Zevana siap untuk berteriak kencang dan mencecar pria itu dengan berbagai pertanyaan tunggu saja hingga mereka tiba di dalam, saat Maxime membuka pintu rumahnya Zevana sudah bersiap-siap ingin membuka mulutnya untuk bersuara namun mulutnya dengan otomatis tertutup kembali saat mendengar suara lainnya yang cukup kencang membuat kaget dirinya dan Maxime.
Di dalam sana sudah ada beberapa orang lainnya “Apa yang kau lakukan Max? Apa keluargamu sudah mati hingga akan menikah pun kau tak mengabari kami” tanya seorang pria yang terlihat seperti Maxime versi tua.
“Maaf, aku sudah berniat untuk memberitahukan kalian tapi kalian tahu dari mana?”
Salah satu dari mereka kembali bersuara “Kenapa kau harus memberitahu kami belakangan dan membiarkan orang lain tahu lebih dulu” serunya kesal.
“Bukan seperti itu, aku dan kekasihku sudah berniat untuk mengatakannya saat makan malam dan pengumumanku malam ini bahkan ia tak mengetahuinya” ucap Maxime santai.
“Tapi kau memberitahu Miller”
Ternyata mereka semua tahu berita itu dari Miller “Itu sebuah kebetulan, aku tak mengetahui jika ia berada di pesta tersebut” jelas Maxime
“Jadi pada dasarnya kau memberitahu orang lain sebelum keluargamu sendiri?”
“Oke itu salahku, maaf untuk itu”
Zevana merasa canggung dengan situasi ini tanpa pemberitahuan sebelumnya ia bertemu pria yang mungkin juga salah satu dari keluarga Maxime seperti Miller dan ia juga sangat kesal karena kehadiran pria-pria di hadapannya ini membuat pertanyaannya terpendam lagi, jika terus seperti ini ia mungkin saja akan melupakan semua yang ingin ia katakan nanti.
Pandangan kedua pria asing itu kini akhirnya tertuju sepenuhnya pada Zevana, mereka menatapnya yang kini berdiri diam di depan pintu penthouse yang tertutup itu dengan canggung dan kebingungan.
“Siapa orang-orang ini? Kenapa melihatku seperti itu, apa ada sesuatu di wajahku atau apa aku terlihat mengerikan?” tanya Zevana bingung sekaligus resah di dalam hatinya.
Ia ingin sekali pergi dari sini dan menghindari situasi canggung ini untuk masalahnya dengan Maxime bisa di selesaikan besok “Apa aku melakukan kesalahan? Kenapa mereka menatapku seperti itu?” tanya Zevana sedikit memiringkan kepalanya dan berbisik pada Maxime yang berada di sampingnya.
Karena berbisik terang-terangan pria asing yang mengganggu waktunya dengan Maxime itu bersuara “Max, apa yang dia katakan?” tanyanya.
Maxime hanya tertawa dan tersenyum jahil “Dia bertanya kenapa kalian menatapnya seperti itu” adu Maxime yang sukses membuat mereka tertawa kecuali Zevana yang menatapnya terperangah.
“Maaf karena kami berlaku tidak sopan, ah ya sebelum itu perkenalkan aku Mathew dan ini Marchel” ucapnya sembari mengulurkan tangannya.
Zevana menyambut uluran tangan itu namun kedua pria itu memberinya pelukan singkat “Ah dan s-saya Zevana” ucapnya yang hampir lupa memperkenalkan dirinya.
Kedua pria itu tertawa dan menatap gemas Zevana “Tentu saja kami mengenalmu karena kau akan segera menjadi adik ipar kami, bagian dari keluarga kami” ucap Mathew.
Mereka sangat baik bahkan Miller sekalipun namun entah apa yang terjadi dengan sifat Maxime yang berbanding terbalik dengan tiga pria yang malam ini ia temui. Sepertinya perbincangan ini akan menghabiskan banyak waktu dan yang pasti ia tidak akan memiliki kesempatan untuk mendapat penjelasan dari Maxime malam ini.
Zevana tersenyum canggung mendengar itu dan Mathew kembali bersuara “Kami sangat penasaran dengan wanita yang berhasil merebut hati seorang Maxime” ucapnya.
