“Arghhh! Aku benci orang itu, kenapa aku harus pergi ke pesta itu bersamanya? Apa-apaan dia menolak ajakan kencan William, meskipun aku tidak nyaman tapi kan pria itu lumayan!” ucap Zevana menggerutu sepanjang jalan, mulai dari ia membuka pintu rumahnya.
Setelah makan siang tadi karena Maxime tidak ada jadwal lainnya Zevana pun di perbolehkan untuk pulang terlebih dahulu karena perlu mempersiapkan diri untuk pesta nanti malam, meskipun agak berlebihan untuk bersiap dari sekarang tapi Zevana menerimanya dengan senang hati setidaknya hari ini ia tidak seharian menatap wajah pria arogan itu.
Zevana membersihkan tubuhnya terlebih dahulu setelahnya barulah ia merebahkan dirinya di atas kasur empuknya “Hah, menjengkelkan sekali” ucapnya dan tak lama bergolek di tempat tidurnya ia pun hanyut ke alam mimpi.
Setelah tiga jam berlalu suara bel membangunkan Zevana dari tidur siang yang singkat namun nyenyak itu, dengan malas ia mencoba bangkit dari tidurnya karena kini sudah dua kali bel rumahnya di tekan oleh seseorang. Zevana meraih ponselnya melihat tidak ada notifikasi panggilan sudah pasti yang ada di depan sana bukan orang yang di kenalnya dan yang sudah pasti lagi itu bukan Justin karena pria itu mengetahui akses masuk rumahnya.
Ia bangkit dari kasurnya berjalan malas menuju pintu apartemennya namun saat pintu terbuka ia tidak melihat siapa pun di depan sana dan hanya dua buah paket tertumpuk tergeletak di depan pintunya.
“Ah sepertinya ini dress yang dikirimkan pria arogan itu” gumamnya pelan kemudian membawa masuk paket itu.
Zevana meletakkan paket tersebut di atas kasurnya dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu dan setelah tiga puluh menit membersihkan dirinya Zevana pun keluar dengan baju mandinya.
Zevana menggunakan berbagai serum untuk wajahnya kemudian berjalan menuju kasurnya untuk mengenakan pakaian yang dikirimkan oleh Maxime. Ia perlahan mulai merobek bungkus paket itu dan membuka kotaknya terlihatlah sebuah gaun merah dengan punggung yang terbuka yang memberi kesan vulgar jika dikenakan.
“Kenakan ini nanti malam, jangan mempermalukanku karena salah kostum nantinya. WAJIB!!”
Zevana menggeram marah “Arggh! Pria mesum itu!”
Zevana sangat membenci situasi ini gaun merah itu terlihat sangat cantik dan mewah semua wanita pasti akan menyukai gaun ini tapi ia tidak menyukainya karena gaun itu mengekspos seluruh punggungnya.
Ia terus merutuki atasannya itu sembari membuka paket kedua yang di dalamnya terdapat sebuah high heels berwarna silver dengan hiasan manik berwarna hitam dari brand Cha**l merek terkenal impian semua wanita.
Jika dikenakan bersama maka ini akan jadi outfit yang mengesankan tapi ini tidak bisa dikenakan karena bagian pinggang yang terbuka itu, lebih tepatnya ia benci gaun ini tapi ia tetap harus menggunakannya.
Setelah bergumul dengan pikirannya Zevana pun memutuskan untuk menggunakannya saja karena ia tidak ingin malu jika sampai salah kostum nanti, ia tetap berusaha untuk berpikiran positif bahwa tidak ada alasan lain bagi atasannya itu untuk memberinya gaun seperti ini.
Zevana mulai merias wajahnya agar terlihat lebih cantik kemudian menggunakan gaun tersebut, ia terus berada di depan cermin untuk mengecek penampilannya setelah beberapa kali memastikan penampilannya bel rumahnya kembali berbunyi.
Zevana menoleh ke jam kecil di samping tempat tidurnya mulutnya ternganga tak sadar jika sekarang sudah jam setengah tujuh malam, ia mengecek kembali penampilannya untuk terakhir kalinya kemudian dengan sedikit tergesa ia berjalan menuju pintu rumahnya.
