Setelah Zevana dan Maxime duduk di tempat mereka masing-masing, semua orang menghentikan percakapan mereka dan menatap keduanya. Zevana bingung harus bertingkah seperti apa dan mengatakan apalagi ia pun hanya mencoba menghindari tatapan semua orang itu sebisa mungkin.
Ruangan mereka di penuhi dengan keheningan, Zevana diam-diam mencuri pandang ke arah Maxime untuk melihat keadaan pria itu yang masih setia dengan ekspresi datarnya meski di tengah suasana seperti ini.
“Terima kasih sudah hadir malam ini” ucap Maxime memecahkan keheningan.
“Karena pengumuman tak terdugamu semalam di pesta itu kita semua jadi harus berkumpul malam ini” ucap kakak tertua Maxime sarkastik.
Mendengar ucapan itu Zevana hanya bisa menundukkan kepalanya karena tak enak hati, jauh dari perkiraannya keluarga Maxime sepertinya tak menyukai ide pernikahan ini dan mungkin ia tak menyukai fakta jika wanita yang akan menikah dengan Maxime adalah dirinya.
“Sebenarnya kita sudah berencana untuk memberitahu kalian semua terlebih dahulu tapi aku tidak sabar untuk memberitahu berita bahagia itu kepada semua orang sampai melupakan rencana awal kita” ucap Maxime tertawa pelan sembari meraih tangan Zevana di bawah meja.
Maxime menggenggam tangan Zevana erat guna menetralkan rasa gugup wanitanya itu meskipun Zevana tidak mengatakan apa pun dan hanya berdiam diri saja namun kegugupannya terlalu kentara untuk ditutup-tutupi.
“Tidak apa-apa nak, kita semua ikut senang jika itu membuat kalian senang” ucap seseorang dengan suara lembutnya.
Zevana yang sedari tadi hanya menunduk bahkan tak menyapa orang di sekeliling karena kegugupan dan kekhawatirannya itu pun mengangkat kepalanya dan bersuara pelan.
“Mama...” sapanya lirih entah kenapa ia seperti akan segera menangis dan susah payah ia mencoba menahan tangisannya itu.
“Kamu kenapa nak? Jangan menangis” ucap ibunya lembut.
Mendengar suara lembut ibunya itu bukannya menjadi tenang Zevana justru meneteskan air matanya tanpa memperdulikan situasi apa yang sedang ia hadapi saat ini.
“Aku merindukanmu, ma” rengek Zevana
Ibunya hanya tersenyum manis dan berkata “Mama juga merindukanmu, nak. Tapi ini baru dua minggu sejak kamu pindah dan kamu boleh pulang kapan pun kamu mau, Zee” ucapnya.
Zevana awalnya memang tinggal bersama keluarganya namun saat ia akan memulai untuk mencari pekerjaan ayahnya meminta ia untuk belajar mandiri dan hidup sendiri dan tentu saja ayahnya memperbolehkannya untuk kembali kapan pun ia mau dan bahkan ia boleh menyerah jika tidak sanggup hidup sendiri jauh dari mereka.
“Kurasa putri kecilku sudah tidak merindukanku lagi” ucap seseorang dengan deep voicenya yang sangat familier untuk Zevana.
“Papa” ucapnya yang kini tak kuasa menahan tangisnya.
Ayah dan ibunya bahkan semua orang yang ada di sana hampir tertawa dan haru melihat Zevana “Bayiku jangan menangis nak, di sini ada banyak orang yang melihatmu” tegur ayahnya tak tega melihat putrinya berlinang air mata.
Entah bagaimana bisa sebelumnya ia tak menyadari kehadiran kedua orang tuanya yang juga ada di sini. Karena kegugupan dan kegelisahannya yang amat sangat luar biasa itu ia sampai melupakan kehadiran orang di sekitarnya.
Maxime membantu Zevana menghapus air matanya “Kau merusak riasanmu, sayang” ucapnya sembari mengusap lembut air mata wanitanya itu.
Setelah beberapa saat suasana pun kembali tenang seperti semula, pembicaraan di mulai oleh para tetua keluarga dan secara alami mereka terhubung satu sama lain hingga meja merek pun dipenuhi dengan kebisingan tentang bisnis.
“Jeff, kalau tidak masalah apa aku boleh bertanya? Kenapa kau memberi perusahaan pada Zack tapi tidak untuk Zevana?” tanya pria pemilik nama Abiezer pertama kali dalam keluarga tersebut.
