidak hanya Zidan yang melakukan hal tersebut, tapi beberapa orang juga melakukannya bahkan seebelu si Cowok sok polos kurang ajar ini melakukannya. Nora tentu mengerutkan keningnya melihat pria itu datang membawa minuman dan sebungkus makanan.

" gue bawain makan.. ini bubur sama air, jang--"

" buat apa? siapa yang nyuruh?"

Zidan tersenyum. " Buat Lo lah, Ra... lagian, gue penasaran, kapan Lo.." Pria itu melangkah, mendekati Nora dan menggapai genggaman tangan Nora, lalu mengusapnya lembut dan mulai mengusap lengan Nora.

" Mau ngebales chat gue?" Ucap Zidan sambil tersenyum manis. Nora menatap sterofoam bubur itu lalu merebutnya. Gadis itu membukanya dan langsung melempar bubur itu ke wajah Zidan, tak perduli itu masih panas.

"ARRGGHH!! ANJING!! RA! LO AP-"

dengan Acuh Nora memberi bogem mentah ya ke wajah lengket Zidan. Merasa Zidan tak punya waktu untuk melawan, Nora mendorong pria itu hingga jatuh, dan menyeretnya keluar dari UKS.

Sial bagi Zidan, Nora memiliki tenaga yang cukup besar hingga mampu membawanya ke koridor sekolah. " Ra, gue tau salah.. gue minta ampun ok? gue gak akan ngulangin lagi, ple--"

Nora melepas cengkramannya dari kerah baju Zidan, melangkah menjauhi pria itu, membuat Zidan bernafas lega karena telah dibebaskan dan selamat dari maut.

Tapi ternyata tidak. Nora kembali dengan sebuah pot keramik. Bukankah ini bisa mengulang waktu lagi? jika bisa Nora akan memecahkan kepala Beratus kali kalau mau asal masa itu tak perlu terulang lagi.

Nora menarik dasi Zidan hingga pria itu merasa tercekik. "R-ra.." rintih pria itu.

" sebenernya salahnya dimana? Apa yang salah?" gumam gadis itu. Zidan kini berwajah pucat, Nafasnya tak bisa berjalan teratur karena sedikit tercekik, dan lagi, Nora sangat mengerikan sekarang.

"Mana hape Lo."

Zidan dengan cepat memberikan ponselnya dan Dasinya kini kembali seperti semula. ia menghela nafas mengambil udara sebanyak yang ia bisa. Sedangkan Nora membuka ponsel itu, memeriksa hal yang bersangkutan dengannya. Melihat apa yang ia cari, Nora benar-benar merasa ini diluar batas.

Sungguh, dengan semua yang terjadi padanya, Siapa yang salah?

"SALAH! GUE! APA?!!" Nora berteriak penuh penekanan ke wajah Zidan. Gadis itu benar-benar nyaris gila. Kakaknya masuk rumah sakit lebih cepat dari seharusnya, dan ternyata pelecehan yang ia dapat berkat dua teman brengseknya itu lebih parah dari yang ia ketahui.

Nora sudah tidak tahan lagi. Jika memang tidak akan mengembalikan waktu, Setidaknya ia bisa mati sebelum merasakan penderitaan tak berujung itu.

PRANG!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!