Seperti sebelumnya pria itu tak melepaskan tangannya dari pinggang Zevana, mereka kembali memasuki area pesta hingga suara dari seorang pria asing bagi Zevana menghentikan langkah mereka.
“Hey Max” sapa seseorang di belakang mereka yang membuat keduanya berpaling untuk melihat siapa pria itu.
Di sana terlihat seorang pria yang bisa di bilang sangat mirip dengan Maxime, sedikit mirip di bagian wajahnya, bola mata yang sama berwarna hitam pekat, rambut coklat yang lebih pendek dari Maxime dan sayangnya pria itu tak hot seperti atasannya.
“Hey Miller” sapa Maxime balik
Zevana hanya menampilkan senyuman bisnisnya kepada pria itu karena Maxime mengenalinya, ia pun mengira pria itu adalah salah satu rekan bisnis atasannya itu. Namun detik berikutnya ia di buat terperangah saat mendengar pria itu menyapanya, tak heran kenapa ia merasa pria itu mirip dengan Maxime.
“Hay adik ipar, senang bertemu denganmu. Aku Miller saudara iparmu” ucap pria bernama Miller itu mengulurkan tangannya.
Zevana sedikit terperangah namun ketika pria itu mengulurkan tangannya ia pun ingin segera menjabat tangan itu namun sebelum itu terjadi tangan lain menghentikan gerakannya.
“Ah baiklah, sebenarnya aku...”
“Aku tidak melihatmu sebelumnya” ucap Maxime menahan tangan Zevana dan memotong omongan wanita itu.
Miller tetap tersenyum sembari menarik kembali uluran tangannya “Aku berada di sini sejak awal bahkan sebelum kau, sepertinya kau terlalu sibuk dengan adik iparku sampai tak melihatku di sini” sindirnya.
“I-itu sebenarnya ada yang ingin saya katakan tent...” ucap Zevana yang kembali dihentikan oleh Maxime.
Maxime menggenggam erat pinggang Zevana seakan mengatakan untuk tetap diam “Miller tolong rahasiakan yang kau dengarkan dan pertemuanmu hari ini karena dia tidak ingin anggota keluarga tau tentang ini begitu saja. Kami sudah merencanakan pertemuan keluarga jadi sampai saat itu tolong rahasiakan semua ini” ucap Maxime tersenyum namun kata-katanya penuh perintah.
Zevana terkejut mendengar hal itu ternyata atasannya ini sangat ahli berbohong, ia ingin mengatakan kebenarannya namun Maxime terus menghentikannya.
“Sayang bukankah tadi kau bilang lelah dan ingin pulang? Ayo pulang lagi pula ini sudah terlalu larut untukmu”
Zevana ingin membantah semua itu namun ia tak punya keberanian karena cengkeraman erat Maxime di pinggangnya sudah cukup mengancamnya hingga membuatnya sedikit menggeliat di dalam pelukan pria itu.
“Ya itu benar, sebaiknya kau mengantar adik iparku pulang karena ini sudah cukup larut” ucap Miller yang masih berada di sana bersama mereka.
Setelah berpamitan singkat mereka pun perlahan pergi menjauh dari area pesta itu menuju luar gedung yang kini mobilnya sudah terparkir di sana menanti kedatangan mereka.
Maxime tak melepaskan tangannya meskipun kini mereka sudah berada jauh dari area pesta dan Zevana menahan amarahnya dengan sangat baik karena ia tak ingin membuat keributan dan mengundang perhatian banyak orang.
Zevana sangat membencinya entah kenapa ia seakan di perlakukan seperti seorang wanita bodoh yang hanya diam menuruti semua akal gila atasannya itu, ia mencoba bersabar menunggu Maxime menjelaskan semuanya namun mulutnya sudah sangat gatal ingin menjelaskan bahwa mereka tidak menikah. Maksudnya, tidak akan pernah menikah!
Saat tiba di depan mobil dengan kasar Zevana melepaskan dirinya dari Maxime saat pria itu baru saja ingin melepaskan pelukannya dan pria itu hanya tersenyum miring sembari menggelengkan pelan kepalanya.
Seperti yang dikatakan Maxime sebelumnya Zevana benar-benar menahan semuanya dalam diam dan jika dilihat ia akan segera meledak saat tiba di apartemen Maxime nanti, Zevana yang awalnya hanya diam sembari melihat keluar jendela mulai menatap tajam Maxime saat pria itu berbicara dengannya.
