Sinar mentari pagi memaksa untuk memasuki celah celah kediaman milik Pervaiz Taban , lelaki matang yang telah berhasil memepersunting wanita idamannya . Yahhh, walaupun dengan cara memaksa karna hutang . Setidaknya ia mendapatkan gadis yang ia inginkan .
Laki laki yang memiliki tinggi dan tubuh bagai super model tersebut meregangkan otot setelah matanya mengerjap . Ia pun melihat jam yang terdapat pada tembok kamar yang bergantung. Saat menoleh ke sebelah ia tak mendapati gadis yang 3 hari ini telah menemani nya tidur .
Ia pun mendudukkan tubuhnya di sisi ranjang dan bersiap menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri . Selesai rutinitas mandinya, Vaiz menuju tempat menyimpan pakaiannya ,mengambil pakaian kerja memakai sepatu lalu merapikan rambutnya .
Sementara Shasa yang sudah berada di ruang makan sudah rapi dengan celana pansil,kaos putih ,kemeja kotak kotak ,dan sneakers miliknya tak lupa ia menguncir kuda dan menutupi mahkota rambutnya dengan topo bersiap untuk pergi .
"Bi, biasanya tuan Vaiz akan sarapan jam berapa?" tanya Shasa pada salah satu pelayan .
Pelayan tersebut melihat jam dinding saat mendengar pertanyaan Shasa yang terlontar untuknya .
"sebentar lagi tuan akan turun nyonya ." Shasa pun mengangguk .
Tak lama ,Vaiz turun dari lantai atas menuju ruang makan , ia memicingkan matanya tatkala melihat istri nya sudah rapi .
Ia duduk di kursi kebesarannya . Menatap istri yang tak mau menatapnya . Ia hanya tersenyum kecut .
"aku akan bekerja lagi, apa aku boleh melanjutkkan bekerja? ." ucap Shasa yang tak menatap suaminya saat berucap . Vaiz tak menjawab pertanyaan Shasa . Ia hanya diam sambil menyendokkan sarapannya ke piring miliknya .
"aku bertanya padamu ." ucap Shasa sinis menatap Vaiz .
"kau bertanya padaku sayang ?" ucap Vaiz kembali bertanya .
"aku tak merasa kau bertanya karna kau tak menatap wajahku saat melontarkan pertanyaan ,jika kau bertanya seharusnya netramu menatap suamimu ." lanjut Vaiz .
"aku malas berbicara padamu , di ijinkan atau tidak aku akan tetap bekerja , aku tidak peduli denganmu ." Shasa berdiri mengambil ransel miliknya lalu berjalan keluar . Saat melangkah sampai lima langkah . Pelayan pun meminta Shasa untuk sarapan dahulu .
"nyonya ,anda belum sarapan alangkah baiknya anda sarapan dulu nyonya ." langkah Shasa terhenti ia menoleh .
"aku akan sarapan di tempatku kerja ." Shasa melangkah keluar dari kediaman Vaiz . Ia terpaksa berjalan kaki karna motor satu satunya ia tinggal saat di butuhkan orang tuanya . Ia berjalan dengan langkah gontai sambil sesekali merasakan bunyi demo perutnya yang minta sarapan .
Vaiz yang baru selesai sarapan , berjalan ke arah mobil pribadinya . Duduk di belakang setir lalu menjalankan mobilnya . Saat berada di halte ia melihat istrinya duduk dihalte sambil meremas perutnya .
Merasa kasihan,Vaiz pun menepikan mobilnya di depan halte tempat istrinya singgah . Ia keluar dari mobil menghampiri istrinya .
"kenapa disini ?" tanya Vaiz lembut . Namun naas pertanyaan tersebut tak dijawab oleh Shasa . Ia pun menautkan jemarinya pada jemari Shasa . Sontak membuat Shasa meradang melepas tautan tersebut dengan kasar .
"apa yang kau lakukan ?" tanya Shasa kesal .
"aku hanya ingin mengajak istriku untuk berangkat bersama tidak lebih ." ucap Vaiz menatap wajah manis istrinya . Entah karena apa ia menginginkan istrinya . Tidak ada kelebihan yang dimiliki istrinya namun detak jantungnya berdegub kencang saat ia pertama kali bertemu dengan istrinya .
"pergilah, aku akan menunggu bus disini . Aku ingin berangkat sendiri . Tanpamu tanpa melihat wajahmu ." ucap Shasa sinis.
Vaiz hanya terkekeh mendengera ucapan Shasa . Melihat Shasa seperti ini ia semakain gemas dan semakin penasaran dengan istrinya .
"apa kau takut jika terlalu lama bersamaku kau akan jatuh cinta pada suami tampanmu ."
Shasa bergidik saat Vaiz percaya diri . Ia tak menyangka pria yang dulu pertama bertemu di cafe tempatnya kerja dan sempat berkenalan karna permintaan temannya,pria yang menurutnya sok cuek dan tidak perduli dengan sekitarnya . Kini yang berada di depannya menjadi pria yang ke pede an dan narsis .
Shasa pun mengedarkan pandangannya berharap masih ada bus saat ini karna ia semakin tidak tahan dengan suami pemaksanya .
Senyumnya tersungging saat melihat Bus dari kejauhan , ia pun melangkah maju . Namun Saat akan menghentikan bus tangannya di tarik paksa .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Arlie Ariesta
5 episode lagi ceritanya menjengkelkan saya hapus dari download
2024-03-30
0
Ilan Irliana
didunia nyata mh cewek kek gni g di sukai...paling bnyk yg ngmng cantik dwoank,udh gt kismin z tp msh belagu...
2022-09-12
0
Nelfi Erawati
vaiz kan punya kuasa,uang dll.
suruh saja dia dipecat dan tak dpt lagi pekerjaan...mudah itu,tinggal bayar saja bos shasa
2021-09-08
0