Setelah hampir setengah jam di perjalanan mereka masuk ke dalam salah satu butik yang sangat berkelas dan tentu saja butik tersebut sangat terkenal dengan sebutan ‘The Royal Boutique’ karena biasa dikunjungi oleh orang-orang kaya raya di United Kingdom.
Begitu memasuki toko mereka di sambut hangat oleh salah satu pegawai di sana “Halo Tuan dan Nyonya, Selamat Datang. Ada yang bisa saya bantu hari ini?” tanya seorang pegawai paruh baya ramah.
“Saya ingin membeli pakaian untuk tunangan saya” ucap Maxime.
“Baiklah, mohon tunggu sebentar Tuan dan Nyonya” ucap pegawai paruh baya itu kemudian memanggil seorang pegawai yang lebih muda darinya.
Pegawai yang lebih muda itu mempersilahkan Maxime untuk mengikutinya, Zevana juga ada di situ tapi ia mengabaikannya dan hanya fokus pada Maxime “Mari tuan, saya akan mengantar Anda ke private room”
“Apakah ada pakaian khusus yang ingin kami siapkan tuan?” tanya wanita itu lagi yang masih mengabaikan keberadaan Zevana, mungkin Zevana tak terlihat di matanya.
Maxime menggeleng “Tolong bawakan saja semua yang cocok untuknya” ucap Maxime sembari menunjuk ke arah Zevana yang berada di sampingnya dan entah kenapa terdengar acuh.
“Baiklah tuan silahkan duduk terlebih dahulu” ucapnya ramah pada Maxime namun tidak pada Zevana “Saya akan mengambil beberapa pakaian yang cocok untuk kamu coba” ucapnya dengan nada sedikit ketus.
Zevana menghela nafasnya kasar. Terakhir kali ia mengunjungi butik ini adalah saat mencari baju kerja bersama ibunya dan pakaiannya saat interviu adalah pakaian yang di belikan ibunya dari butik ini sebagai hadiah.
Ibunya sangat bagus dalam selera berpakaian, ia bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukan jika tanpa ibunya. Untuk masalah fashion terkadang ibunya yang mengatur stylenya tentu saja ia tak buruk dalam hal berpakaian namun ia tak sebaik ibunya. Maka karena itu jika ia berada di dalam hari-hari yang baik atau pesta segala macam terkadang ibunya yang mengatur pakaiannya. Oh ibunya adalah yang terbaik!
Zevana tersadar dari pikirannya ketika mendengar suara yang menjengkelkan “Semua ini sepertinya cocok dengan Anda, kita mulai dengan yang ini dulu saja” ucapnya sembari mengulurkan beberapa celana jeans dan blus untuk ia coba.
Zevana mengambil pakaian pilihan wanita itu dan membawanya masuk ke dalam ruang ganti. Tak peduli seberapa besar rasa tak suka Zevana pada sikap wanita itu namun perlu diakui bahwa wanita ini punya alasan kenapa bisa bekerja di sini, ia sangat berbakat dalam hal fashion.
Jeans ini sangat pas dan blus ini sangat luar biasa tidak bisa dibandingkan dengan blus yang ia pakai saat datang tadi. Zevana melangkah keluar untuk menunjukkan penampilannya pada pegawai wanita tadi bukan pada Maxime tapi pada wanita itu.
“Anda terlihat sangat luar biasa, pakaian itu sangat pas untuk Anda” puji wanita itu meskipun terlihat tidak tulus, meskipun begitu wanita itu lebih baik daripada Maxime yang hanya fokus pada ponselnya.
“Ya itu berkat Anda, selera Anda sangat bagus saya menyukai semua pilihan Anda” ucap Zevana ramah sembari melihat penampilannya di cermin panjang.
Wanita itu akhirnya tersenyum untuk pertama kalinya pada Zevana “Oh, terima kasih cantik. Sekarang bagaimana kalau kamu masuk dan mencoba yang lain lagi?” usul wanita itu.
Zevana melakukan apa yang pegawai perempuan itu perintahkan padanya, ia tak menyangka jika perempuan itu akan tersenyum padanya.
Zevana mencoba beberapa pakaian dan mereka semua sangat luar biasa namun ia hanya memilih beberapa jika tidak memikirkan tentang nasib dompetnya setelah hari ini mungkin ia akan memborong semua baju yang sudah ia coba selama satu jam setengah ini.
