"Lord Lopak semua pasukan kita sudah dalam posisi kita bisa menyerang kota Bolvak kapanpun anda mau."
"Kalau begitu kita tidak perlu menunggu lagi aku sudah tidak sabar untuk mendapatkan kota itu."
"Kalau begitu hamba Komandan Zruta akan melakukan penyerangan pertama aku yakin Kalau hanya merebut benteng Bolvak yang di jaga Prajurit milisi itu Pasukan sayap kiri saja sudah cukup."
Komandan Zruta meminta ijin pada Lord Lopak untuk melakukan penyerangan pertama dengan 20.000 Pasukan di sayap kiri yang dia pimpin tapi komandan lain di sana terlihat kurang setuju dan langsung berbicara.
"Hahaha Komandan Zruta kamu belum lama di angkat menjadi Komandan menggantikan Karisa yang berkhianat, jadi seharusnya kamu tidak mendahuluiku, penyerangan pertama seharusnya di lakukan oleh komandan yang lebih berpengalaman sepertiku."
"Ah.. Komandan Mozart maafkan aku bukan maksudku untuk bersikap lancang tapi hamba rasa Pasukan hebat anda akan terlalu berlebihan kalau hanya untuk menghadapi pasukan milisi Bolvak."
"Zruta menang benar kalau lawan kita sekarang hanyalah sekumpulan kecoak yang dengan mudah dapat di injak-unjak Prajurit kita tapi biarkan Lord Lopak yang memutuskan siapa yang akan melakukan penyerangan Pertama."
Mereka terlihat begitu meremehkan Pasukan yang bertahan di kota Bolvak karena tidak mengetahui dengan pasti seberapa besar dan kuat pasukan yang bersembunyi di belakang benteng kota Bolvak, mereka menggunakan informasi lama mengenai kekuatan militer milik Lord Bolvak yang di perkirakan hanya berjumlah sekitar 5.000 Pasukan inti dan sisanya hanya 15.000 Pasukan yang di dominasi oleh milisi.
"Aku senang dengan kepercayaan diri kalian, memang akan terlalu berlebihan bila mengerahkan semua pasukan kita kalau hanya untuk menyerang kota Bolvak, tapi kita juga tidak boleh terlalu meremehkan mereka jadi Komandan Mozart aku serahkan penyerangan Pertama padamu."
"Siap Lord Lopak aku pasti dapat langsung mengambil alih benteng dan kota itu."
"Bagus jangan kecewakan aku."
komandan Mozart kemudian langsung kembali ke depan pasukanya setelah mendapat perintah untuk melakukan penyerangan Pertama sedangkan Pasukan Paladin kuil Sirak kelihatanya Lord Lopak masih berniat menyimpan mereka karena dia berpikir pasukan Lopak sendiri sudah cukup untuk mengambil alih kota Bolvak di depan mereka.
"Komandan Mozart alat pendobrak gerbang sudah siap."
Seorang prajurit memberikan laporan mengenai alat pendobrak benteng, Pasukan di dataran Tandora memang terkenal dengan Pasukan berkuda mereka untuk itulah alat pendobrak yang biasa mereka gunakan juga sedikit berbeda dengan pendobrak benteng di wilayah kerajaan lain.
Alat pendobrak itu terlihat lebih besar dan berat dengan empat roda dan tentu saja karena ukuranya yang begitu besar akan lebih sulit untuk di seret ke depan gerbang benteng musuh tapi hal itu dapat mereka atasi dengan mudah, alat pendobrak itu di ikatkan dengan banyak tali tambang dan di tarik oleh puluhan ekor kuda kuat hingga ukuran dan berat pendobrak itu bukan lagi masalah.
"Pasukan maju..!!"
"Hoahhh..!!?"
Pasukan beekuda sayap kanan yang di pimpin oleh Komandan Mozart langsung maju bergerak dengan cepat menyerbu ke arah benteng kota Bolvak.
