Kasih Sayang Seorang Ayah

Lily telah selesai mandi dan memeriksa kembali tugas kuliahnya. Setelah dirasa tak ada yang perlu diubah, dia pun membereskan buku-bukunya dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Lily memejamkan matanya dan berusaha untuk tidur, tapi terasa ada yang begitu mengganjal di hatinya, hingga sangat sulit matanya terpejam. Bayangan wajah Evan yang terlihat begitu marah terus saja terlintas dalam pikiran Lily. Meski tidak terlalu mengerti kenapa Papanya itu bisa sangat marah, tetap saja Lily merasa bersalah. Pasti ada hal tak menyenangkan yang telah ia lakukan, meski tanpa disengaja.

Lily beringsut dari tempat tidurnya, lalu bangkit. Dia keluar dari kamarnya dan pergi ke kamar kedua orang tuanya.

Lily mengetuk pintu kamar berulang kali, sebelum akhirnya Mamanya datang membukakan pintu.

"Lily?" Gumam Carissa saat mendapati Lily sedang berdiri di depan pintu kamarnya.

"Ma, Papa ada di dalam?" Tanya Lily.

"Papamu ada di ruang kerjanya. Ada apa?" Carissa balik bertanya.

"Aku mau menemui Papa..."

Carissa terdiam sejenak. Dia bisa merasakan jika saat ini Lily sedang sangat gelisah.

"Ada beberapa laporan rumah sakit yang harus Papamu periksa." Ujar Carissa kemudian.

Saat ini Evan memang menduduki jabatan yang cukup penting di rumah sakit tempatnya bekerja, hingga tak jarang dia akan ikut andil dalam setiap aktivitas penting rumah sakit tersebut, serta mendapatkan laporan secara berkala. Sedangkan rumah sakit miliknya di Singapura tetap dia kelola dengan dibantu anak dari sepupu Papanya. Keduanya berjalan secara bersamaan dan tak ada kendala sejauh ini.

"Kalau aku menemui Papa sekarang, apa aku akan mengganggu?" Tanya Lily lagi.

Carissa kembali terdiam dan menatap Lily dengan perasaan yang sulit dilukiskan.

"Mungkin lebih baik tunggu sampai besok pagi. Kembalilah ke kamarmu dan segera istirahat." Ujar Carissa.

Lily diam dan terlihat agak kecewa.

"Sepertinya aku tidak akan bisa tidur sebelum menemui Papa." Lily bergumam dengan agak sedih.

Carissa menghela nafasnya. Dia mengerti yang sedang dirasakan putrinya itu saat ini. Sejak kecil Lily telah terbiasa dengan perlakuan penuh kasih sayang dari Evan. Jika ada yang memarahinya, itu sudah pasti Carissa. Tidak pernah sekalipun Evan berkata kasar, apalagi marah-marah kepada Lily. Jika Lily melakukan kesalahan, Evan hanya akan menegurnya, itupun dengan kata-kata yang sangat lembut. Jadi wajar saja jika sekarang putrinya ini merasa sangat gelisah.

"Aku...mau minta maaf pada Papa." Ujar Lily lagi dengan lirih.

Carissa tertegun sejenak, lalu mengusap pucuk kepala Lily dengan lembut. Katakanlah jika Lily memang anak yang bandel, tapi dia sebenarnya sangat peka dan bertanggung jawab. Sekecil apapun kesalahan yang dia lakukan, dia akan mengakuinya dan segera minta maaf, meski kesalahan yang tak disengaja sekalipun.

"Sebenarnya Mama mau ke dapur. Mama mau membuatkan susu jahe hangat untuk Papa. Bagaimana kalau kamu yang mengantarkannya?" Tawar Carissa.

Seketika mata Lily langsung berbinar saat mendengarnya.

Lily pun mengangguk.

"Iya, Ma. Biar aku saja yang mengantarkannya pada Papa." Ujarnya senang.

Carissa tersenyum, lalu mengajak Lily menuju dapur. Dia mengambil susu segar dari dalam lemari pendingin, lalu menghangatkannya dan menuangkannya ke dalam gelas. Carissa menambahkan bubuk jahe dan juga sedikit madu untuk menambah citarasanya. Terakhir, Carissa meletakkan susu jahe tersebut ke sebuah nampan dan juga memberi penutup di atas gelasnya.

"Sekarang antarkan ini ke Papamu. Mama mau langsung beristirahat." Ujar Carissa sambil memberikan susu jahe tersebut pada Lily.

