Part 2

Setelah Mas Denis mengucapkan talak terhadapku, ia pun terduduk lemah dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Aku mengerti jika keputusan ini pun berat untuknya tapi tidak akan pernah membenarkan keputusannya untuk mengakhiri pernikahan ini, terasa nyeri dalam hati, hancur semua rasa cintaku untuk suamiku, ahh ... Aku lupa saat ini statusku dengan Mas Denis hanyalah mantan suami.

Air mataku masih terus mengalir menganak sungai dengan diiringi isakan tangis, biarlah Aku tumpahkan semua sedih dan beban ini melalui air mata, setidaknya akan membuat hati ini merasa sedikit lega, biarlah Aku terlihat rapuh dan terpuruk karena memang nyatanya itu yang terjadi pada diriku.

"Aku akan mengirimkan uang untuk keperluan Danish setiap bulannya sebagai bukti tanggung jawabku sebagai orang tua.”

"Tidak perlu Mas, Aku hanya ingin rumah ini di jual dan hasil penjualan rumah ini kita bagi dua, jadi kamu tidak perlu menafkahi aku dan Danish setiap bulannya."

"Kenapa Amanda? Wajar jika aku menafkahi kalian." tanyanya menatap manik mataku.

"Aku akan keluar dari rumah ini secepatnya, setelah perceraian tidak ada keterikatan maupun hubungan komunikasi apa pun antara kita sekali pun itu mengenai Danish yang hadir di pernikahan kita."

Mendengar ucapanku, Mas Denis terlihat kecewa dan marah dengan wajah memerah dikulitnya yang putih.

"Apa maksudmu Amanda? Setelah bercerai mana mungkin aku sama sekali tidak mengingat kalian yang telah hadir dikehidupanku, hah?! Jelaskan maksudmu!" Hardik Mas Denis.

Baru kali ini aku melihat ia terlihat marah, selama ini ia sangat lembut, sabar dan pengertian, dalam permasalahan apa pun ia akan tetap terlihat tenang.

Aku tidak menjawab bahkan mengacuhkan dirinya, sengaja aku meminta sehari ia menjadi sosok Papa bagi Danish sebelum perceraian terjadi.

Aku ingin menyadarkan ia bahwa sesungguhnya ada rasa sayang untuk anak kami. Namun, ia tetap menuruti keinginan Ibu, biarlah itu adalah pilihan hidupnya, saat ini fokusku hanya menenangkan diri agar tangisanku terhenti supaya tidak menggangu tidur malaikat kecilku.

Mas Denis mengambil Danish dari dekapanku, dan meletakkannya di ranjang, setelahnya ia menghadapkan tubuhku, mendorong kasar tubuh ini tanpa diduga ia ******* bibir ini kasar hingga terasa sakit, refleks Aku mendorongnya dengan sisa tenaga yang kumiliki.

"Jangan lakukan itu padaku, kita sudah bukan suami istri! Jangan jadikan Aku wanita kotor yang bisa kamu sentuh, status kita sudah berubah, ingat itu!"

Tanpa menunggu jawaban, aku mendorong tubuhnya hingga luar pintu kamar, dan mengunci kamar, dengan isakan tangis, saat ini benar-benar rapuh dan terpuruk.

Bergegas meraih ponsel untuk memesan taksi online, aku sudah merapihkan dari semalam semua barang yang akan di bawa dari rumah ini.

Semalam aku sudah memikirkan apa saja yang akan dilakukan untuk melanjutkan hidupku bersama malaikat kecilku. Setelah semua rapih, aku bergegas menuruni tangga dengan menggendong Danish dan menarik koper. Mas Denis langsung berjalan cepat menghampiriku.

"Aku sudah menyiapkan mobil agar kita mendampingi Danish operasi ROP siang ini." Ia berucap tenang melupakan kejadian ketika ia mencuri ciuman pada mantan istri yang baru ditalaknya.

"Tidak perlu Mas, ini nomor telepon kuasa hukum yang aku tunjuk untuk menangani proses cerai juga hasil penjualan rumah kita nantinya, terimakasih atas semua kebaikan yang pernah Mas lakukan padaku selama kita menikah."

Mata ini mulai berkaca-kaca, menahan agar air mata tidak menerobos keluar, berusaha tegar saat ini, aku harus kuat demi anakku, meski harus mengumpulkan serpihan hati yang sudah hancur.

Demi anakku tidak akan ada penyesalan atas semua yang telah terjadi dan meyakini bahwa kesedihan akan berlalu dalam hidupku.

"Ijinkan aku mengantarmu dan anak kita."

"Sejak kamu memutuskan untuk menceraikan aku karena tidak mau menerima Danish yang sangat sempurna ini, sejak saat itu kamu tidak berhak menyebut Danish anakmu, dan jangan berharap Danish akan mengakuimu sebagai papanya."

