Ancaman Yang Mulai Berdatangan

Albern memandang Zivanna penuh selidik. Adiknya ini tampak salah tingkah karena tatapan mata Albern yang begitu intens. Ada sesuatu yang berusaha Zivanna sembunyikan dari kakaknya ini, perihal keinginannya untuk tetap menjadi seorang mahasiswi disaat seharusnya dia telah diwisuda. Zivanna hanya bersikeras jika saat ini dia masih belum siap untuk bergabung di perusahaan dan memilih untuk tetap menjadi seorang mahasiswi.

"Jika kamu sangat suka belajar, harusnya kamu melanjutkan pendidikanmu dan mendapatkan gelar Magister, bukannya menolak di wisuda seperti ini, Zi." Ujar Albern sambil menghela nafasnya. Ini adalah yang ketiga kalinya dia datang memenuhi panggilan dari pihak kampus sebagai wali Zivanna karena hal itu.

"Aku tidak mau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, Kak. Aku hanya ingin Kakak memberiku waktu setahun, setelah itu aku pasti akan menyelesaikan pendidikanku dan bergabung di perusahaan. Tapi saat ini aku sungguh ingin seperti ini saja. Aku mohon, Kak..." Ujar Zivanna dengan nada memohon.

"Dan tolong jangan biarkan Mama Papa tahu masalah ini." Tambah Zivanna lagi.

Albern kembali menghela nafasnya.

"Meksipun saat ini Mama dan Papa tidak tahu, tapi pada akhirnya mereka pasti akan tahu juga." Jawab Albern.

"Aku harap kamu bisa memberikan alasan yang bagus pada mereka saat mereka tahu nanti."

Zivanna terdiam dan menunduk. Sedangkan Albern tampak masih berusaha menebak-nebak apakah kiranya yang sedang ingin dilakukan adiknya ini hingga dia sampai melakukan hal di luar nalar.

"Baiklah, aku anggap sekarang kamu sedang ingin bermain-main. Tapi ingat, Zi, dikemudian hari jangan sampai kamu melakukan hal seperti ini lagi. Kalau sampai Mama tahu, bisa-bisa dia terkena tekanan darah tinggi " Ujar Albern akhirnya. Mengingat jika sedari kecil dia sendiri tidak punya waktu untuk bermain, akhirnya Albern memutuskan untuk memberikan Zivanna sedikit kebebasan.

Zivanna menunduk sambil menghela nafasnya.

"Iya, Kak. Aku janji. Setelah ini aku tidak akan menyulitkan Kakak lagi. Aku juga pasti akan segera membantu Kakak di perusahaan."

Albern menatap Zivanna sekali lagi, lalu mengangguk.

"Tepati janjimu itu." Ujarnya kemudian.

Albern hendak beranjak saat kemudian Darrel datang dengan membawa bunga serta sekotak coklat di tangannya.

"Tuan Muda." Darrel membungkuk hormat pada Albern.

Zivanna tampak sedikit melebarkan matanya saat melihat apa yang Darrel bawa.

"Zi..." Darrel ingin mengatakan sesuatu, tapi kemudian dia menyadari saat ini ada Albern.

"Maksud saya Nona Muda." Ujar Darrel meralat kata-katanya. Wajah Albern yang tampak tengah mengamatinya membuat Darrel sedikit salah tingkah.

Albern tahu jika Darrel adalah sosok yang diam-diam diatur Zaya untuk menjaga Zivanna. Karena sudah mengenal anak itu dari kecil, Albern juga tidak keberatan dan setuju saja dengan apa yang dilakukan Mamanya itu. Apalagi Darrel juga punya kepribadian yang baik. Meski usianya lebih muda setahun dari Zivanna, tapi dia bisa memenuhi tugasnya dengan baik selama ini.

Tapi kemudian Albern seakan menyadari sesuatu, Zivanna kuliah setahun lebih dulu dari Darrel, apa jangan-jangan keinginan Zivanna untuk menunda diwisuda ada kaitannya dengan pemuda ini?

"Apa yang kamu bawa itu?" Suara Zivanna tiba- tiba membuyarkan lamunan Albern.

"Ah, ini. Lily memberikannya padaku." Jawab Darrel.

Sontak Zivanna dan Albern membeliakkan mata mereka secara bersamaan.