Lily menerimanya dengan tersenyum, kemudian berlalu dari hadapan Carissa menuju ruang kerja Evan. Diketuknya terlebih dahulu pintu ruang kerja Evan sebelum akhirnya masuk ke sana. Tampak Papanya itu sedang berkutat pada beberapa dokumen dan tak melihat kearahnya.

"Papa, aku membawakan susu jahe untuk Papa. Silahkan diminum dulu." Ujar Lily sambil meletakkan susu jahe yang dibawanya ke atas meja kerja Evan.

Sontak Evan mengangkat wajahnya. Tadinya dia mengira Carissa yang masuk ke ruang kerjanya, tapi ternyata Lily. Tampak putrinya itu kini sedang memandang kearahnya sambil tersenyum, atau lebih tepatnya berusaha untuk tersenyum.

Melihat wajah Evan yang terlihat masih sama seperti saat marah tadi, senyum Lily perlahan memudar. Gadis itu melangkah semakin mendekati Evan dengan wajah menunduk.

"Maafkan Lily, Pa. Lily tidak bermaksud membuat Papa khawatir dan marah." Lirihnya tepat di hadapan Evan masih sambil menundukkan wajahnya.

Evan terkesiap. Nada bicara putrinya ini terdengar penuh dengan penyesalan. Belum lagi saat ia menyebut dirinya dengan sebutan Lily, bukan aku seperti biasanya. Evan langsung teringat dengan Lily saat masih anak-anak dulu. Saat itu, tak peduli bagaimana nakal dan bandelnya Lily, putrinya itu terlihat sangat menggemaskan hingga membuat Evan tak kuasa untuk memarahinya. Dan tampaknya, kali ini pun Evan tak bisa marah lebih lama lagi.

"Papa boleh menghukum Lily, tapi setelah itu Papa jangan marah lagi, ya." Ujar Lily lagi.

Evan kembali terkesiap. Meminta hukuman setelah dianggap melakukan kesalahan. Bukankah itu adalah cara Carissa untuk meminta maaf?

Mau tidak mau Evan tersenyum. Entah bagaimana bisa Lily seringkali bertindak seperti Mamanya itu. Mungkinkah semua tingkah Lily sedari kecil adalah cerminan tingkah Carissa dulu?

"Kemarilah." Pinta Evan akhirnya.

Lily mengangkat wajahnya dan melihat kearah Papanya itu.

"Kenapa diam saja? Bukankah tadi kamu bilang Papa boleh menghukummu?"

Lily tertegun sejenak, lalu melangkah semakin mendekat pada Evan.

"Sini, pijat bahu Papa." Ujar Evan sambil menepuk bahunya.

Lily kembali tertegun. Tadinya dia pikir akan dihukum seperti apa. Ternyata hanya disuruh memijat bahu. Setelah berada di belakang Evan, Lily mengulurkan kedua tangannya dan mulai memberi pijatan pada kedua bahu Papanya itu.

Evan memejamkan matanya saat merasakan pijatan dari kedua tangan Lily. Dia menghela nafas panjang. Tangan yang dulunya sangat mungil itu kini sudah jauh lebih besar dan lebih bertenaga. Istrinya benar, saat ini Lily bukan anak kecil lagi. Dia sudah dewasa meski Evan seringkali mencoba untuk menyangkalnya.

"Maafkan Papa..." Gumam Evan akhirnya.

Tanpa sadar Lily menghentikan pijatannya.

"Tidak seharusnya Papa memarahimu seperti tadi. Papa pasti terlalu khawatir hingga tak bisa berpikir jernih." Ujar Evan lagi.

Lily masih terdiam dan mencerna kata-kata Evan.

"Papa selalu merasa jika kamu adalah putri kecil Papa yang harus Papa lindungi setiap saat. Terkadang Papa lupa jika sekarang putri kecil Papa ini sudah tumbuh dewasa."

Evan kembali menghela nafasnya.

"Kenapa Papa selalu menghalangi setiap anak laki-laki yang ingin mendekatimu, itu karena Papa tidak ingin kamu hanya di permainkan saja dan merasa terluka. Tapi sekarang Papa menyadari, hal yang paling Papa takutkan adalah ketika kamu menemukan kebahagiaan bersama orang lain, lalu tidak membutuhkan Papa lagi..."

Lily terkesiap. Kata-kata Evan terdengar begitu sedih hingga membuat hati Lily ikut terasa sakit. Tanpa sadar Lily langsung memeluk Papanya itu dengan erat.

"Kenapa Papa berpikir begitu? Selamanya Lily akan selalu membutuhkan Papa. Tidak peduli sebesar apa Lily menyukai seseorang, tapi Lily akan lebih menyukai Papa."

"Lily akan selalu menyayangi Papa sampai kapanpun...selamanya..."

Bersambung...

