❤️ Happy reading ❤️
"Gita jangan ganggu keponakanmu yang tengah tertidur!!!"
"Ya ampun Ummik hanya sedikit mencium pipinya yang menggemaskan masa tidak boleh?"
"Danish baru tertidur gitaaaa ...."
"Kak Manda sepertinya ummik lebih sayang Danish deh dibandingkan kita berdua." Aku hanya mendengarkan keributan Ummik dan Gita dengan tersenyum dan gelengan kepala, sambil merapikan beberapa mainan yang berserakan, Danish membuat rumah ini lebih hangat dan ramai.
"Danish prioritas Ummik sekarang karena dia masih kecil,” ucap ummik sambil mengelus punggung tubuh Danish agar pulas tidurnya.
"Semalam Tio menelepon ummik, katanya rumah hasil pernikahanmu dengan Denis sudah terjual, Namun sebelum Denis menyerahkan uang itu, ia ingin bertemu denganmu dan Danish," ucap ummik kepadaku, sudah lima bulan kami bercerai tidak ada komunikasi sama sekali dengan Denis, aku memblokir nomor telepon bahkan sosial media yang terhubung dengannya dan Aku meminta kepada semuanya agar tidak memberikan informasi tentangku dan juga tidak memberi tahu keberadaan Aku dan anakku, walaupun beberapa kali dia datang kerumah ummik juga ke panti asuhan untuk mencariku, Aku hanya ingin berusaha melupakan rasa sakit dan menata hatiku bukan lari darinya.
"Jangan mau bertemu dengannya Kak, jangan ditanggapi!”
"Gita ...." Umi menegur ucapan Gita padaku
"Benar apa yang dibilang Gita Ummik, Amanda dan Danish tidak akan mau bertemu dengannya sampai Amanda benar-benar menyembuhkan luka hati yang ia torehkan, jadi pinta Tio untuk bernegosiasi dengan Denis agar uang itu segera cair." Gita langsung memelukku, dan tersenyum
"Kak Manda wanita kuat, Aku bahagia Kakak cepat bangkit dan kuat seperti ini, oh iya aku mau usul dong Kak."
"Jangan aneh-aneh ya usul kamu Gita." Ummik memperingatkan Gita yang ia balas dengan cengiran dan acungan jempolnya.
"Nama Danish itu ada kepanjangannya, Danish Atma Narendra gimana kalau kita panggil Atma aja jangan Danish, biar nama Danish tidak mengingatkan kita pada papa kandungnya, si Denis." aku langsung tertawa mendengar usulannya, tapi Aku pikir ada benarnya juga, biar Aku tidak mengingat nama mantan suamiku.
"Boleh, usulnya bagus juga dek, mulai saat ini kita panggil Atma bukan Danish." Akupun tersenyum pada Gita dan juga Ummik, mulai saat ini Aku akan memanggil malaikat kecilku ATMA, mungkin akan sedikit membantu Aku melupakan mantan suamiku.
"Yeeeee usulku diterima." Gita bersorak senang sehingga membuat Atma terbangun dari tidurnya dan menangis, Ummik terlihat kesal dengan tingkah Gita.
"Gitaaaaa!!!" teriak ummik, Gita pun berlari masuk kekamarnya, rumah ini benar-benar lebih hidup dan ramai sekarang, Aku sangat beruntung memiliki Ummik, Abi dan Gita dalam hidupku, Atma juga menambah lengkap kebahagiaanku saat ini.
Aku bernafas lega setelah mendengar rumah sudah laku terjual, rencananya uang itu akan Aku gunakan untuk operasi jantung Atma bulan depan tepat umurnya enam bulan akan dilakukan operasi penutupan lubang pada jantungnya yang bocor, asuransi tidak menanggung seratus persen biaya operasi jantung yang akan dijalani Atma, virus TORCH bukan hanya menyerang bagian penglihatan namun membuat Atma memiliki kelainan bawaan pada jantung berjenis VSD yaitu sekat bilik jantung berlubang, bersyukur Atma sudah terbebas dari ROP dan kebutaan setelah tiga kali melakukan operasi pada bagian mata meskipun Atma harus menggunakan kacamata nantinya untuk mempertajam penglihatannya serta memantau secara rutin perkembangan syaraf mata, saat ini dalam tahap observasi pada bagian matanya, sekarang fokus pengobatan pada kelainan jantung bawaan serta pengoptimalan tumbuh kembangnya, perjalanan ku berjuang untuk Atma masih panjang.
"Amanda ...." Abi pulang bertugas dari rumah sakit tempat ia mengabdikan diri, aku mencium punggung tangannya dengan takzim, beliau sosok ayah yang baik untukku dan Gita sekaligus suami yang baik untuk ummik, beliau berprofesi sebagai dokter bedah di beberapa rumah sakit, beliau merupakan salah satu dokter senior dan menjadi konsulen para dokter yang masih menempuh pendidikan kedokteran di kota ini.
"Abi terlihat lelah sekali," ucapku mengawali pembicaraan.
"Iya hari ini banyak operasi yang Abi lakukan, Amanda Abi ingin sekali kamu melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan kedokteran yang sebelumnya kamu tempuh, Nak." ucap Abi sambil menyandarkan tubuhnya pada sofa diruang keluarga.
"Amanda tidak ingin menambah beban Abi dan Ummik, kuliah jurusan kedokteran memerlukan biaya yang cukup besar, Abi ..."
"Tidak usah memikirkan biaya, Abi masih mampu membiayai kuliah kamu dan Gita."
"Tapi Abi ... bagaimana dengan Atma?" Abi mengernyitkan dahinya.
