Episode 19

Di tengah-tengah perjalan___,

"Maafkan saya Ndin," lirihnya.

"Maafkan saya karena saya sudah salah paham. Ternyata kamu mau menjadi istri kedua karena demi membayar hutang-hutang bibi kamu kepada lintah darat. Bianca juga kenapa menutupi ini semua, padahal dia juga tahu. Bianca... ini adalah ide konyol kamu. Jadi jangan salahkan aku, kalau aku sekarang sudah jatuh cinta dengan Andin," gumamnya.

"Selama 2 bulan bersamanya, aku merasakan ada ketenangan. Apalagi Andin selalu berusaha menjadi seorang istri yang baik. Istri yang selalu melayani saya."

Selama 2 bulan ini Kenan dan Andin emang dekat. Bahkan Kenan sering tinggal di rumah Andin. Itu atas suruhan Bianca. Selama itu Andin selalu berusaha untuk melakukan tugasnya sebagai istri. Memasak air angat ketika Kenan pulang malam. Memasak dan menyiapkan pakaian kerja untuk Kenan. Yang membuat Kenan tersentuh di saat sholat, namanya selalu ada di setiap doa-doanya Andin. Apa yang Bianca tidak pernah lakukan, Andin melakukannya.

Bianca tidak pernah masak. Masakan di rumah Kenan hanya mengandalkan pembantu. Bianca juga tidak pernah memasak air hangat ketika Kenan pulang malam. Bianca juga tidak pernah menyiapkan pakaian kerja, Bianca hanya membantu memasangkan dasinya saja itu juga jarang. Mendoakan suami juga tidak pernah.

"Andin emang istri idaman," gumamnya lirih.

Didalam surat perjanjian itu emang di tuliskan secara perinci, alasan kenapa Andin mau menerima pernikahan ini. Dan mau menjadi istri kedua.

Andin di dalam kamarnya melihat banyaknya uang di dalam koper.

"Uang ini aku simpan saja di bank. Aku tidak akan sepeserpun memakainya. Uang ini bukan uang aku, aku tidak berhak atas uang ini." Andin menutup kembali kopernya.

Terdengar suara mobil berhenti. Andin beranjak dan mengintip di balik jendela kamarnya.

"Mas Kenan... "

Andin merasa bingung dengan kedadatang Kenan malam-malam seperti ini. Bukannya sudah jelas tadi itu Kenan marah-marah dan sangat membencinya.

"Mas Kenan mau ngapain lagi?" gumamnya.

Tot... tok... tok...

Kenan mengetuk pintu. Andin segera membuka-kan pintunya. Saat pintu sudah terbuka, Kenan langsung memeluk erat tubuh Andin membuat Andin tersedak kaget.

"Mas Kenan kenapa? bisa lepasin gak? Aku sesak Mas," ucapnya.

Namun Kenan tak bergeming, Kenan malah semakin memper-erat pelukannya.

"Mas... " Andin semakin terasa sesak.

Kenan melepaskan pelukannya. Kenan menatap lekat wajah Andin. Kedua tangannya menyentuh wajah Andin.

"Andin kenapa kamu tidak mengatakan yang sebenarnya kalau kamu itu terpaksa menikah dengan saya. Karena keadaan yang memaksa kamu menerima tawaran Bianca. Andin kenapa kamu tidak cerita saja? Andin kenapa kamu membiarkan saya berpikir jelek tentang kamu, kenapa Ndin?" tanyanya lirih.

"Maksudnya?" Andin tidak mengerti apa yang di katakan oleh Kenan.

"Ndin, saya sudah baca surat perjanjian itu Ndin, selama ini Bianca tidak pernah mengatakan apapun soal alasan kamu setuju menjadi istri kedua saya," jelasnya.

"Mas Kenan itu tidak penting," ucapnya dengan enteng.

"Andin tapi itu semua sangat penting bagi saya, Ndin jujur saja. Saya mulai merasa ada kenyamanan saat bersama dengan kamu, Ndin... "

Andin menepis kedua tangan Kenan yang menyentuh wajahnya." Mas Kenan maaf. Status saya cuman menjadi istri kedua sampai melahirkan anak ini. Mas Kenan lebih baik kita jaga jarak saja. Mba Bianca sangat mencintai Mas Kenan, Andin tidak mau merusak rumah tangga kalian. Mas Kenan tugas Andin kurang lebih 8 bulan lagi. Setelah itu selesai. Mas Kenan dan Mba Bianca bisa bahagia karena sudah mempunyai seorang anak. Maaf Mas!"