“Sayang” tegur seorang wanita yang sedikit cukup tua menyenggol lengan tuan Abiezer yang statusnya sebagai istri keluarga Abiezer generasi I.
“Kenapa? Aku hanya bertanya karena sebentar lagi kita akan menjadi bagian keluarga dan aku pikir penting untuk mengetahui segalanya” jelas tuan Abiezer pada istrinya itu.
“Um tidak tuan sebenarnya papa sudah menawarkanku untuk menjalankannya namun karena kuras keahlianku bukan di sana jadi aku menolaknya. Lagi pula jika di banding denganku Zacky berada jauh di atasku dan aku hanya ingin orang mengenalku bukan hanya karena latar belakangku tapi karena keahlianku” jelas Zevana panjang lebar kepada calon ayah mertuanya itu.
“Kau membesarkan anakmu dengan baik bahkan sosok Zevana pun terlihat sangat cerdas” puji tuan Abiezer.
Pintu ruang privat mereka terbuka dan mengalihkan semua perhatian mereka ke arah sana, belum sepenuhnya terbuka Zevana sudah bangkit dari duduknya dan melompat ke arah seorang pria yang baru saja hadir di antara mereka.
“ZACKY!!”
“Oh adik kecilku, aku merindukanmu” ucap Zacky membalas pelukan hangat adik perempuannya itu.
Maxime menyapa Zacky yang baru saja tiba itu dengan santai “Hey bro!” ucapnya.
Zacky melepaskan pelukannya pada adik perempuannya itu dan mendekat ke arah Maxime kemudian saling berpelukan memberi salam satu sama lain.
“Aku bahkan baru tahu tentang kau yang mengencani adikku” ucap Zacky pada Maxime yang kemudian perhatiannya teralihkan pada semua orang yang ada di ruangan tersebut “Maaf karena aku terlambat datang dan membuat keributan” ucapnya lagi.
Zevana sedikit terkejut karena kakaknya berteman dengan Maxime namun ia tak heran karena kakaknya berteman dengan Justin dan Justin berteman dengan Maxime jadi tak ada ketidakmungkinan untuk kakaknya juga berteman dengan Maxime.
“Kau seharusnya memberitahuku jika kau berkencan dengan seseorang bahkan wanita itu adalah adikku sendiri” ucap Zacky.
“Percayalah aku bahkan tidak tahu jika Zee adalah adikmu, aku mengetahuinya setelah kita memutuskan untuk saling bercerita tentang keluarga masing-masing namun kita tetap merahasiakannya karena kekasihku ini tak ingin media mengetahui itu mengganggu privasinya” jelas Maxime pada Zack panjang lebar.
“Tunggu, kau serius? Kita sudah berteman sejak kecil dan kau sudah sejak kecil melihatku juga adikku tak mungkin kau tak mengenalinya” ucap Zacky.
Tak hanya Zacky yang penasaran, Zevana pun dibuat penasaran apa itu benar atau tidak karena dirinya saat itu juga tak mengingat sedikit pun kenangan masa kecilnya yang di dalamnya terdapat penggalan-penggalan kenangan mereka bersama.
“Maksudku aku tidak pernah melihatnya setelah dewasa karena jika aku berada di rumahmu dia selalu tidak ada di rumah atau hanya berdiam di kamarnya” jelas Maxime sembari mengangkat kedua bahunya seperti gerakan menyerah.
“Tapi bukankah seharusnya kau memberitahuku setelah sadar bahwa dia adikku?”
Maxime hanya mencibir “Mungkin kau tidak akan menyetujui adikmu denganku”
Zacky tertawa “Aku tidak mungkin melakukan itu jika kau memang pilihan adikku tapi aku mungkin agak sedikit menceramahimu” ucapnya.
Yas, this is my bro! Zevana hanya tersenyum mendengar ucapan kakak lelakinya itu, Zacky sangat menyayanginya sedari kecil hingga saat ini dan kakaknya itu tak pernah membuatnya menangis dia akan sangat marah jika ada orang lain membuat adiknya menangis.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Mara
Maaf baru komen Othor
Hadir disini setelah membaca karyamu yg lain
Seru ...seru ... seru 👍👍👍👍👍👍👍👍
2021-05-02
0
Adiba Shakilla Ramdani
mulai paham niih ..keknya emg udh ada perasaan sii max sm zee .
2021-04-15
0
Susi Yati
jngan jngan Maxime dah suka ma zevana sedari lama lagi, tapi kayaknya gak nya waktu dikantor berantem
2021-03-17
2