Dengan cepat Zevana membuka pintu rumahnya karena tidak ingin mendengar omelan atasannya itu namun saat pintu itu terbuka bukan Maxime yang berada di sana namun seorang pria berseragam ia adalah sopir pribadi Maxime.
“Selamat malam Ms. Afsheen, Tuan Maxime menunggu Anda di dalam mobil” ucap pria itu sopan “Anda sudah selesai? Ingin pergi sekarang?” tanyanya lagi.
Zevana menganggukkan kepalanya sembari tersenyum “Baiklah, ah sebentar aku akan mengambil tas genggamku” ucapnya berlari memasuki kamarnya.
“Ayo” ujarnya
Ketika sampai di mobil sopir itu membukakan pintu bagian belakang untuk Zevana dan saat itu terbuka terlihat sosok yang sedari tadi ia rutuki duduk dengan menopang dagunya sembari memperhatikan ponselnya, entah kenapa kalau boleh jujur Maxime terlihat sangat tampan malam ini.
Gila? Namun itulah yang sedang terjadi saat ini, pria mesum arogan itu sangat-sangat tampan.
Mobil perlahan mulai bergerak namun sejak saat ia memasuki mobil itu hingga sekarang pria arogan itu tak mengajaknya berbicara bahkan ia tak menoleh ke arahnya sedikit pun, entah apa yang diperhatikannya di ponsel tersebut. Zevana merasakan keheningan dan kecanggungan yang luar biasa, tidak tahu harus berbuat apa dengan situasi ini Zevana pun memilih untuk memainkan ponselnya yang baru ia keluarkan dari dalam tas genggamnya itu.
Saat memainkan ponselnya matanya tertuju pada tanggal hari ini seketika termenung besok adalah akhir pekan memikirkan tidur seharian membuatnya menghela nafas sembari menyandarkan kepalanya ke kursi mobil tanpa mengingat siapa yang berada di sebelahnya.
“Zevana” panggil seseorang, ia mendengarnya namun tubuh dan mulutnya dim tak menanggapi panggilan itu.
“Zee” panggilnya sekali lagi.
Suara itu sangat jentelmen sangat menghibur telinganya saat pikirannya ter pusatkan barulah ia sadar lalu duduk tegak sembari menoleh ke arah atasannya itu yang juga sedang menatapnya.
“Aku membutuhkanmu” ucap pria itu membuat Zevana menatapnya sembari mengernyitkan keningnya.
“Saat tiba di sana apa pun yang aku katakan kau harus menyetujui semua ucapanku tanpa membantahnya sedikit pun, apa kau mengerti?” sambungnya berbicara dengan serius yang terdengar dari intonasi suaranya.
Zevana yang mengartikan bahwa akan ada situasi genting di sana hanya menganggukkan kepalanya setuju “Ya, tentu saja” ucapnya.
“Ingatlah apa pun yang aku katakan di sana jangan membantahnya cukup percayakan semuanya padaku, jika tidak aku berjanji akan membuat hidupmu terasa seperti di neraka dan akan kupastikan bahkan Justin tidak akan bisa membantumu” ancam Maxime menatap sinis Zevana.
Zevana sedikit jengkel dengan pria itu karena sudah membutuhkan bantuannya tapi malah mengancamnya seperti ini namun ia tak membantahnya karena ancaman itu terdengar serius dan menakutkan.
“Ya” ucap Zevana sembari menganggukkan kepalanya dan kemudian Maxime kembali memainkan ponselnya hingga sampai di tempat tujuan mereka tidak ada lagi pembicaraan.
Perjalanan yang dipenuhi keheningan dan kecanggungan itu memakan waktu hampir satu jam dan kini akhirnya mereka pun sampai di tempat tujuan, di depan sebuah mansion besar yang sangat indah bahkan dari luarnya saja apalagi jika sudah masuk ke dalamnya mungkin ia akan terlihat norak dan terkagum-kagum akan keindahan mansion ini dan ini pertama kali baginya melihat rumah mewah seperti ini.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
💞Biim 💞
pasti maxime didesak suruh cari istri
2021-11-19
0
Jungkook wife
Hadir kak dari "Istri yang Terabaikan" ditunggu Feedback nya kak
2021-03-10
2
Ama
Next kak...
mampir jg ke novelku
"hanya istri siri"
2021-03-10
1