Sementara di balik benteng di balik benteng beberapa prajurit Bolvak terlihat langsung bergerak mundur untuk memberikan laporan pada para perwira Prajurit yang tersebar di beberapa pos Pasukan di dalam wilayah kota.
"Komandan Kramel Pasukan sayap kanan musuh sudah bergerak maju sebentar lagi mungkin mereka akan sampai tepat di depan benteng."
"Jadi mereka sudah mulai bergerak."
Komandan Kramel menerima informasi itu dan Komandan Karisa yang juga berada di sana terlihat akan menanggapinya.
"Komandan Kramel sepertinya kita beruntung hanya sayap kanan saja yang melakukan penyerangan."
"Benar bila mereka melakukan penyerangan penuh maka kita akan sangat kesulitan menahan mereka."
"Untunglah kita melakukan strategi ini karena bila kita melakukan pertempuran di atas benteng kemungkinan pihak Lopak akan dapat melihat Pasukan Silmarin dan Pasukan Remaria hingga mereka akan mengerahkan lebih banyak pasukan."
"Komandan Karisa apakah kamu juga berpikir kalau Pangeran Antonio sudah memperkirakan hal ini, menyembunyikan kekuatan kita yang sebenarnya untuk mengecoh musuh dan juga agar pihak musuh kehilangan kewaspadaan mereka dan mengambil keputusan yang salah."
"Tidak ada yang kebetulan dalam strategi militer itulah yang di percayai semua orang, yang mulia Pangeran Antonio memang pembuat strategi terhebat dalam sejarah itu sudah terbukti saat menghadapi pasukan kekaisaran Hereven di masa lalu."
"Benar entah seberapa jauh pahlawan kita bisa memperkirakan pergerakan musuh kita benar-benar beruntung memiliki beliau di pihak kita."
Sebenarnya Antonio juga tidak memperkirakan hal itu dan itu hanya terjadi begitu saja tapi semua prajurit kota di kota Bolvak menganggapnya adalah bagian dari rencana yang telah di susun oleh Pangeran Antonio pahlawan mereka.
"Kalau begitu komandan Kramel kurasa sudah saatnya aku kembali ke posku untuk melakukan rencana penyergapan."
>>>>>>
Suara Hentakan kaki kuda yang berlari menyerbu terdengar bergemuruh dan dengan cepat Pasukan berkuda itu dapat berada tidak jauh dari benteng kota Bolvak.
"Komandan Mozart.!!"
"Ada apa..?!"
"Komandan situasi ini bukankah sangatlah aneh..!"
Seorang kapten Prajurit Lopak mengatakan itu pada komandan Mozart yang berkuda menyerbu bersamanya.
"Apa maksudmu kapten bukankah Pasukan kita dapat maju dengan mudah.?"
"Benar tapi justru itu yang membuatku tidak terlalu menyukai situasi ini karena ini terlalu mudah lihatlah tidak ada anak panah ataupun Prajurit yang terlihat berjaga di atas benteng yang kita serbu."
Akhirnya komandan Mozart juga menyadari hal itu karena tidak ada Prajurit yang terlihat di atas benteng musuh dan hanya bendera Bolvak yang berkibar di atas sana.
"Heh.. Kapten kamu terlalu kawatir memangnya bisa apa mereka untuk menahan Pasukan kita, mungkin mereka sudah menyerah untuk mempertahankan benteng dan berlari mundur ke sisi lain benteng kota untuk keluar dan melarikan diri."
Komandan Mozart yang masih memacu kudanya mengatakan itu dengan penuh percaya diri dan kaptenya akhirnya berbicara.
"Oh.. kalau begitu ini bagus kita akan dapat mengambil alih benteng dan kota itu dengan mudah."
"Hahaha.. aku beruntung karena melakukan penyerangan Pertama, jika berjalan lancar Prajuritku tidak akan mengalami kerugian apapun, jadi Pasukan pacu kuda kalian lebih cepat..!"
"Yahhh....!!?"
"Hahahaha...!!?"