"Atma?" Gumam Abi
"Itu loh Abi, nama panggilan baru untuk keponakan Gita yang paling tampan." Gita menyahuti obrolan kami dengan senyum bangga. "itu usulan nama dari Aku loh, Bi." lanjutnya tersenyum bahagia, Abi pun tersenyum dan menggelengkan kepala mendengar ucapan Gita.
"Baiklah Abi juga akan memanggil dengan nama ATMA, jangan memikirkan Atma kita akan mengurus Atma bersama."
"Benar kata Abi, lanjutkan kuliahmu Amanda, Ummik siap menjaga dan mengurus Atma, nanti kita bisa sewa pengasuh untuk membantu Ummik kalau Ummik ada pekerjaan yang tidak bisa dialihkan oleh asisten Ummik." Ummik memiliki butik busana muslim dan busana pengantin.
"Baiklah jika itu keinginan Abi dan ummik, hasil penjualan rumah akan digunakan untuk operasi jantung Atma, sisanya Amanda akan membuka usaha agar ada pemasukan tiap bulannya untuk kebutuhan Amanda dan Atma nantinya."
"Abi kan sudah bilang jangan dipikirkan masalah biaya, Nak."
"Amanda tidak mau menjadi beban dan merepotkan Abi dan Ummik, jika kalian tidak setuju Amanda lebih baik tidak kuliah, bagaimana?"
"Baiklah jika itu keputusanmu, yang terpenting kamu mau melanjutkan kuliahmu Amanda, demi masa depan kamu dan Atma," ucap Abi
"Baik Abi, terimakasih untuk semua yang dilakukan Abi dan ummik untuk Amanda dan Atma." Aku pun menghampiri Ummik untuk memeluknya, tanpa mereka entah apa yang terjadi padaku dan Atma, dalam keterpurukan keluargalah tempat kembali untuk memotivasi dan mendukung diri ini agar senantiasa kuat menghadapi masalah.
"Semangat Kak Manda, kita sayang Kakak." Gita memeluk Aku dan Ummik, kami semua tersenyum bahagia dengan semua kebersamaan ini.
"Terimakasih ya Allah engkau kirimkan orang-orang yang tulus menyayangiku dan menerima Atma," bisikku dalam hati, seraya meneteskan air mata kebahagiaan.
"Pakk, Buuu, Mbak ... tolong!" asisten rumah tangga kami berteriak dari dalam kamar Atma, mendengar itu kamipun bergegas ke arah kamar.
"Ya Allah Atma, Abi tolong Atma ...," ucapku karena melihat Atma terlihat kesulitan bernafas, Abi pun langsung menggendong Atma dengan posisi setengah duduk, melonggarkan pakaian Atma dan membawa Atma ke ruangan terbuka.
"Kita harus segera bawa Atma kerumah sakit, bersiap-siaplah kalian." Abi menyuruh kami menyiapkan semuanya, Atma tetap berada digendongan Abi sambil sesekali mengusap dadanya menggunakan cream pelega nafas, kami semua menuruti perintah Abi, dan dengan cepat membawa Atma kerumah sakit, selama perjalanan Aku tidak berhenti menangis, Aku sangat khawatir dengan kondisi Atma saat ini yang terlihat kesulitan bernafas, meskipun tidak membuatnya kejang yang itu artinya masih ada pasokan oksigen ke paru-paru ucap Abi menjelaskan kondisi Atma diperjalanan kami kerumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Atma langsung mendapatkan tindakan medis sesuai yang diperintahkan dokter, selang infus, dan selang ventilator sudah menempel disaluran nafasnya, berbagai jenis obat dimasukkan ke tubuh Atma bahkan suntikan demi suntikan ia terima diiringi rintihan tangis yang setiap rintihannya membuat hati ini terasa sakit dan hancur, air mata pun mengalir tiada henti. Aku hanya bisa terduduk lemas dengan tubuh bergetar menahan kesedihan melihat kondisi Atma yang lemah saat ini ....
"Bertahanlah sayang, demi Mama, kamulah sumber kebahagiaan mama saat ini, jangan tinggalkan mama, kita akan berjuang bersama" kubisikkan kalimat itu pada malaikat kecilku, Ummik memeluk erat memberikan kekuatan dan semangat untukku.
Seandainya Aku boleh memilih, Aku akan menanggung semua rasa sakitnya bahkan nyawa pun akan Aku berikan untuk malaikat kecilku asalkan ia bahagia dan tidak merasakan kesakitan seperti sekarang, hal yang paling menyakitkan dalam hidupku bukan karena sebuah perceraian tapi ketika anakku terlihat lemah dan kesakitan, hancur kala aku melihat darah dagingku seperti ini, meskipun ini adalah fase melawan rasa sakit dan perjuangan untuk bertahan hidup dari penyakit yang ia derita.
"Ya Allah beri kekuatan untukku dan juga Atma menghadapi kesakitan, luka hati dan lika liku kehidupan yang engkau gariskan." Doa terbaik kupanjatkan pada sang pencipta, berpasrah, sabar dan ikhtiar semaksimal mungkin yang bisa aku lakukan saat ini, untuk hasil biarlah kuikuti garis takdir-Nya.
~bersambung
Selamat membaca, semoga suka dan ada pembelajaran yang didapat dari cerita ini. Follow, rate dan subscribe ceritanya ya ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Bhęå Thęå..
jika hati telah terluka mungkin perlahan kita akan melupakannya namun sangat sulit menghilangkan traumanya.
2023-01-26
0
Denni Siahaan
kok jadi sedih jadi ingat sama anak ku yang lagi sakit
2022-04-26
0
Aqiyu
Atma kuat.....
💪💪💪💪💪
2022-03-27
0