Namun semua belum berakhir sampai di sini karena tadi hanya pakaian kasual dan sekarang ia kembali beralih untuk mencoba beberapa gaun. Sangat melelahkan, bukan? Tapi tenang saja karena untuk gaun Zevana hanya menghabiskan waktu setengah jam saja.
Ia memilih beberapa gaun biasa dan gaun malam “Untuk gaun saya pilih yang ini” ucapnya sembari menyerahkan gaun yang ia inginkan.
“Lalu...” ucap Zevana terhenti sembari memperhatikan gantungan baju blus yang tadi ia coba, Argh! Ia butuh waktu yang lama untuk memilihnya karena semuanya sangat-sangat luat biasa.
“Um... Saya ambil jeans hitam ini, celana ini, dan tiga blus ini” ucap Zevana kemudian tersenyum ramah.
Pegawai wanita itu membawa pakaian yang sudah di pilih Zevana menuju kasir begitu pula dengan Zevana yang dengan cepat keluar dari private room itu menuju kasir karena ia berniat untuk membayar pakaian miliknya meskipun Maxime sudah menegaskan bahwa ini tidak akan di anggap hutang tetap saja ia merasa tak enak dan tak ingin berhutang jenis apa pun pada Maxime nantinya.
Maxime berjalan santai menuju kasir “Ada yang lain lagi, Nyonya?” tanya kasir itu setelah selesai menjumlahkan belanjaannya.
Zevana menggeleng cepat “Ti-“ ucapannya dipotong oleh Maxime “Tolong bungkuskan semua pakaian kasual yang sudah di cobanya tadi” sambungnya
“Ap-apa yang kau lakukan?” ucap Zevana yang hampir berteriak namun ia menahannya.
“Membelikanmu pakaian” jawab Maxime santai.
Zevana mendengus kesal “Aku kan sudah bilang aku tidak butuh pakaian lagi, ini sudah cukup. Aku kesini hanya karena permintaanmu jadi cukup ini saja aku tidak ingin semuanya” tolak Zevana.
Total belanjaannya kini saja sudah mencapai seratus lima belas juta, jika bukan karena kedua gaun itu pasti belanjaannya tidak akan sampai semahal ini. Bukannya perhitungan tapi sangat disayangkan menggunakan uang untuk sesuatu yang tidak sedang ia perlukan seperti ini.
“Tolong bungkuskan semuanya” ucap Maxime mutlak tak memperdulikan celotehan Zevana.
Setelah beberapa menit kemudian semua belanjaannya pun sudah di totalkan dan harganya mencapai seratus sembilan puluh tiga juta, dengan berat Zevana mengeluarkan kartu banknya namun gerak tangannya terhenti saat melihat sebuah black card melintas tepat di depan matanya.
Memang benar jika ia tidak ingin berhutang pada Maxime apa pun jenisnya itu namun jujur saja saat melihat Maxime menyerahkan black cardnya Zevana sama sekali tak berniat untuk menghentikannya, namun setelahnya barulah ia berkicau seperti burung.
Kini ada sekitar dua belas kantong belanjaan dengan berbagai macam pakaian di dalamnya, Zevana membantu Maxime membawa sebagian menuju mobil. Ia membiarkan Maxime meletakkan barang itu ke bagasi sedangkan dirinya kini sedang duduk manis di dalam mobil menunggu Maxime.
“Kau tau aku tidak membutuhkan pakaian sebanyak itu dan kenapa kau harus membayar belanjaanku, aku bisa membayarnya sendiri” ucap Zevana saat Maxime duduk di kursi kemudi sambil mengemudikan mobilnya.
Maxime hanya melirik sebentar ke arah Zevana dan kemudian kembali fokus pada jalanan “Harus berapa kali aku katakan, aku tidak membiarkan seorang wanita membayar belanjaannya saat sedang bersamaku. Itu bukan gayaku”
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Mara
Ngiler liat black card melintas di depan mata🤤🤤🤤
2021-05-02
1
R-zahra☠️
AQ hadir di sini😊😊
2021-03-20
0
Jungkook wife
"Istri yang Terabaikan" Hadir kak bawa like. Jangan lupa mampir juga ya ke karya ku. Sehat selalu kak.
2021-03-19
2