Zevana hanya bisa tersenyum mendengarnya ia ingin sekali mengatakan bahwa itu tidak benar dan itu hanya bagian dari sandiwara yang dibuat oleh Maxime. Mungkin jika ia terus berdiam dan tersenyum menanggapi semua ini ia akan menjadi wanita jahat yang memberi sebuah kebahagiaan palsu kepada orang yang bahkan sebelumnya tak ia kenali, percayalah ia pernah berada disituasi seperti itu dan jujur saja itu sangat tidak baik saat kenyataan atau kebenaran menghampirinya.
“Ayo bicarakan ini sambil duduk, kalian ingin minum apa?” tawar Maxime hendak bergerak dari diamnya.
“Tidak perlu, kami sudah terlalu lama meninggalkan istri-istri kami jadi sampai di sini saja. Kita akan bertemu lagi nanti dan kami akan datang bersama istri-istri kami” jelas Mathew yang tanpa basa-basi pun berpamitan dan pergi dari hadapan Zevana dan Maxime.
...***...
Setelah kejadian tidak terduga yang baru saja mereka hadapi kini Maxime dan Zevana saling diam di tempat, entah apa yang dirasakan Maxime tapi Zevana hanya ada kecanggungan dan keresahan.
“Kemarilah” ucap Maxime yang akhirnya memecahkan keheningan di antara keduanya sembari berjalan menuju dapur yang diikuti oleh Zevana.
Zevana duduk di meja makan berbentuk meja bar yang ada di dapur penthouse ini dan Maxime berjalan menuju lemari pendingin untuk mengambil dua botol minum dingin dan memberikan satu untuk Zevana.
“Terima kasih” ucap Zevana kemudian menundukkan kepalanya untuk mengumpulkan keberaniannya “Max, aku tidak ingin menikah denganmu” ucap Zevana.
Ia mengatakan itu dengan tenang entah ke mana perginya amarah yang sebelumnya memuncak itu yang bahkan mungkin bisa membuat pria ini kaget bahkan kencing di celana, ya meskipun itu tidak mungkin seperti itulah umpama-an mengerikannya kemarahan yang tadi hampir meledak itu.
“Aku akan berterus terang padamu Zee, orang tuaku terus mendesakku untuk menikah karena saudaraku semua sudah menikah bahkan kedua orang tuaku menjebakku untuk menghadiri kencan buta. Karena itu kupikir daripada wanita pilihan orang tuaku lebih baik menikah dengan wanita pilihanku” jelas Maxime
Pilihanku? Kenapa Zevana bisa menjadi pilihan seorang Maxime Abiezer bahkan ini baru terhitung satu minggu lebih sejak pertemuan pertama mereka.
“Aku tahu situasimu tapi Max aku tetap tidak ingin menikah denganmu” ucap Zevana tidak ingin berdebat lebih lama lagi, ia hanya ingin meluruskan masalah ini.
“Kau akan menikah denganku tidak ada penolakan karena jika tidak aku akan melakukan segala hal untuk membuatmu ingin menikahiku” ucap Maxime entah kenapa daripada terdengar seperti ancaman itu lebih seperti permohonan tapi tidak ketara karena wajahnya yang mengeras sangat menyeramkan.
“Anda meminta saya menikah dengan Anda dan jika saya menolak Anda akan membuat hidup saya seperti di neraka? Apa Anda tahu menikah dengan Anda itu adalah neraka bagi saya” ucap Zevana kembali berbicara formal pada Maxime, ia sangat ingin menegaskan batasan di antara mereka.
Wajah Maxime memerah dan rahangnya mengeras sempurna pria itu sangat marah sekarang setelah mendengar ucapan Zevana barusan. Bukannya membentak atau melampiaskan amarahnya raut wajah Maxime berganti menjadi sebuah seringaian dan kemudian mendekat ke arah Zevana dan berbisik tepat di telinga wanita itu.
“Itu bukan pilihan yang buruk menikah denganku dan hidup di neraka mewah atau hidup biasa di neraka yang sesungguhnya” ucap Maxime kemudian berjalan menjauh menuju ruang tamu.
Apa yang ia lakukan? Zevana bisa menikah dengannya tapi sekali lagi ia tidak mau, faktanya ia tidak bisa menikah dengan Maxime tapi kemudian pria gila itu akan menghancurkan hidupnya. Ia tidak tahu harus melakukan apa lagi yang jelas ia tak ingin melibatkan keluarganya dalam situasi menyusahkan ini dan Justin? Ia ingin meminta bantuan pria itu tapi ia tidak boleh melakukannya karena Justin sudah terlalu banyak membantunya dan ia tak boleh menghancurkan kehidupan sahabatnya itu karena keegoisannya.
