“Um? Aku tidak sedang memikirkan apa pun” ucap Zevana ikut berbisik, ia tidak mungkin mengatakan bahwa ia baru saja memikirkan pria itu.
Maxime tersenyum miring “Benarkah begitu?”
“Y-ya”
“Lalu katakan pendapatmu tentang ucapanku tadi” ucap Maxime menyeringai.
Seketika Zevana tertegun ia sama sekali tidak tahu tentang apa yang sejak tadi dikatakan pria itu karena ia terlalu sibuk dengan pikirannya, ia menjadi kelabakan tak tau harus berkata apa.
Suara tawa kecil samar-samar terdengar, ya itu Maxime yang menertawainya “Kau sangat lucu, apakah kau memikirkanku?” godanya.
“M-memikirkanmu? U-untuk apa aku memikirkan orang yang jelas-jelas berada di sebelahku” elak Zevana tak ingin ke tangkap basah sedang memikirkan atasannya itu.
“Sebenarnya apa yang kita lakukan di sini?” tanya Zevana acak mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Kau sungguh bertanya karena tidak tau?” tanya Maxime yang mendapat anggukan dari Zevana.
Maxime mengarahkan tubuh Zevana ke panggung dan mulai berbisik dari belakang tubuhnya sembari menunjuk panggung tersebut “Setelah pria itu giliran aku yang berdiri di sana dan tugasmu hanya menepati janjimu yang sebelumnya” jelas Maxime.
Zevana tak mengerti sama sekali apa hubungannya dengan Maxime yang akan naik ke atas pentas itu, entah kenapa itu membuatnya sedikit takut jika atasannya itu mengatakan sesuatu yang tak masuk akal terlebih tentang janji mereka sebelumnya Apa pun yang Maxime katakan ia harus menyetujuinya.
“Aku akan membuat pengumuman di atas sana jadi tepati janjimu untuk menyetujui semua perkataanku dan jangan membantahnya karena ini perintah terakhirku untuk hari ini” jelas Maxime lagi.
“Itu terdengar mengerikan, kau membuatku jadi takut”
“Tidak sayang, jangan takut. Kau akan baik-baik saja” ucap Maxime meyakinkan Zevana
Tak lama kemudian pria di atas sana mengakhiri obrolannya dan kini Maxime yang berada di belakangnya membalik tubuh Zevana untuk menghadap ke arahnya sembari memegang kedua pundak Zevana.
“Kau hanya perlu menepati janjimu dan percayalah padaku, oke?” ucapnya sembari mengedipkan matanya sebelum melangkah pergi menuju panggung.
Jujur saja Zevana sedikit takut memikirkan apa yang akan dikatakan pria itu di atas sana karena dari perjanjian mereka ia berpartisipasi cukup penting dalam pengumuman itu karena harus menyetujuinya, tapi ia juga sedikit bingung karena Maxime memintanya untuk tidak takut karena ia akan baik-baik saja dengan artian pengumuman itu tidak akan merugikannya ataupun mempermalukannya.
“Selamat malam semuanya, saya harap Anda sekalian dalam keadaan baik dan selamat menikmati pesta dengan nyaman. Um, saya tidak berniat untuk menyita waktu Anda lama namun saya memiliki suatu pengumuman penting untuk dikatakan” ucap Maxime memberi jeda.
Beberapa orang terdengar berbisik dan yang lainnya fokus menatap Maxime yang berada di atas sana termasuk Zevana yang sedari tadi menatapnya gelisah.
“Aku akan menikah”
Deg! Perkataan Maxime sukses membuat para tamu yang ada di sana heboh dan bertanya-tanya siapa yang akan menikah dengan seorang Maxime Abiezer. Berbeda dengan tamu lainnya Zevana justru terdiam dan hatinya terasa sedikit sakit mendengar itu dan bertanya-tanya kenapa Maxime repot-repot membawanya kemari.
“Apa wanita itu wanita yang ia kenal? Kenapa harus membawaku kemari sebagai partnernya, apa ini caranya mempermalukanku? Apa dia hanya ingin mengenalkanku dengan calon istrinya?” tanya Zevana dalam hati yang setiap pertanyaannya membuat hatinya terasa amat perih.
“Dan wanita beruntung yang memenangkan hatiku adalah wanita cantik bergaun merah di belakang sana” ucap Maxime menunjuk ke arah Zevana sembari tersenyum manis.
Zevana melihat ke kiri-kanannya untuk memastikan siapa wanita yang di maksud oleh Maxime namun seketika ia menjadi malu dan menundukkan kepalanya karena pandangan tamu di sana terarah kepadanya.
Oh My God! Apa yang sebenarnya pria itu katakan? Kenapa harus menunjuknya, ia bahkan tidak tahu harus bagaimana menangani situasi ini terlebih lagi pria itu bahkan tak pernah mengajaknya untuk menikah.
Apa ini hanya sandiwara? Apa mungkin di antara tamu ini ada yang tak ia sukai karena itu ia memintanya untuk menyetujui semua ucapannya? Apa ini maksud dari janji itu.
