"Saya pegang kata-kata kamu Andin," ucap Bianca sinis.
Setelah itu Bianca pergi dan menghilang dari pandangan kedua mata Andin.
"Sabar..." Andin mengelus-ngelus dadanya. Setelah itu Andin melanjutkan perjalanannya.
Pokoknya untuk sekarang Andin harus jaga jarak dengan Mas Kenan. Andin harus sadar diri.
Sementara Kenan masih kesal dengan sikap Andin. Kenan menyuruh seketarisnya menyiapakan uang cas sebanyak 1 M.
"Saya yakin sekali dengan uang 1 M, si Andin akan kembali melayani saya," desis Kenan. Kenan sangat ingin kalau Andin sikapnya seperti kemarin-kemarin.
Kenan sekarang berada di dalam ruangan kerjanya. Kenan tengah duduk santai, Kenan tengah memainkan boltpointnya karena hari ini tidak terlalu disibukan dengan pekerjaannya.
Tok...tok...tok...
Terdengar suara ketukan pintu.
"Masuk!" perintah Kenan.
Ceklek.
Suara pintu terbuka. Dan yang masuk adalah Arini seketarisnya Kenan. Arini masuk membawa sebuah koper yang isinya uang 1 M.
"Ini uang yang Bos Kenan Minta?" kata Arini dengan ramah.
Kenan membukanya, lalu melihat isinya. Setelah itu menutupnya kembali.
"Ok teriamkasih," ucapnya.
"Sama-sama Bos," ucap Arini sangat ramah.
Setelah itu Arini keluar dari ruangan kerjanya Kenan. Kenan langsung menghubungi Andin. Namun tidak ada jawaban. Andin sengaja ponselnya di silent . Andin masih di rumah paman dan bibinya.
"Si Andin kemana sih?" gerutu Kenan kesal.
Kenan beranjak dari duduknya. Kenan keluar dari ruangannya membawa koper hitam yang isinya uang 1 M. Kenan rencananya akan menemui Andin.
"Andin pasti masih di rumah paman dan bibinya," gumamnya.
Kenan sudah berada di dalam mobil bahkan mobil Kenan sudah menghilang di parkiran kantornya. Bianca melihatnya dan Bianca berniat akan mengikuti Kenan. Saat di tengah perjalanan tiba-tiba saja mama Rani menelepon Bianca.
"Bianca sayang kamu lagi di mana sepertinya lagi di jalan?" tanya mama Rani via telepon. Mama Rani mendengar suara derungan mobil lalu lintas.
"Iya mam. Bianca lagi di jalan. Bianca habis di rumah mama," jawab Bianca berbohong.
"Mama sudah ada di rumah sayang. Cepetan pulang sayang. Mama tunggu."
Tut...
Telepon terputus.
"Sialan..." desis Bianca.
"Mama Rani ngapain sih? Aaaaa... itu Mas Kenan mau kemana lagi?" Bianca mulai geram. Bianca pun tidak jadi mengikuti mobil Kenan. Bianca putar arah menuju pulang. Karena mama mertuanya sudah menunggunya di rumah.
Andin saat ini tengah berbincang hangat dengan Samsul sahabatnya waktu sekolah. Samsul masih kuliah karena seumuran dengan Andin sekitar 20 tahun.
"Ndin jadi kamu sudah menikah?" tanya Samsul. Ada rasa kecewa di dalam hati Samsul saat Andin cerita kalau dia sudah menikah dan menjadi istri kedua.
"Iya Sam. Keadaan yang memaksaku untuk menikah muda Sam," ucapnya lirih.
"Kenapa Ndin? Kenapa? Kenapa kamu mau menjadi istri kedua? Ndin sebenarnya ada masalah apa?" tanya Samsul panjang lebar.
Andin hanya melebarkan senyum. Andin memegang tangan Samsul,"Aku minta maaf Sam! Andin tidak bisa menceritakan semuanya. Ini masalah pribadi Andin, Sam."
