Maxime merasa kesal makannya terganggu karena kedua orang yang berada di meja itu terus saja saling menatap dan tersipu malu, apa mereka pikir sekelilingnya tidak akan menyadari hal itu makanya berkali-kali saling curi pandang seperti itu. Yang jelas yang sekarang sedang mereka lakukan itu sangat mengganggu ketenangannya.
Bukankah ini pertama kalinya mereka bertemu? Lalu apa ini apa mereka sedang melakukan pendekatan atau jatuh cinta pandangan pertama? Hah apa pun itu ini pertemuan bukan kencan dan tanpa ia sadari tangannya bergerak dan terhenti di atas paha Zevana.
Ia dapat melihat gadis itu tersentak kaget saat tangannya mendarat tepat di pahanya dan Zevana menatapnya tajam namun ia tetap memasang wajah datar seolah tak terjadi apa-apa.
Dan detik berikutnya Zevana mencoba untuk menjauhkan tangannya tak ingin kalah Maxime justru menggeser tangannya sedikit naik ke atas sehingga membuat Zevana terpekik tertahan yang membuatnya tersenyum menyeringai.
Tahu bahwa Zevana tidak akan berani mengatakannya jadi ia hanya bersikap santai seperti tak terjadi apa pun di sana dengan tangannya yang masih setia di sana.
“Kau baik-baik saja Ms. Afsheen?” tanya William
“Y-ya tentu saya baik-baik saja, tiba-tiba teringat satu hal jadi tanpa sadar... Ah maafkan saya” ucap Zevana.
Zevana memotong ucapannya karena ia tidak tahu ingin beralasan apa saat ini karena tidak ada alasan yang masuk akal terlintas di pikirannya, untuk berkata jujur itu tidak akan pernah mungkin ia katakan apalagi pria mesum itu memasang raut wajah tidak tahu menahu seperti itu.
Maxime kembali menggerakkan tangannya lebih tinggi di paha Zevana dari sebelumnya, ia menghentikan tangannya tepat di pertengahan bagian paha wanita itu kemudian ia mengelus pelan paha Zevana dengan ibu jarinya. Ia tahu dan sangat paham kalau ini bisa dikatakan pelecehan tapi ia sama sekali tidak ingin menjauhkan tangannya dari sana.
“Jadi Max, bagaimana keputusan akhir dari pertemuan ini?” tanya Mr. Richard saat semuanya sudah selesai menyantap hidangan utama mereka.
“Tentu saja akan kami lakukan, saya percaya dengan Anda karena sejak awal Anda tidak pernah memberikan sesuatu jika itu bukan yang terbaik” jelas Maxime tersenyum.
Setelah berbincang kecil makanan penutup pun di sajikan dan kami semua menikmatinya dengan santai, dan ya tangan Maxime masih berada di paha Zevana. Ia tahu jika wanita itu merasa sangat tidak nyaman tapi ia tetap tidak ingin menyerah dan menjauhkan tangannya.
Mereka semua makan dalam diam hingga akhirnya William membuka suara “Ms. Afsheen...” ucapnya terpotong
Zevana yang awalnya menunduk sembari menikmati hidangan penutup dengan tidak nyaman itu mengangkat kepalanya lalu menatap ke arah William “Anda bisa memanggil saya Zevana” ucapnya
“Baiklah Zee, aku ingin tau apa kau ingin pergi berkencan denganku malam ini?” tanya William to the point.
Zevana sedikit kaget pertama karena pria itu memanggil namanya dengan kata ‘Zee’ dan kedua karena ajakan kencannya itu tapi perlu diketahui tidak hanya Zevana pria yang di sebelahnya pun kaget dan sedikit membelalakkan matanya.
“Tidak bisa. Maksudku malam ini Zee memiliki janji denganku karena ada acara yang harus kami berdua hadiri” ucap Maxime sengaja menekankan kata ‘Zee’ dan ‘kami’ saat wanita itu membuka mulutnya ingin bicara.
Jujur saja ia tidak ingin Zevana pergi berkencan dengan pria itu bahkan mendengarnya saja itu sudah tidak masuk akal dan ia tidak berbohong tentang mereka yang akan menghadiri sebuah acara malam ini hanya saja sebelumnya ia tidak memiliki rencana untuk membawa Zevana tapi setelah semua ini ia menjadi harus membawa Zevana bersamanya.
“Ah benarkah? Sepertinya timingnya kurang pas” ucap William yang di angguki Zevana, pria itu terlihat sedikit kecewa namun Maxime sangat senang.