Zevana mengangkat kepalanya perlahan dan masih banyak mata yang menatap ke arahnya dan ia hanya bisa tersenyum seakan semua perkataan Maxime itu benar adanya, Maxime perlahan beranjak turun dari panggung itu berjalan menuju ke arahnya.
Tapi kenapa??? Mereka bahkan tidak akur. Kenapa Maxime dengan nekat mengumumkan hal yang bahkan tidak benar adanya itu? Dan untuk Zevana di balik senyuman canggungnya itu kepalanya terasa ingin pecah memikirkan jawaban dari semua pertanyaan yang memenuhi pikirannya itu.
Kini Maxime berada di hadapannya dan seketika tangan pria itu kembali berada di pinggangnya dan membawanya untuk melangkah keluar dari ruangan tersebut. Banyak mata yang memandang kini mereka benar-benar menjadi pusat perhatian meskipun begitu ia harus mendapat penjelasan dari situasi ini.
“A-apa yang sebenarnya kau lakukan?” tanya Zevana berbisik tak terima sembari mendongakkan kepalanya menatap Maxime
“Tenanglah aku akan menjelaskannya nanti, menghadaplah ke depan” perintah Maxime
Zevana tak menurutinya “Tidak, kita harus bicara. Kau memintaku untuk menyetujui semua omong kosongmu ini, apa kau gila?” bentaknya dengan berbisik.
Maxime mencengkeram erat pinggang Zevana dan berbisik “Tetaplah menghadap ke depan!”
Maxime membawanya ke sebuah taman indah yang juga berada dalam kawasan mansion itu, ah lupakan tentang taman indah itu karena kini ia benar-benar sedang marah.
“Sebenarnya apa yang kau katakan? Kenapa harus aku, kita bahkan tidak sedekat itu untuk menikah. Sebenarnya permainan apa yang sedang kau mainkan?!” tanya Zevana tak berhenti mencerocos.
Zevana bahkan tak memberi jeda untuk Maxime berbicara karena kini ia kembali bertanya “Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya? Apa kau sengaja melakukan semua ini karena itu juga kau memintaku untuk berjanji menyetujui semua ucapanmu?” kesalnya.
Maxime hanya berdiri diam sembari menatap Zevana dengan wajah datarnya saat wanita itu membombardirnya dengan berbagai pertanyaan.
“Kenapa kau tidak menjawabnya? Apa tidak ada alasan untukmu mengatakan omong kosong itu? Kau mengerjaiku?!” tanya Zevana lagi menggebu-gebu.
Maxime tetap diam. Diam pria itu membuat Zevana menyimpulkan bahwa benar Maxime hanya ingin mengerjai dan mempermalukannya. Jujur ia ingin menangis saat ini karena hatinya jauh lebih sakit dari sebelumnya, tangannya dengan sendirinya bergerak memukul-mukul dada pria di hadapannya itu.
"Bagaimana kau bisa melakukan ini! Apa aku melakukan kesalahan besar sampai kau memperlakukanku seperti ini? Apa salahku kenapa kau melakukan semua ini?".
Zevana terus membenturkan tangannya ke dada Maxime, ia memukul pria itu sekuat tenaganya melampiaskan kemarahannya berharap itu menyakitinya dan menyadari apa yang baru saja ia lakukan tapi Maxime justru tetap diam tak terpengaruh.
Saat hampir terisak tangannya di tahan oleh Maxime dan ditarik untuk mendekat ke arahnya, sangat dekat bahkan jika ia memajukan wajahnya ia bisa mencium pria itu tapi ia tak ingin melakukan itu karena kini ia terlihat menyedihkan dan pria di hadapannya ini terlihat menjijikkan.
“Kita akan membicarakan semua ini di penthouseku setelah pestanya selesai jadi bersabarlah saat waktu itu tiba. Jadi sampai saat itu berperanlah sebagai wanita beruntung itu dengan totalitas karena ini juga bagian dari perintahku” ucap Maxime.
Itu terdengar sangat kejam bahkan tak hanya perkataannya wajah datarnya membuat hati Zevana sangat terluka “Kenapa Anda sangat yakin jika saya akan menuruti semua perkataan Anda? Bagaimana jika saya tidak setuju dan tidak ingin melakukannya lalu mengatakan pada semua orang tentang kebenarannya?” tanya Zevana kembali berbicara formal.
Maxime tersenyum miring “Karena kau sudah berjanji sebelumnya dan kupikir kau bukan tipe wanita yang suka mengingkari janji”
“Lupakan itu kita akan membahasnya nanti, kita sudah terlalu lama meninggalkan pesta. Ayo kembali!”
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Nur LloVve
Di tunggu feedback nya yah kak.Kalo udah feedback komen aja yah,ntar aku kasih vote karya kakak.
#I'm A Special Girl
2021-03-13
1
Jungkook wife
Like
2021-03-12
1
Susi Yati
aduh penasaran bnget nic, digantungi ma author, entah kpan akan datang up slanjutnya
2021-03-12
1