“Apa kau selalu membantah seperti itu, bukankah aku sudah mengatakan untuk tidak mengatakan apa pun? Tapi apa yang kau lakukan tadi, kau ingin mengungkapkan semuanya pada Miller?” tanya Maxime.
“Kita akan membicarakan semua ini di penthousemu jadi sampai saat itu tiba simpan semua pertanyaanmu” ucap Zevana ketus mencoba meniru gaya bicara Maxime.
Zevana sengaja mengatakan itu untuk membuat Maxime merasakan perasaan kesal yang sama dengannya namun yang terjadi entah bagaimana bisa kini ia sudah berada di pangkuan pria itu dengan tangannya yang berada di dada bidang Maxime hanya dengan satu tarikan darinya.
“Let me tell you something Ms. Afsheen, aku mengendalikan segalanya seperti yang kau tau aku berada di atasmu. Jadi kau...” ucap Maxime menatap tajam Zevana dengan mata hitamnya itu.
“Jangan pernah berpikir untuk mengatakan pada siapa pun tentang kebenarannya karena jika tidak kau tidak akan pernah bisa membayangkan apa yang akan kulakukan kepadamu dan mungkin juga YOUR FAMILY!” ancam Maxime menekankan kata keluarga
Sialan! Ancaman diiringi tatapan tajam dan suara berat dari Maxime membuatnya sedikit merinding dan takut, entah kenapa pria itu membuatnya sangat yakin bahwa itu bukan hanya sekedar ancaman dan pasti akan ia lakukan jika Zevana tidak mendengarkannya.
Zevana menelan salivanya dengan susah payah “Jadi sayang sekarang katakan apa alasanmu hingga ingin mengatakan kebenaran itu pada Miller?” tanya Maxime menyelidik.
“A-aku aku kesal denganmu k-karena tak mengatakan apa pun sebelumnya d-dan mengumumkan sesuatu yang sangat mengejutkan seperti itu” ucap Zevana takut-takut meskipun sedang menunduk namun kepalanya terasa panas karena tatapan tajam pria arogan ini.
“Baiklah aku akan memaafkanmu untuk itu dan sekarang dengarkan aku” ucap Maxime mengangkat dagu Zevana untuk menatap matanya.
“Aku akan mengatakannya namun kau harus menjawabku saatku bertanya, mendengarkanku dengan baik saat kubicara dan menuruti semua perkataanku saatku memerintahmu. Dan yang terpenting jangan membuatku mengulang perkataanku untuk kedua kalinya” perintahnya.
Zevana hanya mengangguk ia bahkan tak terpikir bahwa kini ia bagai sapi yang ditusuk hidungnya menuruti semua perintah atasannya itu.
“Jawab aku!”
“B-baik”
“Tuan kita sudah tiba” ucap sopir pribadinya sembari menurunkan sebuah layar privasi.
Pintu mobil terbuka mereka pun keluar dari sana, Maxime mengucapkan terima kasih pada sopirnya begitu pula Zevana. Zevana mengikuti langkah Maxime menuju lift dan betapa terkejutnya saat melihat angka lantai yang akan mereka tuju saat ini.
Mereka menuju lantai 60, apa kau bisa mempercayai itu? Sebuah penthouse? Sebenarnya seberapa kaya pria di sampingnya ini.
“Oh ayolah Zevana dia seorang miliarder dan yang penting saat ini bukan penthouse tapi nasibmu” rutuknya dalam hati.
Setelah beberapa menit di dalam lift akhirnya pintu itu pun terbuka mereka berada di lantai enam puluh, Zevana mengikuti langkah besar Maxime yang menuju sebuah satu-satunya pintu yang berada di lantai tersebut. Sialan! Tempat tinggalnya sangat mengganggu pikiran Zevana.
“Ayo fokus Zee” ucapnya “Jangan pikirkan hal lain dan cukup katakan saja padanya bahwa kau tidak ingin bertunangan dengannya” ucapnya dalam hati.
Ya, hanya itu yang harus ia lakukan memperjelas batasan dan status mereka yang tidak boleh dan tidak mungkin bisa lebih dari sebatas atasan dan bawahan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
💞Biim 💞
jangan2 zeevana wanita yg pernah membuat maxime tertarik dulu
2021-11-20
0
Mara
👍👍👍👍👍👍👍
2021-04-29
0
Jungkook wife
like
2021-03-14
1