"Apa?" Kakak beradik itu juga bertanya secara bersamaan.

"Tadi ada anak lelaki dari fakultas lain yang memberikan ini pada Lily. Karena tidak enak harus menolaknya di tempat umum, Lily terpaksa menerima pemberian orang itu. Tapi kemudian dia memberikannya padaku." Ujar Darrel lagi menjelaskan.

Zivanna tampak menghela nafas lega.

"Lily bilang kasihan bunga dan coklatnya kalau mau dibuang. Dia menyuruhku untuk memberikannya pada orang lain, tapi aku tidak tahu harus memberikannya pada siapa." Tambah Darrel lagi.

"Kalau begitu, berikan padaku." Tiba-tiba Albern meraih bunga dan coklat di tangan Darrel.

"Tuan Muda?" Darrel melihat Albern dengan agak bingung. Sulit dipercaya Albern menginginkan bunga dan coklat di tangannya. Tapi tak urung dia melepaskan kedua benda tersebut hingga berpindah ke tangan Albern.

Albern tampak memandangi bunga dan coklat yang berada di tangannya dengan tatapan yang sulit dilukiskan, kemudian berlalu tanpa berkata-kata lagi.

Zivanna dan Darrel tampak terperangah melihat apa yang Albern lakukan tadi. Keduanya bahkan masih mematung meski Albern telah tak terlihat lagi.

"Darrel, ada apa dengan Kakakku?" Tanya Zivanna kemudian setelah membeku selama beberapa saat.

"Entahlah...Tuan Muda terlihat seperti orang yang sedang cemburu." Jawab Darrel.

"Cemburu?" Sontak Zivanna menoleh kearah Darrel.

"Kakakku cemburu karena ada yang memberi bunga dan coklat pada Lily?" Tanya Zivanna lagi.

"Sepertinya begitu."

Zivanna kembali melebarkan matanya dengan mulut yang agak ternganga.

"Apa maksudmu...itu berarti Kakakku juga menyukai Lily?"

Darrel menoleh kearah Zivanna tanpa berkata-kata. Dia tak tahu harus menjawab pertanyaan Zivanna tadi seperti apa.

Sementara itu, Albern yang telah sampai di area parkir kampus tampak melangkah lebar kearah mobilnya. Di sana tampak sopir sekaligus asistennya telah menunggu.

Dhani, pemuda yang usianya beberapa tahun di bawah Albern itu segera membukakan pintu mobil.

"Buang ini." Perintah Albern sambil memberikan pada Dhani Bunga dan coklat yang dibawanya.

Dhani menerima Bunga dan coklat itu dengan raut wajah bingung.

"Aku bilang buang!" Ulang Albern lagi dengan nada yang lebih tinggi.

"Ba-baik, Tuan Muda." Dhani buru-buru berlalu mencari tempat sampah untuk membuang benda di tangannya itu.

Albern yang belum juga masuk ke dalam mobilnya tampak menghela nafas beberapa kali untuk menenangkan diri. Entah kenapa emosinya tiba-tiba saja tersulut saat mengetahui ada yang memberikan sesuatu berbau romantis pada Lily. Albern merasa marah dan tak tahu mesti meredamnya seperti apa.

Lily, gadis itu kini telah tumbuh menjadi perempuan yang cantik dan ceria. Tentu saja banyak yang menaruh hati padanya. Apalagi Lily punya kepribadian menyenangkan dan pandai mengambil hati orang. Selama ini, Albern memendam perasaannya dalam diam tanpa merasa ada ancaman. Tapi sekarang, tampaknya situasi sudah mulai berubah. Jika dia tidak segera mengambil langkah, bukan tidak mungkin Lily akan menjalin hubungan dengan lelaki lain.

Belum selesai Albern memikirkan tentang Lily, tiba-tiba gadis itu muncul tak jauh dari tempat Albern berdiri, membuat Albern membeku seketika. Namun tak lama kemudian, mata Albern melebar saat seorang pemuda menghadang jalan Lily.

"Lily..." Terdengar pemuda tersebut memanggil nama Lily dengan penuh perasaan.

Lily tampak diam dan menunggu apa yang ingin disampaikan pemuda itu padanya. Tapi kemudian dia agak terkejut saat pemuda itu justru berlutut di hadapannya sambil menyodorkan setangkai mawar merah.