Pasukan sayap kanan Lopak di bawah Komandan Mozart sudah berada di depan benteng kota Bolvak dan mereka semua tertawa karena penyerangan mereka dapat berjalan dengan mulus.
"Ini benar-benar mudah tidak ada perlawanan dan tidak satupun korban dari prajuritku, kalian cepat bawa alat pendobraknya."
"Yahhh...?"
Alat pendobrak sudah sampai di depan gerbang dan beberapa prajurit segera memutar roda penggerak untuk mengayunkan pendobrak itu.
"Ayunkan..!?"
"Yahhh...!!"
"Duarkk..!?"
Dalam sekali ayunan pintu gerbang besar itu terlihat langsung terbuka, meskipun seharusnya itu terlihat cukup mencurigakan karena gerbang itu harusnya akan hancur setelah beberapa kali benturan kuat dari alat pendobrak, tapi jangankan hancur pintu gerbang itu malah terbuka dan terlihat tetap utuh.
Sebenarnya pintu gerbang itu memang hanya di tutup tapi tidak di kunci rapat agar pasukan Lopak tidak menyerang dari bagian atau sisi lain benteng kota dan itu akan menjadi lebih mudah memperkirakan posisi pergerakan pasukan Lopak yang menyerbu ke dalam wilayah kota.
"Komandan Mozart apakah kita akan menunggu Pasukan utama kita untuk melakukan penyerbuan penuh ke dalam kota.?"
"Apa kamu bodoh, kapten bila kita menyerang lebih dulu Pasukan kita bisa melakukan penjarahan dan menyembunyikan harta berharga ke dalam saku Prajurit kita tanpa sepengetahuan Lord Lopak."
"Benar juga Pasukan kita pasti akan sangat senang melakukan hal itu tapi bagaimana bila ada pasukan musuh di dalam kota.?"
"Jika ada pasukan musuh kita akan membantai mereka, lagi pula bukankah mereka hanya Milisi."
"Benar juga lagi pula kalau melihat dari apa yang telah di lakukan pihak militer Bolvak aku pikir mereka sedang berusaha melarikan diri ke sisi barat kota atau Lord Bolvak sedang bersiap-siap untuk melakukan penyerahan kotanya."
"Ini akan menjadi prestasi besarku, jadi kita akan langsung menyerbu masuk ke balik benteng tidak akan aku biarkan Pasukan komandan Zruta ataupun Lord Lopak mengambil semua hadiah kemenangan ini sendiri."
"Pasukan maju, ambil semua yang bisa kalian ambil sebelum Pasukan yang lain ikut menyerbu kota..!!"
"Yahhh..!?"
"Jarahh semuanya..!!"
"Huahahahaha...!!?"
Pasukan sayap Kanan menyerbu masuk ke balik benteng dan segera mendobrak memasuki rumah-rumah dan Toko-toko milik penduduk untuk melakukan penjarahan, mereka sudah lupa tentang tujuan utama penyerangan mereka yaitu untuk merebut benteng dan menghabisi Pasukan musuh.
Pasukan itu telah berpencar dan terpecah karena kesalahan dari Komandan Mozart, kerakusan mereka akan harta segera mereka akan bayar dengan sangat mahal.
"Komandan Mozart..?"
"Hahaha Kapten kita akan maju dan biarkan sebagian Prajurit terus melakukan penjarahan mereka akan akan menyusul kita nanti."
"Baik komandan."
Komandan Mozart di dampingi sebagian prajuritnya terus maju lebih dalam ke wilayah kota dan tidak menyadari kalau mereka telah berjalan ke dalam perangkap yang telah di siapkan musuh.
"Komandan kita sudah maju cukup jauh haruskah kita menunggu Pasukan yang di belakang.?"
Sambil mengendarai kudanya komandan Mozart terus maju tapi kaptenya merasa sedikit kawatir karena mereka tidak melihat satupun Prajurit Bolvak sepanjang perjalanan.