Aku pun berlalu cepat menuju taksi yang sudah kupesan dan meninggalkannya yang masih terpaku berdiri, setelah di dalam mobil, kutengok kebelakang, Mas Denis mengejar mobilku yang tengah melaju berlalu dari rumah yang telah aku tempati selama menikah dengan Mas Denis. Kuusap air mata yang mulai berjatuhan di pipi, memberikan kecupan pipi pada malaikat kecilku.

"Kita akan bahagia sayang meski tanpa papamu, kita akan berjuang agar kamu tumbuh normal, sehat seperti anak lainnya, mama akan selalu disisimu."

Pecah sudah tangisku selama dalam perjalanan, meringankan rasa sesak di dada dan rasa sakit di hati ini sambil mendekap erat Danish putraku, sumber kekuatan dan kebahagiaanku saat ini.

Aku sudah sampai di tempat tujuan, berada dipanti asuhan yang dulu menjadi rumahku, mantan Ibu mertuaku enggan memberikan restu dan bersikap tidak baik karena aku anak yatim-piatu yang tidak mengetahui asal usul keluarga.

Aku ditemukan pemilik panti di depan pintu panti asuhan. Namun, nasib baik berpihak padaku setelah di adopsi oleh salah seorang donatur tetap panti asuhan ini dan membiayai sekolah maupun kuliahku di fakultas kedokteran.

Namun, kuliahku terhenti ketika memutuskan menikah dengan Mas Denis dan fokus mengurus rumah tangga.

"Sudahlah panti asuhan ini selalu terbuka untukmu Amanda," ucap Bu Maya.

"Bahkan rumah ummik pun terbuka untukmu sayang," sahut seseorang yang kukenal.

Kulihat ummik muncul di ambang pintu, tanpa pikir panjang langsung memeluknya menumpahkan seluruh air mata, Ummik adalah Ibu yang telah mengadopsi dari panti asuhan ini, aku menceritakan semua yang terjadi dalam pernikahanku pada Ummik dan Bu Maya.

"Berusahalah melupakan rasa sakitmu Amanda, karena Danish membutuhkanmu, kita harus melakukan tindakan medis agar Danish tumbuh optimal dan sehat nantinya, kamu harus kuat," ucap Bu Maya.

"Kembalilah kerumah ummik, Nak. Abi pasti senang memiliki cucu tampan seperti Danish dan Gita juga pasti bahagia memiliki keponakan yang akan meramaikan rumah kita dengan tangis dan tawanya," ucap Ummik seraya menimang Danish dalam gendongannya.

Setelah enam tahun Ummik mengadopsiku, beliau berhasil hamil dan melahirkan anak bernama Gita, kami dibesarkan bersama layaknya saudara kandung tanpa mendapatkan perlakuan berbeda.

"Kamu juga bisa menjadikan panti ini untuk dijadikan rumah keduamu Amanda." Mendengar penuturan Ummik dan Bu Maya membuat hati ini terasa tenang, menambah semangatku untuk tetap berdiri menata hidup dan kebahagiaan bersama Danish.

"Sebaiknya kita kerumah sakit sekarang untuk melakukan operasi ROP yang telah direncanakan, barang-barangmu biar nanti supir yang mengurusnya," ucap Ummik.

Aku pun menyetujuinya, sudah kuputuskan akan kembali ke rumah ummik, aku sangat beruntung di kelilingi orang-orang yang tulus menyayangi dan juga menerima keberadaan malaikat kecilku.

Setibanya dirumah sakit ....

"Kita akan melakukan tindakan operasi laser pada retina mata dua jam lagi, semoga operasi berjalan lancar, beruntung anak anda melakukan skrining Retinopathy Of Prematurity (ROP) dengan cepat sehingga sedari awal sudah terdeteksi dan bisa melakukan tindakan medis secepatnya, hingga memungkinkan terbebas dari kebutaan karena masih stadium dua yang masih bisa diperbaiki syaraf retina pada matanya." Dokter spesialis mata menjelaskan secara detail.

Penjelasan dokter membuat hati ini lega, karena kemungkinan ia bisa melihat lebih besar, aku optimis akan hal itu, anakku akan tumbuh sempurna nantinya meskipun membutuhkan proses pengobatan yang panjang.

"Lakukan yang terbaik untuk cucu saya, Dok. saya percayakan semua tindakan medis pada Dokter," ucap ummik.

Dalam proses menunggu operasi, aku terduduk di ruang tunggu sedangkan Ummik mengurus administrasi.

Kulihat sepasang suami istri mendorong kursi roda anaknya yang berumur kurang lebih enam tahun, mereka tampak bahagia dan menyayangi anak mereka dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki anaknya.

Sesekali sepasang suami istri itu bergantian menggendong dan menyuapkan makanan berupa susu pada selang yang menempel disaluran hidungnya yang kuketahui bernama selang NGT, selang yang tersambung ke saluran pencernaan guna memberikan nutrisi makanan pada anak berkebutuhan khusus, anak yang tetap sempurna yang telah diciptakan-Nya.