Kalo banyak yg vote, emak bakal up satu lagi😁

Happy reading❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

nikatha

nikatha

waktu kecil jg aku paling deket sm bapakku..smp makan j klo g sm bapak g mau makan😅 sekarang dan selamanya g bisa makan sm bapakku lg 😭

2023-02-13

1

scorpio.girl🦂

scorpio.girl🦂

aaah lily😭

2023-01-02

0

Sky Blue

Sky Blue

Part ini bikin aq melow kax, pdahal bru mulai baca.
Inilh ksih syang ayah sepanjang masa.
Wlaupun aq lbih dkt dg Ibu dripda Ayah, bahkan Ayahku pria yg kaku, meski bgitu Ayah pria yg sngat baik, penyayang, bertanggung jawab. Ayah memg ngak pernh bilang syang ke anak2ny tpi skap ayah yg rela jerih pyah untuk kbahagiaan ank2ny ngak akan pernah bsa d blas dg uang. Part ini bnar2 mngigtkn ku dg sosok Ayah. Ayah yg dlu msih muda skarng udh mulai mnua aplagi skarang ayah skit dn slalu mgkonsumsi obat apalgi dg tubuhny yg mulai renta sbelum umurny mmbuat naluri kmanusiaanku sbagai seorang anak terusi krn baktiku sbagai anak blum mampu mbahagiakan ayah bhkan masih slalu mmbuat ayah khawatir.
Ngak tau knapa part ini bkin aq melow bget😭😭😭😭

Maaf jdi sesi curhat d sni, tpi aq cma mau bilang ayah dn ibu sosok pling pnting dlam hdup kalian. ☺️☺️☺️