"Biarkan mereka kapten kita akan langsung menuju pusat kota dan menunggu Prajurit kita disana, kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan besar ini."
"Begitu jadi komandan Mozart bermaksud menjadikan lokasi itu sebagai titik berkumpul sebelum melakukan penyerangan ke kastil kota."
"Tentu saja alun-alun pusat kota adalah lokasi paling strategis untuk rencana ini, kita harus mengambil alihnya secepat mungkin."
"Baiklah Komandan kalau begitu aku akan kembali ke barisan Prajurit yang tertinggal di belakang untuk menyampaikan hal ini."
Tentu saja Kapten Prajurit itu tidak ingin mengambil resiko untuk maju bersama komandan Mozart ke tempat musuh yang belum terlihat apa lagi hanya dengan separuh Prajurit, terlalu beresiko bila ternyata semua ketenangan kota ini hanyalah sebuah jebakan, Pasukan Bolvak kemungkinan bisa muncul kapan saja dengan kekuatan penuh dan saat itu Pasukan milik komandan Mozart akan sangat di rugikan.
"Kapten aku mengerti sangat bodoh meninggalkan sebagian Pasukan kita tanpa ada yang memimpin jadi cepat pergilah kesana aku percaya padamu."
"Terimakasih komandan Mozart.."
Kapten itu tidak memberitahukan tentang apa yang dia pikirkan karena mengungkapkanya hanya akan di anggap menentang perintah, lagi pula kapten Prajurit itu berpikir bila komandan Mozart mati dia akan naik pangkat untuk menggantikanya sebagai komandan utama Pasukan sayap kanan.
Kapten Prajurit itupun memutar arah kudanya dan menuju unit Pasukan yang tertinggal dan berbicara pada mereka.
"Bagaimana apakah kalian sudah selesai menjarah harta dari rumah-rumah penduduk itu."
"Kapten Prajurit ini aneh kami sama sekali tidak menemukan emas atau permata yang tertinggal, yang ada hanya barang-barang yang kurang berharga ini."
Kapten mereka menatap tumpukan barang yang Prajurit telah kumpulan tapi itu bukan emas dan permata bahkan jika mereka mengangkutnya itu semua akan langsung di ketahui oleh Lord Lopak.
"Apa, itu barang-barang yang tidak berguna percuma saja bila kalian tidak bisa menyembunyikan semua itu dari Lord Lopak dan jangan bercanda denganku apakah kalian berniat menyembunyikan harta yang lebih berharga untuk diri kalian sendiri.!"
"Maafkan kami Kapten tapi sungguh hanya semua itu yang kami temukan, kemungkinan para penduduk telah membawa emas mereka saat melarikan diri."
"Sial kalau begini Komandan Mozart pasti akan marah besar."
"Lalu apa yang harus kita lakukan kapten apakah kita akan menyisir rumah-rumah yang lain."
"Tidak kita akan menyusul komandan Mozart percuma kita mencari harta di sini kita akan kejar para penduduk dan memaksa mereka menyerahkan harta yang mereka bawa."
"Baik komandan.?"
Sementara itu seorang prajurit yang baru saja kembali dari lokasi rumah penduduk terlihat berlari ke arah kapten Prajurit sambil berteriak.
"Pasukan musuh.!!"
"Apa yang terjadi..!?"
"Serangan pasukan musuh telah terlihat, mereka datang dari arah selatan tempat ini.!"
"Apa, Pasukan musuh tapi bila Pasukan Bolvak di sini siapa yang akan menjaga kastil mereka.?"
"Musuh Pasukan musuh datang dari arah utara.!!"
"Bagaimana bisa pasukan Bolvak hanyalah milisi jika mereka memecah kekuatan Prajurit mereka, mereka akan menjadi sangat lemah."
"Kapten apa perintah anda.?"
"Mereka hanyalah Milisi cepat bentuk barisan dan hancurkan mereka semua..!"
"Baik kapten..!"