"Aku sudah jatuh cinta padamu sejak lama, Lily. Tolong berikan aku kesempatan. Jadilah pacarku..."

Bersambung...

Kikikikikikk....emak jadi penasaran sama reaksi Albern😂😂😂 Mudah2an bisa up satu lagi buat ganti yg kmren.

Happy reading❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

mendengar ada yg kasih buket dan coklat ke Lily, Albern langsung terbakar... lha ini langsung di depan mata ada yg lagi nembak Lily.. apa kabar hati Albern.. ngamok tuh bisa² 🤭🤭🤭

2024-06-03

0

PeQueena

PeQueena

hiyaaakkkk..ditembak orang tepat dihadapan albern

2022-08-01

0

Putri Armila

Putri Armila

😁😁yg ada ribut itu mah ada albern

2022-02-04

0

lihat semua
Episodes
1 Makhluk Ajaib (Prolog)
2 The Three Musketeers
3 Cast
4 Negosiasi
5 Strategi Pertama
6 Like Mother Like Daughter
7 Seandainya Bukan Hanya Candaan
8 Q&A
9 Batu Sandungan
10 Kasih Sayang Seorang Ayah
11 Desakan Menikah
12 Ancaman Yang Mulai Berdatangan
13 Tak Bisa Lagi Memendam
14 Sebuah Pernyataan Cinta?
15 Reaksi Tak Terduga
16 Komitmen
17 Kita Ini Berpacaran, Kan?
18 Anak Kucing Manis
19 Kejutan Dari Albern
20 Perang Akan Segera Dimulai
21 Backstreet
22 Tipu Muslihat
23 Tak Seindah Ekspektasi
24 Terpukau
25 Menahan Gejolak
26 Lamaran Tiba-Tiba
27 Curiga
28 Ketahuan?
29 Kami Saling Mencintai
30 Kesempatan
31 Sebuah Tuduhan
32 Kesepakatan Dua Mama
33 Briana Yang Meresahkan
34 Galau
35 Cita-Cita Masa Kecil
36 Tamu Tak Diundang
37 Cemburunya Gadis Labil
38 Rayuan
39 Sedikit Kecewa
40 What's Wrong With Darrel?
41 Bayangan Mengerikan yang Membuat Salah Paham
42 Kekhawatiran Zivanna
43 Interogasi
44 Cepat Pulang, Kak Al...
45 Kejutan Manis
46 Hukuman Untuk Gadis Nakal
47 Hadiah Istimewa
48 Di Luar Rencana
49 Harus Apa?
50 Angin Segar
51 Bala Bantuan
52 Calon Menantu Masa Depan
53 Fakta Baru
54 Cerita Tak Terduga
55 Harus Banyak Memberikan Contoh
56 Sang Pangeran Dan Tuan Putri
57 Gagal Syahdu
58 Pasangan Abad Ini
59 Bertemu Briana
60 Pengumuman
61 Kepulangan Evan
62 Alasan Untuk Semua Kemarahan
63 Menjemput Lily
64 Jalan Yang Tak Mudah
65 Terluka
66 Awal Perjuangan
67 Amarah
68 Solusi Ekstrim
69 Shock Therapy
70 Urusan Antar Dua Lelaki
71 Meminta Bantuan
72 Kegelisahan Zivanna
73 Romansa Darrel dan Zivanna
74 Ucapan Tak Terduga
75 Pasangan Absurd
76 Luka
77 Cinta Butuh Pengorbanan
78 Keputusan Lily
79 Godaan Junk Food
80 Pengumuman
81 Janji
82 Demi Sebuah Restu
83 Menolak Bertemu
84 Sebuah Keyakinan
85 Selamat Jalan, Lily. Sampai Bertemu Kembali ....
86 Penantian yang Menyakitkan
87 Pengumuman Again
88 Rekan Bisnis Tak Terduga
89 Kembali
90 Nikahi Aku
91 Darurat Menikah
92 Papamu Akan Menjadi Papaku Juga
93 Harapan Ginna
94 Will You Marry Me?
95 Kejutan Lain
96 Mengejutkan
97 Gaun Pengantin Bersejarah
98 Tolong Jangan Lupakan Papa ....
99 Momen yang Ditunggu
