Malik telah sampai di depan rumah minimalis, yang diyakininya rumah milik Nayra.
Alira segera membuka pintu pagar rumah Nayra.
Gadis itu sudah beberapa kali berkunjung ke rumah ini, tidak heran jika dia sudah hafal seluk beluk rumah Nayra.
Malik mengedarkan pandangan nya, rumah yang terlihat kecil ini tampak begitu asri di matanya.
Berbagai jenis bunga memenuhi taman kecil yang berada di depan rumah Nayra.
Suara pintu terbuka membuyarkan lamunan Malik.
"Dimana kamar Nayra?" tanya Malik ketika sudah berada di dalam rumah itu.
"Di sana Tuan," tunjuk Alira pada salah satu kamar.
Malik membawa Nayra masuk ke dalam kamarnya.
Kamar yang didominasi warna abu-abu itu, menggambarkan dengan jelas bagaimana kehidupan Nayra selama ini.
Malik membaringkan tubuh Nayra di ranjang kecil yang khusus ditempati untuk 1 orang itu.
Matanya menatap sendu wajah wanita yang selama ini dirindukannya. Dia melihat tidak ada semangat yang dipancarkan dari wajah sayu itu.
"Kamu terlihat kurus sekarang. Aku tidak menyangka akan bertemu mu kembali Nay," kekeh Malik.
Tidak terasa bulir bening jatuh dari sudut matanya.
Pria berwajah dingin itu tampak sedang menangis.
Hanya Nayra yang mampu membuat hidupnya jadi seperti ini.
"Kemana Nayra ku yang dulu sangat ceria?" lirih pria itu.
Sakit, Malik merasa sakit melihat kondisi Nayra yang seperti ini. Tidak ada gairah hidup yang di pancarkan dari wanita itu.
Malik mendongakkan kepalanya ke atas langit langit, tangannya mengepal keras, tangisannya seketika lenyap begitu saja.
Aku tidak akan mengampuni orang yang telah membuat Nayra ku jadi seperti ini. Batin Malik.
...***...
"Tu-Tuan." Alira tiba tiba membuyarkan lamunan pria itu.
"Pulang lah! Aku akan menjaga Nayra," ucapnya tanpa menoleh sedikit pun.
"Ta-tapi Tuan." Alira merasa ragu jika harus meninggalkan orang asing dengan atasannya itu.
"Aku tidak akan menyakitinya, dia sangat berharga bagiku." Suara Malik terdengar sendu.
Alira melihat jelas raut wajah pria itu. Cemas, takut, khawatir, serta cinta tergambar jelas di wajah pria itu.
"Baik lah kalau begitu. Saya permisi Tuan."
Malik hanya mengangguk tanpa menoleh sedikit pun.
Matanya masih tertuju pada Nayra yang sedang terlelap.
Tiba tiba bayangan masa lalunya kembali muncul, mengingatkannya pada masa pertama kali bertemu Nayra.
FLASHBACK
Malik POV
Nama ku Zein Malik Abraham, orang orang biasa memanggil ku Malik. Kecuali orang orang terdekat ku, memanggilku dengan panggilan Zein.
Aku anak tunggal dalam keluargaku. Kedua orang tuaku adalah seorang dokter di salah satu rumah sakit besar di kota ku.
Mama ku adalah orang Turki yang sudah lama menetap di sini. Itu sebab nya mama ku memiliki wajah yang sangat cantik khas orang timur.
Wajah itu menurun padaku, wajah tampan, hidung mancung serta tubuh yang tinggi. Semua itu di wariskan oleh kedua orang tuaku.
Aku duduk di bangku kelas 2 SMA, di SMA favorit di kotaku.
Mama dan Papa menginginkan aku mendapat pendidikan yang sempurna, maka dari itu mereka menyekolahkan ku di sekolah itu.
...***...
Hari ini, papaku kembali dipindah tugaskan keluar kota.
Aku memang sudah terbiasa akan hal ini sedari kecil.
Tapi sekarang aku mulai bosan jika harus berpindah sekolah lagi.
"Kita berangkat besok pagi Ma." Itulah perkataan yang dikatakan papa ku malam ini.
"Lalu sekolah ku bagaimana Pa?" Aku mulai jengah dengan keadaan ini.
"Papa sudah menyelesaikan segala nya Zein, begitu sampai kamu bisa langsung sekolah."
Aku membuang kasar napas ku, aku ingin protes.
Aku sudah betah tinggal di kota ini, teman-teman ku juga banyak di sini.
Aku bergegas masuk ke dalam kamar ku. Diusia remaja seperti ini, sifat egois ku masih mendominasi.
Terdengar suara pintu yang terbuka, membuatku menoleh, untuk melihat siapa yang datang.
Ternyata Mama yang masuk kedalam kamar ku dengan tersenyum.
"Anak mama sudah besar kan?" tanyanya lemah lembut. Tangannya mengusap kepalaku
Aku hanya diam tidak merespon perkataan mama ku.