Maxime merasa bangga dengan dirinya tapi sepertinya Zevana juga tidak menyukai pria itu karena sedari tadi ia memainkan jariku dengan kukunya seakan tak nyaman dengan situasi saat ini dan seperti meminta bantuan.
Karena merasa semua sudah selesai bahkan inti pertemuan ini sudah di bicarakan Maxime pun mengajak Zevana untuk segera pergi dari sana “Bagaimana Zee, kau sudah selesai? Kurasa kita sudah harus kembali ke kantor” ucapnya sembari melirik ke arah jam tangannya.
“Y-ya, baik tuan” ucapnya sedikit kaget dan langsung menjauhkan tangannya yang memainkan jari-jari Maxime lalu menutupinya dengan sebuah senyuman canggung
“Bagaimana jika kita undur diri juga Will?” tanya Mr. Richard pada putranya itu, sepertinya mereka juga tidak ingin membuang-buang waktu dan memutuskan untuk beranjak dari sana juga.
Mereka semua berdiri dan saling berjabat tangan sebelum benar-benar pergi dari sana, Zevana dan Maxime keluar lebih dahulu dari restoran tersebut setelah membayar tagihan.
Sesaat setelah sampai di mobil terdengar teriakan yang cukup lantang di sana “What The Fxxk! Apa Anda sudah gila?!” pekik Zevana marah.
Maxime sedikit tersentak kaget begitu juga dengan sopirnya karena Zevana tiba-tiba berteriak “Apa maksudmu?” tanya Maxime mencoba tenang.
“Apa maksudmu?” tanya Zevana mengulang perkataan Maxime “Apa Anda pikun? Bahkan ini belum satu jam berlalu bagaimana Anda tidak mengingatnya, apa Anda terbiasa melecehkan perempuan seperti itu?” ucap Zevana marah.
“Melecehkan?” tanya Maxime tak senang, meskipun ia tahu itu sama saja bentuk pelecehan tapi ia tetap tak ingin mengakui kesalahannya apalagi meminta maaf.
“Lagi pula apa hak Anda untuk menolak ajakan kencan William? Kenapa Anda harus mengatakan kebohongan itu, saya tidak akan ikut dengan Anda”
Maxime menyeringai “Apa kau sungguh ingin berkencan bersamanya? Di saat seperti ini kau hanya perlu berterima kasih padaku karena telah menyelamatkanmu”
“Tanganku bergerak sendiri karena saat itu kupikir aku harus melakukannya dan aku tidak berbohong tentang pesta malam ini karena kau harus ikut denganku” ucapnya tak terbantahkan.
“WHAT??? Apa Anda terbiasa memutuskan sesuatu sesuaka hati Anda sendiri? Saya tidak akan pergi dan tidak ada alasan untuk saya pergi bersama Anda ke pesta apa pun itu” tegasnya.
“Karena malam ini aku pergi sebagai CEO Maxmillions Company maka kau juga harus hadir sebagai Sekretarisku” ucap Maxime tak kalah sengit.
Zevana hanya menghela nafasnya kasar dan tak mengatakan apa pun setelahnya. Maxime sedikit lega karena tidak harus mendengar ocehan dari wanita itu lagi setelah yang terjadi sebelumnya antara Zevana dan William suasana hatinya benar-benar buruk.
William, pria itu sangat tidak profesional. Sudah jelas itu pertemuan bisnis ia malah mencampurkannya dengan masalah personalnya, Maxime sangat tidak menyukai pria itu.
Dan untuk Zevana, wanita itu terlihat seperti membutuhkan seorang pria di sisinya untuk menjaganya karena jika tidak wanita itu akan hancur begitu saja. Entah kenapa ia mempunyai naluri yang kuat untuk segera menjaga wanita itu dan berbicara tentang ajakan kencan William? Pria itu sangat tidak cocok jika bersama Zevana berbeda dengan dirinya.
Meskipun wanita itu tak mengatakan apa pun tentang tipe idealnya tapi yang jelas bukan pria seperti William, entah kenapa ia menjadi seserius ini tapi yang pasti ia tak suka gabungan antara Zevana dan William itu.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
ℓ ι ƒ ι α 💕
mulai cemburu nih babang maxime, 😂😅
2022-01-02
0
💞Biim 💞
aish bang maxime cemburu bilang aja 😅
2021-11-19
0
Mara
seru👍👍👍👍👍
2021-04-29
0