100 First Night
101 Pengakuan Tak Terduga
102 Balada Cinta Sang Nona Muda
103 Lebih Baik Dicintai Daripada Mencintai
104 Mahar untuk Zivanna
105 Bahasa Kalbu
106 Kebahagiaan yang Terus Datang
107 Austin Brylee
108 The Love Story of Albern & Lily (End)
109 Karya Baru
110 Karya Baru Again
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Makhluk Ajaib (Prolog)
2
The Three Musketeers
3
Cast
4
Negosiasi
5
Strategi Pertama
6
Like Mother Like Daughter
7
Seandainya Bukan Hanya Candaan
8
Q&A
9
Batu Sandungan
10
Kasih Sayang Seorang Ayah
11
Desakan Menikah
12
Ancaman Yang Mulai Berdatangan
13
Tak Bisa Lagi Memendam
14
Sebuah Pernyataan Cinta?
15
Reaksi Tak Terduga
16
Komitmen
17
Kita Ini Berpacaran, Kan?
18
Anak Kucing Manis
19
Kejutan Dari Albern
20
Perang Akan Segera Dimulai
21
Backstreet
22
Tipu Muslihat
23
Tak Seindah Ekspektasi
24
Terpukau
25
Menahan Gejolak
26
Lamaran Tiba-Tiba
27
Curiga
28
Ketahuan?
29
Kami Saling Mencintai
30
Kesempatan
31
Sebuah Tuduhan
32
Kesepakatan Dua Mama
33
Briana Yang Meresahkan
34
Galau
35
Cita-Cita Masa Kecil
36
Tamu Tak Diundang
37
Cemburunya Gadis Labil
38
Rayuan
39
Sedikit Kecewa
40
What's Wrong With Darrel?
41
Bayangan Mengerikan yang Membuat Salah Paham
42
Kekhawatiran Zivanna
43
Interogasi
44
Cepat Pulang, Kak Al...
45
Kejutan Manis
46
Hukuman Untuk Gadis Nakal
47
Hadiah Istimewa
48
Di Luar Rencana
49
Harus Apa?
50
Angin Segar
51
Bala Bantuan
52
Calon Menantu Masa Depan
53
Fakta Baru
54
Cerita Tak Terduga
55
Harus Banyak Memberikan Contoh
56
Sang Pangeran Dan Tuan Putri
57
Gagal Syahdu
58
Pasangan Abad Ini
59
Bertemu Briana
60
Pengumuman
61
Kepulangan Evan
62
Alasan Untuk Semua Kemarahan
63
Menjemput Lily
64
Jalan Yang Tak Mudah
65
Terluka
66
Awal Perjuangan
67
Amarah
68
Solusi Ekstrim
69
Shock Therapy
70
Urusan Antar Dua Lelaki
71
Meminta Bantuan
72
Kegelisahan Zivanna
73
Romansa Darrel dan Zivanna
74
Ucapan Tak Terduga
75
Pasangan Absurd
76
Luka
77
Cinta Butuh Pengorbanan
78
Keputusan Lily
79
Godaan Junk Food
80
Pengumuman
81
Janji
82
Demi Sebuah Restu
83
Menolak Bertemu
84
Sebuah Keyakinan
85
Selamat Jalan, Lily. Sampai Bertemu Kembali ....
86
Penantian yang Menyakitkan
87
Pengumuman Again
88
Rekan Bisnis Tak Terduga
89
Kembali
90
Nikahi Aku
91
Darurat Menikah
92
Papamu Akan Menjadi Papaku Juga
93
Harapan Ginna
94
Will You Marry Me?
95
Kejutan Lain
96
Mengejutkan
97
Gaun Pengantin Bersejarah
98
Tolong Jangan Lupakan Papa ....
99
Momen yang Ditunggu
100
First Night
101
Pengakuan Tak Terduga
102
Balada Cinta Sang Nona Muda
103
Lebih Baik Dicintai Daripada Mencintai
104
Mahar untuk Zivanna
105
Bahasa Kalbu
106
Kebahagiaan yang Terus Datang
107
Austin Brylee
108
The Love Story of Albern & Lily (End)
109
Karya Baru
110
Karya Baru Again

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!