Thanks kax,🥰🥰

2021-12-29

1

lihat semua
Episodes
1 Makhluk Ajaib (Prolog)
2 The Three Musketeers
3 Cast
4 Negosiasi
5 Strategi Pertama
6 Like Mother Like Daughter
7 Seandainya Bukan Hanya Candaan
8 Q&A
9 Batu Sandungan
10 Kasih Sayang Seorang Ayah
11 Desakan Menikah
12 Ancaman Yang Mulai Berdatangan
13 Tak Bisa Lagi Memendam
14 Sebuah Pernyataan Cinta?
15 Reaksi Tak Terduga
16 Komitmen
17 Kita Ini Berpacaran, Kan?
18 Anak Kucing Manis
19 Kejutan Dari Albern
20 Perang Akan Segera Dimulai
21 Backstreet
22 Tipu Muslihat
23 Tak Seindah Ekspektasi
24 Terpukau
25 Menahan Gejolak
26 Lamaran Tiba-Tiba
27 Curiga
28 Ketahuan?
29 Kami Saling Mencintai
30 Kesempatan
31 Sebuah Tuduhan
32 Kesepakatan Dua Mama
33 Briana Yang Meresahkan
34 Galau
35 Cita-Cita Masa Kecil
36 Tamu Tak Diundang
37 Cemburunya Gadis Labil
38 Rayuan
39 Sedikit Kecewa
40 What's Wrong With Darrel?
41 Bayangan Mengerikan yang Membuat Salah Paham
42 Kekhawatiran Zivanna
43 Interogasi
44 Cepat Pulang, Kak Al...
45 Kejutan Manis
46 Hukuman Untuk Gadis Nakal
47 Hadiah Istimewa
48 Di Luar Rencana
49 Harus Apa?
50 Angin Segar
51 Bala Bantuan
52 Calon Menantu Masa Depan
53 Fakta Baru
54 Cerita Tak Terduga
55 Harus Banyak Memberikan Contoh
56 Sang Pangeran Dan Tuan Putri
57 Gagal Syahdu
58 Pasangan Abad Ini
59 Bertemu Briana
60 Pengumuman
61 Kepulangan Evan
62 Alasan Untuk Semua Kemarahan
63 Menjemput Lily
64 Jalan Yang Tak Mudah
65 Terluka
66 Awal Perjuangan
67 Amarah
68 Solusi Ekstrim
69 Shock Therapy
70 Urusan Antar Dua Lelaki
71 Meminta Bantuan
72 Kegelisahan Zivanna
73 Romansa Darrel dan Zivanna
74 Ucapan Tak Terduga
75 Pasangan Absurd
76 Luka
77 Cinta Butuh Pengorbanan
78 Keputusan Lily
79 Godaan Junk Food
80 Pengumuman
81 Janji
82 Demi Sebuah Restu
83 Menolak Bertemu
84 Sebuah Keyakinan
85 Selamat Jalan, Lily. Sampai Bertemu Kembali ....
86 Penantian yang Menyakitkan
87 Pengumuman Again
88 Rekan Bisnis Tak Terduga
89 Kembali
90 Nikahi Aku
91 Darurat Menikah
92 Papamu Akan Menjadi Papaku Juga
93 Harapan Ginna
94 Will You Marry Me?
95 Kejutan Lain
96 Mengejutkan
97 Gaun Pengantin Bersejarah
98 Tolong Jangan Lupakan Papa ....
99 Momen yang Ditunggu
100 First Night
101 Pengakuan Tak Terduga
102 Balada Cinta Sang Nona Muda
103 Lebih Baik Dicintai Daripada Mencintai
104 Mahar untuk Zivanna
105 Bahasa Kalbu
106 Kebahagiaan yang Terus Datang
107 Austin Brylee
108 The Love Story of Albern & Lily (End)
109 Karya Baru
110 Karya Baru Again
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Makhluk Ajaib (Prolog)
2
The Three Musketeers
3
Cast
4
Negosiasi
5
Strategi Pertama
6
Like Mother Like Daughter
7
Seandainya Bukan Hanya Candaan
8
Q&A
9
Batu Sandungan
10
Kasih Sayang Seorang Ayah
11
Desakan Menikah
12
Ancaman Yang Mulai Berdatangan
13
Tak Bisa Lagi Memendam
14
Sebuah Pernyataan Cinta?
15
Reaksi Tak Terduga
16
Komitmen
17
Kita Ini Berpacaran, Kan?
18
Anak Kucing Manis
19
Kejutan Dari Albern
20
Perang Akan Segera Dimulai
21
Backstreet
22
Tipu Muslihat
23
Tak Seindah Ekspektasi
24
Terpukau
25
Menahan Gejolak
26
Lamaran Tiba-Tiba
27
Curiga
28
Ketahuan?
29
Kami Saling Mencintai
30
Kesempatan
31
Sebuah Tuduhan
32
Kesepakatan Dua Mama
33
Briana Yang Meresahkan
34
Galau
35
Cita-Cita Masa Kecil
36
Tamu Tak Diundang
37
Cemburunya Gadis Labil
38
Rayuan
39
Sedikit Kecewa
40
What's Wrong With Darrel?
41
Bayangan Mengerikan yang Membuat Salah Paham
42
Kekhawatiran Zivanna
43
Interogasi
44
Cepat Pulang, Kak Al...
45
Kejutan Manis
46
Hukuman Untuk Gadis Nakal
47
Hadiah Istimewa
48
Di Luar Rencana
49
Harus Apa?
50
Angin Segar
51
Bala Bantuan
52
Calon Menantu Masa Depan
53
Fakta Baru
54
Cerita Tak Terduga
55
Harus Banyak Memberikan Contoh
56
Sang Pangeran Dan Tuan Putri
57
Gagal Syahdu
58
Pasangan Abad Ini
59
Bertemu Briana
60
Pengumuman
61
Kepulangan Evan
62
Alasan Untuk Semua Kemarahan
63
Menjemput Lily
64
Jalan Yang Tak Mudah
65
Terluka
66
Awal Perjuangan
67
Amarah
68
Solusi Ekstrim
69
Shock Therapy
70
Urusan Antar Dua Lelaki
71
Meminta Bantuan
72
Kegelisahan Zivanna
73
Romansa Darrel dan Zivanna
74
Ucapan Tak Terduga
75
Pasangan Absurd
76
Luka
77
Cinta Butuh Pengorbanan
78
Keputusan Lily
79
Godaan Junk Food
80
Pengumuman
81
Janji
82
Demi Sebuah Restu
83
Menolak Bertemu
84
Sebuah Keyakinan
85
Selamat Jalan, Lily. Sampai Bertemu Kembali ....
86
Penantian yang Menyakitkan
87
Pengumuman Again
88
Rekan Bisnis Tak Terduga
89
Kembali
90
Nikahi Aku
91
Darurat Menikah
92
Papamu Akan Menjadi Papaku Juga
93
Harapan Ginna
94
Will You Marry Me?
95
Kejutan Lain
96
Mengejutkan
97
Gaun Pengantin Bersejarah
98
Tolong Jangan Lupakan Papa ....
99
Momen yang Ditunggu
100
First Night
101
Pengakuan Tak Terduga
102
Balada Cinta Sang Nona Muda
103
Lebih Baik Dicintai Daripada Mencintai
104
Mahar untuk Zivanna
105
Bahasa Kalbu
106
Kebahagiaan yang Terus Datang
107
Austin Brylee
108
The Love Story of Albern & Lily (End)
109
Karya Baru
110
Karya Baru Again

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!