Mereka terlihat bahagia, membuat pikiranku menjadi berandai-andai, membayangkan itu adalah aku, Mas Denis serta malaikat kecilku, tak terasa air mata menetes membasahi pipi

"Seandainya Papa kandungmu menerima semua keadaan ini dan berjuang bersama kita, pasti saat ini kita bahagia," bisikku seraya menciumi pipi malaikat kecilku.

Ditengah rasa sedih, kurasakan seseorang duduk berlutut didepanku.

"Mas Denis...," ucapku kaget melihat ia berada di depanku saat ini.

"Aku datang Amanda, sesuai janjiku kemarin akan menemani anak kita menghadapi operasi yang akan ia jalani," ucap Mas Denis dengan tersenyum.

Bukan bahagia yang kurasakan tapi terasa semakin terpuruk dalam kesedihan, lebih baik aku dicaci agar dapat membencinya dengan setiap cacian yang diucapkan, daripada bersikap manis yang akan memunculkan sebuah harapan yang tidak akan tercapai.

"Hai anak tampan, sini papa gendong sayang, kamu sudah bobo belum? Habis mimi susu ya ...." Aku hanya diam terpaku menyaksikan interaksi Mas Denis mengajak bicara Danish sambil menimangnya.

"Amanda hari ini kamu kontrol kandungan post SC, 'kan?"

"Iya Mas."

"Biar Aku temani nanti."

"Tidak perlu," jawabku singkat.

Canggung dan perasaan sedih yang kurasakan saat ini, hari pertama berstatus mantan, sepertinya tidak akan kutemui rasa nyaman dan bahagia saat bersamanya, tapi rasa sakit yang kudapat jika melihatnya.

"Denis!" Suara pelan namun terdengar penuh penekanan, Ibu muncul dihadapan kami.

"Kamu pintar ya Amanda, menggunakan anak cacat ini sebagai alat merubah keputusan Denis untuk tidak menceraikanmu, Denis berikan anak itu pada ibunya, kita pergi sekarang!!!" Lanjut Ibu.

"Bu, tolong jangan buat keributan, ini rumah sakit!" Pinta Mas Denis pada Ibunya.

Aku hanya diam sambil menerima tubuh mungil Danish dari tangan Mas Denis, kupeluk tubuh Danish, mengelus punggung badan dan menimang agar tenang karena saat dia lepas dari dekapan Denis bayi kecilku menangis kencang seakan menolak lepas dari papanya.

"Ibu tenang saja, Mas Denis sudah berucap talak terhadapku tadi pagi, tidak ada celah atau pun alasan untuk kami kembali, Mas Denis dan Ibu silahkan pergi dari tempat ini!" ucapku tegas meski hati ini tercabik-cabik.

"Bagus kalau begitu, ayo Denis kita pulang atau Ibu akan membuat keributan di tempat ini!" seru Ibu.

Mas Denis pun menurut dan meninggalkan kami berdua, Danish masih tetap menangis dalam gendonganku, ia mengerti bahwa kali ini adalah pertemuan terakhir dengan papa kandungnya, esok anakku yang tidak berdosa akan tumbuh tanpa sosok papa disampingnya, aku akan menjadi orang tua tunggal.

"Menangis lah, Nak. Tapi berjanjilah ini air mata terakhir yang kita keluarkan untuk orang yang telah meninggalkan kita, mereka tidak layak untuk kita tangisi, kedepannya Mama akan mengusahakan kebahagiaan untukmu. Sehat sayang agar mama bisa menunjukkan pada mereka bahwa kamu anak sempurna yang telah diciptakan-Nya." Kukecup semua sisi wajah anakku dengan isakan tangis yang tertahan agar orang lain tidak mengetahuinya.

"Kamu alasan mama tetap bertahan, sumber kebahagiaan mama saat ini ditengah titik terendah fase kehidupan, Mama sayang kamu, Nak."

Aku dan bayiku menangis bersama. Sudut ruang tunggu rumah sakit menjadi saksi tumpahnya air mataku dan malaikat kecilku merelakan seseorang yang telah membuat luka sangat dalam di hati ini seumur hidup.

~Bersambung

Follow akun Lisfi_triplets, rate dan subscribe cerita.

Terpopuler

Comments

Rusiani Ijaq

Rusiani Ijaq

cerita nya seakan nyata di depan mata 😭😭😭

2023-09-03

0

Patrish

Patrish

dua part yang menguras air mata..mengiris hati😭😭😭😭😭

2023-08-11

1

novi 99

novi 99

bukan surga yang kau cium Denis ...
tapi ketiak emak mu ... gak tau mana yang benar ... tidak selamanya surga itu di telapak kaki ibu jika ibumu menuntun mu ke neraka.

2023-06-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!