Zevana berjalan menuju ruang tamu setelah bergumul dengan pikirannya dan di sana ia menemukan Maxime yang tengah duduk santai sembari memperhatikan film yang ia putar.
“Hey...” tegur Zevana malas
Maxime menolehkan kepalanya ke arah Zevana dan menatapnya tanpa bersuara dan membuat wanita itu menghela nafasnya “Aku akan menikah denganmu dan hidup di neraka mewah itu” ucapnya sedikit menyindir.
Maxime tersenyum penuh kemenangan “Ya, itu bagus. Aku tak pernah salah menilai seseorang kau memang gadis yang pintar” ucap Maxime.
“Lalu untuk persiapan pernikahan akan kita lakukan secepatnya dan besok kita akan menemui keluargaku” ucap Maxime lagi.
“Terserah! Tapi aku ingin saat kau membawaku menemui orang tuamu bertemulah dengan orang tuaku juga, bukan di hari lain tapi harus di hari yang sama” pinta Zevana.
Maxime menganggukkan kepalanya setuju “Oke, istirahatlah di sini malam ini”
“Tidak, aku akan kembali”
“Tetaplah di sini” ucap Maxime tak kalah tegas.
“Aku tidak membawa pakaian ganti untuk malam ini dan besok jadi aku akan kembali. Dan satu lagi aku tidak akan tinggal denganmu setelah pernikahan” ucap Zevana.
“Itu tidak masuk akal”
“Jika tidak ingin maka aku tidak jadi menikah denganmu”
“Ternyata kau tidak sepintar itu” sindir Maxime membuat Zevana membelalakkan bola matanya “Apa kau pernah melihat orang yang sudah menikah namun tidak tinggal bersama?”
Itu benar tapi Zevana tak menyukai ide itu “Tetaplah di sini malam ini, tentang pakaian aku sudah menyiapkannya sebentar lagi akan tiba. Dan kau tenang saja karena kita tidak tidur di kamar yang sama” ucap Maxime datar.
Itu bukan ide yang buruk “Baiklah, malam ini maupun setelah menikah kita harus tidur di kamar yang berbeda, setuju?” tawar Zevana
Maxime menganggukkan kepalanya “Oke, deal” keduanya pun saling berjabat tangan.
“Itu kamarku dan kau masuklah ke kamarmu, aku akan mengantarkan bajumu setelah itu datang” perintah Maxime.
Namun di saat yang sama terdengar suara bel yang berbunyi dan sepertinya itu sesuatu yang di tunggu Maxime dan juga Zevana. Zevana mengikuti Maxime yang berjalan menuju pintu dan benar saja itu belanjaannya, Maxime pun memberikan itu pada Zevana.
“Kau boleh menempati kamar ini, jika perlu sesuatu katakan saja padaku” ucapnya
“Hem, baik...”
Wow, apa ini kamar tamu? Ini kamar yang sangat bagus. Dindingnya dicat warna biru muda dan tempat tidurnya memiliki selimut abu-abu yang tampak elegan dan pemandangannya juga luar biasa.
Saat melihat kasur empuk itu Zevana menguap, ia sadar bahwa ini sudah masuk waktunya untuk tidur. Ia membersihkan tubuhnya terlebih dahulu tak butuh waktu lama ia pun selesai dengan urusannya di kamar mandi dan ketika kembali ia mengeluarkan pakaian dari tas berlabel ‘Night Ware’ untuk menemukan gaun malam hitam renda sutra murni yang berakhir tapi di bawah pantatnya saat ia mengenakannya.
Ini pertama kali ia memiliki pakaian tidur seperti ini, sangat menjijikkan baginya karena itu terlihat seperti milik wanita-wanita nakal yang menjajakan tubuhnya di forum Online. Zevana memutar bola matanya jengah apa yang bisa ia harapkan dari seorang Maxime Abiezer yang mesum itu, karena rasa kantuknya ia pun tak mempermasalahkan itu terlebih tak akan ada yang melihat penampilannya ini.
Zevana pun memilih untuk merebahkan tubuhnya dan pergi tidur karena besok akan menjadi hari yang sangat melelahkan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Halimah Ahong
pnasarn dgn crita ny 😊
2021-04-19
0
bundA&M
lanjut
2021-03-28
0
Rini
Bagus bnget cepetan di up lg yaaaaaaa
2021-03-15
2