"T-Tapi Ndin?"Samsul betul-betul ingin mengetahui alasan Andin.
"Sam jangan paksa Andin untuk cerita," kata Andin memelas lirih.
"Baik-lah..." ucap Samsul pasrah.
Andin gue tidak tahu alasan lo apa? Gue tidak tahu masalah yang lo hadapai itu apa? Sehingga lo rela menjadi istri kedua. Andin gue sayang sama lo. Gue akan tunggu lo sampai urusan lo itu selesai.
Andin dan Samsul saling bertatap-tatap dan saling melebarkan senyum. Mobil Kenan sudah terparkir di halaman rumah paman dan bibinya Andin. Kenan sangat muak dan rasanya sangat cemburu melihat Andin dengan laki-laki itu.
"Siapa sih pria itu?" desis Kenan jengkel.
Kenan keluar dari dalam mobil.
Bruuuukkk...
Kenan menutup kasar pintu mobilnya.
Mas Kenan?---
Andin langsung melepaskan pegangan tangannya dengan Samsul. Andin beranjak dan berdiri tegak. Andin tercengang saat melihat Kenan melangkah menghampirinya. Dari tampang wajah Kenan terlihat jelas kalau Kenan lagi marah.
Laki-laki kaya pengusaha itu pasti suaminya Andin..
Kenan langsung meraih tangan kiri Andin secara kasar.
"Ikut saya," ajak Kenan membentak.
Andin pun menurut dan mengikuti langkahnya Kenan. Samsul hanya bisa diam. Karena ia tidak punya hak atas Andin. Laki-laki pengusaha itu lebih berhak karena dia suaminya Andin.
Andin dan Kenan sudah berada di dalam mobil. Kenan langsung tancap gas sehingga dengan sekejap mobil Kenan menghilang dari pandangan mata Samsul.
"Oh pantesan saja telepon saya tidak di angkat-angkat. Ternyata kamu tengah asyik pacaran," kata Kenan sinis.
Andin tak bergeming. Andin mengalihkan pandangannya kesamping kaca mobil.
Bift....
Kenan menghentukan mobilnya secara mendadak sehingga membuat Andin terkejut.
"Siapa laki-laki itu?" tanya Kenan sinis.
"Teman," jawab Andin enteng.
"Bohong!" ucap Kenan membentak dengan suara tinggi menggelegar.
"Emang kenapa? Bukannya status kita hanya pernikahan kontrak? Yang penting sekarang saya sudah hamil kan? Tinggal menunggu lahiran lalu bayi ini saya kasih sama tuan dan mba Bianca, selesai kan tugas saya," ucapnya enteng.
"Si Andin benar-benar lagi menantang saya. Saya paham Andin. Ini salah satu trik kamu agar kamu mendapat uang lagi dari saya," batin Kenan.
Andin keluar dari dalam mobil. Andin lansung naik taxi.
Ingat Andin. Ingat apa kata paman waktu itu. Mas Kenan, Andin minta maaf. Emang lebih baik seperti ini saja.
Kenan baru sadar kalau Andin keluar dari mobil. Tadi Kenan tengah melamun jadi saat Andin keluar, Kenan sama sekali tidak menyadarinya.
"Aaaarrrgghh.... "
Kenan semakin geram sendiri. Kenan memutuskan untuk ke rumahnya Andin. Karena Kenan yakin kalau Andin pasti akan pulang ke rumahnya. Rumah pemberian Bianca.
Padahal, Andin kembali ke rumah paman dan bibinya. Karena dompet dan ponselnya ketinggalan di sana. Samsul juga sudah pulang.
(Bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Botte Chizzy
sebagai wanita pertahankan harga diri jgn mau di injak2 harga diri sama kaum cowok....ini mah lihat dada telanjang aja udah bucin .....
2021-09-16
2
Sugiyanto Samsung
semangat andin
2021-09-07
0
Anidewy Wahid
pertahankan sifatmu ndin,, 💪💪💪
2021-08-25
1