Kapten Pasukan Lopak tidak tahu kalau Pasukan yang mengepung mereka dari dua arah itu bukanlah Pasukan Bolvak melainkan 10.000 Pasukan Silmarin dari arah selatan dan jumlah yang sama dari arah Utara, menghadapi 10.000 Pasukan Bolvak yang tertinggal dan terkepung dari dua arah bukanlah hal sulit untuk mereka hadapi.
Pasukan Silmarin terus bertempur dan membantai pasukan Lopak yang terpecah lagi menjadi dua bagian di sisi utara dan selatan, kapten mereka belum bisa melihat Pasukan itu karena berada di jalan utama Kota sampai akhirnya beberapa prajurit Lopak terlihat berlari dari gang di balik bangunan.
"Katakan apa yang terjadi kenapa kalian mundur.?!"
"Kapten Pasukan kita telah di hancurkan.!"
"Apa bagaimana bisa kalian kalah hanya dari milisi kalian adalah prajurit yang terlatih.!"
"Kapten mereka bukanlah Prajurit Bolvak.!"
"Apa yang kamu katakan ini kota Bolvak tentu saja Prajurit mereka yang menjaga kota ini."
"Tidak kapten mereka memakai Armor dengan lambang Silmarin mereka adalah pasukan Silmarin.!"
"Silmarin bagaimana bisa mereka di kota ini, kurang ajar pantas saja mereka tidak menjaga benteng kota, Silmarin telah datang lebih dulu sebelum kita untuk membantu Bolvak."
Tentu banyak orang yang telah mendengar tentang persahabatan Lord Bolvak dan Lord Silmarin di masa lalu dan kapten itu berpikir kalau mereka masih saling berhubungan sampai saat ini.
"Kapten kita harus segera bergabung dengan komandan Mozart mereka telah mengepung jalan kita untuk mundur menuju pintu gerbang timur."
"Tidak ada jalan keluar selain maju, Prajurit kita harus segera bergabung dengan komandan Mozart secepatnya.!"
"Baik.."
Kapten Prajurit Lopak dan Pasukanya segera menaiki kuda mereka kembali dan bergegas menyusul komandan Mozart.
"Hahh bagaimana bisa semua ini terjadi, padahal aku sudah memperkirakan kalau pihak Bolvak pasti menyiapkan semacam jebakan tapi aku tidak menyangka kalau Pasukan Silmarin akan ikut terlibat di dalamnya."
"Kapten..!"
Pasukan berkuda di bawah kapten itu seketika berhenti ketika mereka melihat Pasukan besar di depan mereka, tapi itu bukanlah Pasukan teman mereka yang berada di bawah Komandan Mozart melainkan Pasukan milisi Bolvak yang bersama Pasukan yang tidak seharusnya bisa berada di tempat dan situasi ini.
"Re... Remaria..??!"
"Apa yang terjadi kenapa Pasukan kerajaan Remaria berada di kota ini.!?"
Pasukan Bolvak di bawah Komandan Mozart telah di kalahkan dan kapten itu melihat sosok yang tidak asing di antara para prajurit Remaria dan milisi Bolvak, itu adalah Komandan Mozart yang terduduk pasrah dengan belenggu di leher dan tanganya.
"Pasukan Lopak menyerahlah komandan kalian sudah tertangkap dan sebagian Pasukan kalian telah kami kalahkan."
Kapten itu terlihat sangat bingung dengan keadaan ini, Pasukan Silmarin telah berada di belakang mereka memblokir jalan untuk kembali dan di depan mereka juga hanyalah jalan buntu, tidak ada pilihan lain selain menyerah bila mereka masih ingin tetap hidup.
Kapten Prajurit Lopak itupun segera turun dari kudanya dan langsung menjatuhkan lututnya beserta pedangnya ke tanah menandakan penyerahan diri bersama Prajurit yang tersisa di sana.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Kang_Wah_Yoe
👍👍👍👍
2022-03-08
0
Ary Dunyanto
lanjutken
2021-09-07
0
Alter-Ruu
thanks to human greed
2021-08-15
0