"Zein kamu harus mengerti, bukan kah kita sudah sering berpindah kota. Papa mu dokter yang sangat hebat, banyak rumah sakit berlomba-lomba ingin mempekerjakannya." Mama memberi pengertian kepada ku. "Lagipula Papa akan mengurus rumah sakit keluarga kita di sana," tambah mama lagi.
"Tapi Ma...."
"Zein tidak boleh egois. Masalah teman-teman, di sana juga kamu akan mendapatkan teman yang lebih banyak.
Mama yakin itu nak." Mama masih mengusap kepalaku.
Iya biarpun aku sudah duduk di bangku SMA, tapi terkadang aku masih manja kepada kedua orang tuaku. Mungkin karena aku anak tunggal, jadi mereka begitu memanjakanku.
"Iya ma," ucapku pelan.
Mama meninggalkan ku pergi keluar kamar dengan tersenyum.
Aku segera membereskan semua perlengkapan yang akan aku bawa besok. Setelah selesai aku segera pergi untuk mengistirahatkan tubuh ku.
...***...
Hari ini hari kedua aku tinggal di kota A, kota tempat orang tua ku dipindahkan.
Papa sudah mendaftarkan ku ke SMA favorit di kota ini.
Ini adalah hari pertama aku masuk sekolah.
Aku menatap gerbang sekolah yang menjulang tinggi di depanku, tanpa sadar seorang gadis menabrakku dari belakang.
"Ah maafkan aku. Aku tidak sengaja." Gadis itu berjongkok, dan mengambil buku-buku nya yang berceceran.
"Tidak apa apa. Aku juga salah melamun di tengah jalan." Aku segera membantunya mengambil buku buku tersebut.
"Terima kasih. Aku pergi dulu." Gadis itu berlalu dengan tersenyum manis kepadaku.
Aku merasakan hal aneh terjadi pada jantung ku, bagaimana tidak, hanya dengan melihat senyum saja sudah membuat jantungku berdegup kencang.
Aku masih menatap punggung gadis berwajah sedikit chubby itu, netra yang berwarna coklat, rambut hitam lurus, serta senyum yang begitu manis itu mampu membiusku seketika.
"Anak baru ya? Aku baru melihatmu di sini," tanya seorang pemuda seusiaku yang menyadarkanku.
"Eh iya aku baru masuk hari ini," jawabku.
"Ayo masuk. Kamu mau ku antarkan kemana? Pasti belum tau tentang sekolah ini kan." Dia tersenyum lebar.
Aku menganggukkan kepalaku, sembari mengikuti nya berjalan.
"Nah ini ruang kepala sekolah. Aku masuk ke kelas dulu," ucapnya kemudian berlalu begitu saja.
"Terima kasih," teriak ku.
Aku segera memasuki ruang kepala sekolah, untuk bertanya tentang letak di mana kelasku.
...***...
Koridor kelas tampak sepi, menandakan semua murid sudah berada di dalam kelas.
Kepala sekolah menyuruhku untuk menemui pak Bambang wali kelasku, kemudian aku pergi bersama pak Bambang menuju kelasku.
"Selamat pagi semua!" seru pak Bambang ketika sudah berada di dalam kelas.
"Pagi pak!" sahut semua murid
"Perkenalkan ini teman baru kalian. Ayo Malik perkenalkan dirimu!" perintah pak Bambang.
"Selamat pagi semua perkenalkan nama ku Malik," ucapku memperkenalkan diri.
"Wah gantengnya...."
"Aku mau dong jadi pacarnya...."
"Muka nya itu mirip pangeran arab...."
Dan bla bla bla. Seruan dari murid perempuan di kelasku.
"Sudah tenang semua!" tegas pak Bambang.
"Malik duduk di sana." Pak Bambang menunjuk salah satu bangku yang kosong.
Aku berjalan menuju tempat dudukku. Kemudian pandanganku bertemu dengan gadis yang menabrak ku di depan gerbang.
Lagi-lagi jantungku berdegup kencang.
Dia tersenyum lagi kepadaku, hal itu. membuat ku harus merasakan senam jantung beberapa kali.
"Duduk di sini saja." Tarik salah satu murid yang wajah nya terasa tidak asing bagiku.
"Tapi pak Bambang menyuruhku duduk di sana." Aku menunjuk tempat duduk yang berada di belakangnya.
"Ger... cepat pindah ke belakang sana bersama Doni.
Kasihan anak baru sepertinya, kalau harus terkontaminasi Doni dan juga dirimu," ucap anak itu sembari mengejek.
Anak yang duduk di sebelah nya itu berdiri, sembari mencebikan bibirnya. Aku hanya tersenyum melihat kejadian itu.
Aku merasa senang, karena sekarang aku duduk tepat di belakang gadis yang mencuri perhatianku itu.
...*****...
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya.😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Joen Marlina Lengkey
hahay cinta pada pandangan pertama 😍
2021-09-30
0
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ
hmm cinta dari SMA
2021-07-04
1
Asryn_RM09
tanda tanda bunga asmara 🥰🥰🥰💜
2021-07-04
1